05

921 72 1
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Dengan balutan kemeja putih loggar, lengan yang di gulung keatas serta rambut sanggul sedikit berantakan membuat sakura tampak sangat elegan. Tidak lupa kacamata yang tersemat dihidungnya menunjukkan kesan dewasa.

Satu hal untuk sakura

Cantik

Sakura memijat pelipisnya sedikit kuat. Pekerjaan yang menguras tenaga hari ini.

Sakura merapikan semua dokumen yang berserakan di meja. Pekerjaan yang menumpuk membuatnya sedikit pening. Salahkan dirinya yang bodoh mengatakan bahwa ia libur untuk mengurus hikari.

Ckck kepalamu sudah dicuci bocah kecil itu sakura.

Beberapa dokumen ia masukkan kedalam tas. Melampirkan tas selempang di bahu kiri dan keluar dari ruangan. Di perjalanan ia berpapasan dengan ceo perusahaan ternama ini.

"selamat sore tuan rei."ucap sakura sopan. Ia membungkuk sedikit.

"jangan seperti itu sakura. Kau dan aku teman."protes gaara.

Sakura terkekeh.

"baiklah baiklah teman. Aku hanya ingin menyapa atasanku."

"hehh sejak kapan kau mengganggapku atasan? Nona haruno."

"tidak usah bertingkah sopan di depanku wahai nona pencuri kopi."selidik gaara.

Bukannya tersindir sakura malah tertawa. Dia memang memiliki tabiat mengambil kopi gaara saat pria itu menjalani rapat. Salahkan saja bosnya yang sangat pelit hanya membeli dua mesin otomatis kopi. Satu diruangannya dan satu untuk seluruh pegawai yang berada di perusahaan ternama ini.

Ia mendegus melihat sakura tertawa, di dalam lubuk hatinya dia senang melihat gadis itu kembali tertawa.

Pertemuan pertama mereka mungkin sedikit menyedihkan. Ia melihat sakura berdiri di tengah hujan. Penuh luka dan memar. Karena merasa iba ia berinisiatif memberi gadis itu pekerjaan.

Ia merekrut sakura sebagai kepala keuangan ketika masa-masa terpuruk gadis itu dan hasilnya sakura memang pantas berada di posisinya sekarang. Sakura tidak pernah mengecewakan gaara. Sakura bekerja sangat kompeten dan hasil kinerja yang memuaskan.

"haha baiklah tuan gaara yang terhormat aku akan mencuri kopi mu dari jendela lain kali. Selamat sore." sakura bergegas dari sana ia mungkin akan menerima amukan dari gaara.
Gadis itu berlari kecil tanpa menoleh ke belakang.

"huhh dasar gadis pembangkang."ucap gaara disertai kekehan kecil.

***
"ino datanglah ke kafe shimura aku akan menunggumu disini."

"sudah ku katakan aku tidak akan pernah kesana sakura!!!"teriak ino dari seberang telepon. Sahabatnya itu memang hobby sekali berteriak dan mengamuk seperti banteng.

"aku menunggumu disini."

"yakk saku--"

Sakura mematikan sambungan sepihak. Ia tidak ingin mendengar omelan tak berguna ino.

"sepertinya teman mu sangat sensitif padaku sakura." kekeh pria yang meletakkan segelas kopi dan beberapa manisan.

"seperti yang kau lihat sai. Pengaruhmu sangat besar untuk seorang mantan kencan bagi ino."ucap sakura meniup kopi.

"ku harap ia berpikir untuk kembali menjalin hubungan kami sakura. Setelah 2 tahun yang lalu aku masih berharap padanya."

"kau tau ino terlalu naif untuk masalah perasaan."ucap sakura.

Ia tau permasalahan ino dan sai.

2 tahun yang lalu. Ino datang padanya menagis tersedu-sedu karena melihat sai tidur dengan wanita lain di apartemen lelaki itu.

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang