september logs.

1.3 awkward silence

wawancaranya dengan lee minho berjalan lebih normal ... dan lancar daripada yang ia bayangkan. tidak ada rasa canggung, cemas, was-was, wow, bahkan tidak ada kalimat sarkatis yang seungmin lontarkan sepanjang satu jam lebih mereka berbincang.

topik pembicaraan mereka, tentu saja tidak jauh-jauh dari kompetisi yang diikuti lee minho seminggu lalu. hal lain yang mungkin tidak seungmin kira, adalah ia yang mendadak merasa iri dengan pengalaman narasumbernya selama hampir empat tahun di kampus dan koneksi luas yang dimiliki. maklum ya, jiwa-jiwa kompetitif yang dibiasakan padanya sejak kecil masih melekat kuat; jadi tiap mendengar prestasi orang, ia ― walaupun seringnya tidak mengaku terang-terangan ― juga terdorong ingin meraih hal yang sama.

gosip-gosip yang ia dapatkan selama beberapa hari terakhir seperti tenggelam seiring dengan penjelasan santai lee minho tentang pembentukan tim dan konsep, bagaimana awal ia bisa ikut seleksi sampai maju ke babak lebih tinggi, dan serunya ia bertemu dengan teman-teman baru dari penjuru dunia. minho menceritakannya tanpa ada setitik rasa pamer ataupun sombong, pikir seungmin. meski ini adalah pengalaman pertamanya menjadi penanya, ia tahu betul beda narasumber yang memang rendah hati, atau sengaja merendah untuk meninggi. menjadi fotografer bukan berarti cuek terhadap konteks wawancara, justru ia dituntut peka dalam menangkap momentum, mengabadikan emosi natural yang ditunjukkan narasumbernya. jadilah ia 100% mendengar proses tanya jawab tanpa dianggap sebagai penginterupsi.

omong-omong soal foto, ya, ia menjadi agen ganda hari ini. jadi sembari mendengar dan merekam perbincangan dengan lee minho, ia juga menggenggam kamera kuat-kuat di pangkuan. pengaturan dasar kamera, seperti segitiga exposure (seungmin penganut manual fokus garis keras) sudah ia otak-atik dari awal, jadi begitu mendapati minho sedang berbinar atau serius mendeskripsikan kejadian, ia bisa langsung memencet tombol bidik.

tolong rahasiakan ini dari jisung dan felix, tapi lee minho ini memang ... ganteng. tipikal muka idola remaja kekinian. seungmin harus menahan diri tidak menatap narasumbernya terlalu lama. bukan karena ia terpesona lho ya!!! walau harus ia akui, wajar bila orang-orang satu departemen menyebutnya sebagai kami7. wajar juga bila ada banyak pihak yang melihatnya dengan decak kagum, bahkan sampai menyimpan rasa.

"sebenarnya aku bukan team leader atau apa, sih. cuma koordinator programming. nggak tau deh kenapa aku yang diminta buat jadi narasumber, padahal ada kev tuh yang lebih kompeten." ujar minho di tengah penjelasannya soal pembagian tugas di tim. ia menoleh ke belakang, menunjuk pada sosok pemuda yang sedang duduk menghadap layar komputer dengan raut serius. seungmin kira pemuda berkacamata itu asyik berkutat dengan aplikasi 3D atau pemrograman, tapi minho secara tidak langsung menepis dengan celetukan, "duh, kev. main feeding frenzy aja udah kayak mau perang."

(lalu yang bersangkutan pun melirik minho sambil menjulurkan lidah.)

...

begitulah.

salah satu alasan mengapa seungmin jauh lebih tenang menghadapi minho adalah ... mereka tidak dibiarkan berdua dalam satu ruangan. ia sempat menebak-nebak minho memilih spot sepi di kampus mereka yang super duper luas (maaf ya, seungmin belum sepenuhnya hafal semua sudut kampus, masih butuh panduan peta) sebagai tempat wawancara, tapi ternyata ia malah mengajak seungmin masuk dalam "markas" minho dan kawan-kawan yang turut berpartisipasi menyukseskan kompetisi di lantai 5 research center. setidaknya ada tujuh orang yang tercatat sebagai tim resmi, dan di ruangan tempat mereka duduk saat ini, ada minho dan dua orang lain yang sedang sibuk dengan komputer masing-masing. satunya bernama kevin, yang seungmin indra sebagai senior dari departemen teknologi game. sementara satunya lagi bernama changmin, dari departemen yang sama dengan minho. mereka sesekali menyoraki minho ketika sedang menceritakan sesuatu yang terdengar cukup sensasional, seperti drama hilangnya ia dari arena beberapa jam sebelum kompetisi dimulai. seungmin sampai ikut-ikutan tersenyum dan mendapat gambaran sedikit tentang dinamika mereka sebagai tim profesional sekaligus kawan baik.