Sejak lahirnya bangsa ini memang yang namanya demokrasi sudah dipakai, entah itu demokrasi terpimpin, demokrasi perwakilan, atau hingga saat ini menjadi demokrasi langsung.
Di era yang sudah lalu menjadi kritikus adalah hebat. Kenapa?
Ya, coba saja kamu jadi kritikus ketika itu. Tidak mungkin? Ya, sudah baca sedikit sejarah. Susah? Ya, sudah coba ngobrol-ngobrol sedikit di warung kopi dengan orang yang mengerti. Gak mau? Ya, sudah tidak usah dilanjutkan bacanya.Di era saat ini apakah kritikus masih seorang yang hebat? Ya, bisa jadi ya bisa jadi tidak.
Ya, karena mengkritik adalah memberikan penilaian, yang mana jika penilaian itu berisi bisa dijadikan masukkan. Masukkan yang berisi bisa jadi bernilai. Kalau memang bernilai masa mau diabaikan? Mau maju atau tidak nih?!
Tidak, karena kritik hanya kritik. Kritik aja, kritik lagi dan kritik terus. Kritik titik, yang mana jika terus begitu di mana letak hebatnya?
Kehebatan hari ini tidak cukup kalau hanya sampai sebatas mengemukakan kritik. Iya, tidak cukup sampai di situ untuk dikatakan hebat. Ya, hebat, itu dulu. Hari ini? Kamu gak akan tiba-tiba hilang kok setelah mengkritik. Jadi, setelah kritik jangan titik kalau memang mau kemajuan.
YOU ARE READING
MorerandoM
LosowePatahan kata yang saling sambung menyambung menjadi kalimat. Kalimat-kalimat yang bergumul menjadi satuan paragraf. Kumpulan paragraf yang bahu membahu menjelaskan gagasan penulis. ** Peringatan Dini ** 1. Membaca itu meluangkan waktu 2. Waktu meman...