Bagian 3

9 3 0
                                    

   Akhirnya Echa tiba di rumahnya dengan baju basah terkena hujan, ia lupa membawa payung karena ia kira hari ini tidak akan turun hujan dan naas nya hujan tiba-tiba saja turun. Alhasil Echa harus pulang dengan berbasah- basahan.
  " Assalamualaikum,tok....tokk...tokk" salamnya sambil mengetuk pintu
Echa tidak langsung masuk, karena baju nya basah dan ia tak ingin Bundanya marah karena lantai basah gara- gara air yag menetes dari seragam Echa. Setelah lumayan lama tak ada sautan dari dalam, Echa mengetuk dan mengucapkan salam ulang dengan suara yang sedikit lantang, mungkin orang didalam rumahnya tidak mendengar, karena suara hujan.
Ketiga kalinya Echa hendak mengetuk,  tiba- tiba pintu terbuka dan nampak sesosok wanita dengan membawa handuk di tangannya,dia adalah Bunda Echa
" Waalaikumsalam, maaf yaa,Echa jadi nunggu lama, tadi Bunda masih ambil handuk, karna Bunda tau pasti kamu pulang dengan kehujanan" ucapnya sambil memakaikan handuk ke pada putrinya
" Kirain tadi Bunda gak denger, Echa juga minta maaf tadi teriak- teriak" jawabnya dengan sedikit cengengesan
" iya, yaudah ayo masuk, kamu langsung mandi yaa,biar gak masuk angin, bunda mau nyiapin makanan buat kamu" Ucap Bunda
" Iya Bun, makasihh, Echa ke kamar dulu ya bun" pamitnya

  Echa langsung berjalan menuju kamarnya, dan ia langsung memasuki kamar mandi,Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian nya Echa langsung menuju Ruang Makan yang sudah tersedia makanan di sana

  Amanda menyiapkan makanan untuk putrinya, setelah selesai menyiapkan makanan, Amanda kembali dengan kegiatannya, yaitu membuat kerajinan dari bahan bekas, yaa.. Bundanya Echa ini memang sangat kretif dan aktif ,dia suka membuat kreasi- kreasi baru, lalu hasilnya terkadang ia pakai sendiri atau ia jual, jiaka ada yang berminat membelinya

  Setelah selesai menyantap makanannya Echa berjalan kedapur dengan membawa piring kotornya, tak lupa jua ia mencuci piring nya, selesai dengan urusan cuci mencuci piring, Echa mengahmpiri Bundanya yang tengah berada di ruang tamu
" Abang belum pulang bun? " tanyanya sambil berjalan menuju Bundanya dan duduk di dekatnya
"Belum, katanya sih tadi mau main dulu di rumah temennya sekalian nunggu hujan reda" jelasnya yang masih fokus dengan kegiatannya
Echa hanya mengangguk, biasanya Echa membantu Bundanya kalau tidak ada kagiatan, terkadang juga kalau ia sempat ia akan curhat masalah sekolah,sahabat, ataupun dia tengah dekat dengan siapa. Echa ingin sekali berbagi cerita ke Bundanya ini  tapi entah kenapa bukan saat ini. Akhirnya Echa bertanya- tanya kepada Bundanya
"Bun,Echa boleh tanya gak?" Tanya nya dengan nada sedikit ragu-ragu , pasalnya Echa terkenal cerewet dan manja di rumah, lain dengan di sekolahnya yang lumayan pendiam
"Boleh,mau tanya apa?" Jawab Bunda
"Emmm.. Bunda dulu punya sahabat gak?" Tanyanya lagi
"Punya,dulu Bunda akrab banget sama sahabat Bunda,sampai kata orang- orang kita itu anak kembar" jelasnya
"Kok bisa?" Echa yang mulai kepo
"Iya,karena kita sering bareng-  bareng terus, dan kata orang-orang kalau keseringan bareng-bareng  terus itu bisamirip lohh, Bunda gak tau juga sih, padahal wajah Bunda sama sahabat Bunda gak ada kemiripan,palingan bodynya aja yang sama" jawabnya
"Truss,Bunda pernah gak sama sahabat Bunda sama-sama suka dengan cowok yang sama?" Entah ini pertanyaan ke berapa bagi Echa
"Emmm... pernah, dulu Bunda sama Sahabat Bunda suka sama 1 cowok yang sama" jawabnya sambil mengingat ingatannya dulu
"Trus Bunda gimana?" Echa yang ingin tau kisah Bunda dan Sahabatnya itu
"Ya gak gimana-gimana" ucapnya dengan kekehan
" maksudnya, Bunda itu ngadepinya gimana? Apa Bunda nyerah demi Sahabat atau engga Bunda perjuangin cinta Bunda" maksud dari pertanyaannya
"Ohh... Yah Bunda nyerahlah" kembali menjawab pertanyaan
"Kenpa Bunda milih nyerah? Kenapa Bunda gak memperjuangin cinta Bunda?" Lagi-lagi Echa melontarkan pertanyaan
"Karena Bunda mau mempertahankan hubungan persahabatan Bunda, Bunda gak mau memulai hubungan yang baru" jelasnya
Namun yang di jelaskan masih belum mengerti yang di maksud Bunda nya
"Echa gak paham bun" ucapnya sambil menggelengkan kepala
"Maksudnya itu, Bunda gak mau kalau hubungan persahabatan Bunda itu hancur cuman gara- gara salah satu dari kita itu egois untuk melakukan hubungan yang baru (dekat dengan cowok itu), nah pasti nanti ada yang iri- iri an tuh, makanya bunda mundur dan nyerah. Kalau salah satu ada yang mundur otomatis gak akan ada pertengkaran, iri-iri an, dan permusuhan. Dan hubungan persahabatan Bunda jadi aman" jelasnya dengan mengusap-usap kepala putrinya
"Hmmm,emang Bunda bisa lupa gitu sama cowok itu?" Bertanya lagi
"Bisa, kalau kita udah berniat buat lupa pasti bisa kok, karena Bunda yakin 'Kalau kita meninggalkan sesuatu dengan maksud yang baik, maka akan di ganti dengan yang baik pula' bahkan lebih baik" ungkapnya dengan senyum hangat
"Contohnya Ayah ya Bun" goda Echa
"Yaaa.. begitulahh.." ucapnya menahan tawa
"Yaudah deh Echa ke kamar dulu ya Bun" pamitnya
"Iya.." jawab sang Bunda

  Sesampainya di kamar Echa  masih mencerna kata-kata yang diucapkan oleh  Bundanya tadi, Bagaimana mungkin Echa bisa bersikap seperti Bundanya yang tegar,  dan lebih memilih sahabatnya itu dibandingkan memperjuangkan cintanya. Mungkin saja, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Termenung cukup lama Echa akhirnya harus memutuskan jika dia akan bernasib sama seperti Bundanya, memperjuangkan sahabat bukan cintanya. Entahlah Echa akan sanggup atau tidak, pasalnya ini  adalah pertama  kalinya ia jatuh cinta, belum bisa  dikatakan jatuh cinta sih,lebih mengarah pada 'Kagum'. Mulai sekarang Echa akan melupakan Reyno, sudah cukup rasa kagumnya terhadap Reyno, sekarang saatnya dia fokus kepada Karin, sahabatnya.








Hallo
Update nihh gaess
Mon maap kalau pendek gaes
Jangan lupa VOMMENT  yaa..
Terimakasih:)

If You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang