01 : Pertemuan Pertama

147 32 2
                                    

Sebulan sudah sejak 'aku' di temukan jatuh pingsan di taman belakang. Setelah terbangun, ingatan masa laluku muncul. Dulu aku adalah gadis berumur 21 tahun yang meninggal akibat tenggelam di sebuah danau.

Aku yang saat ini adalah Chiara Aristina Vallen, anak dari Duke Vallen. Seorang gadis muda berusia 8 tahun dengan kecantikan dan keahlian yang sudah dikenal seluruh negeri. Ayah seorang Perdana Mentri sedang ibu adalah anak dari adik kaisar terdahulu.

Semua hal di dunia ini berasal dari sebuah permainan yang sempat kumainkan sebelum aku memutuskan mati. Cinderella and Her Princes, seperti itulah judulnya. Dan jika aku tidak salah menebak, Chiara akan mati saat usianya 17 tahun, karena melakukan percobaan pembunuhan terhadap pemeran utama wanita dalam permainan tersebut.

"Nona? Apa anda baik-baik saja?"

Aku menoleh, menatap Annaㅡsalah seorang pelayan yang mengurusku. "Aku akan berjalan-jalan di taman sebentar."

"Baiklah, saya akan mempersiapkannya."

"Tidak. Aku akan pergi sendiri saja."

Aku bergegas pergi, meninggalkan Anna dan pelayan yang lain mengernyit tidak nyaman. Aku jelas tahu pasti alasannya, itu semua karena Chiara yang mereka kenal adalah seorang anak yang manja. Ketika dia mengatakan ingin berjalan-jalan, itu artinya dia mesti ditandu dan terlindung di bawah payung. Anak itu benci kotor dan sangat amat memperhatikan penampilan.

Jika aku ingat-ingat Chiara tidak pernah sekalipun berbuat kebaikan selama ini. Ayah dan Ibunya tidak terlalu mengambil pusing, karena mereka mengganggap Chiara masih anak-anak jadi wajar jika bersikap begitu. Tetapi jelas itu adalah cara yang salah dalam memanjakan. Para pelayan yang menjadi korban pun tidak tahu harus melakukan apa.

Namun karena diriku dan Chiara sudah menyatu, aku harus bersikap lebih baik sekarang.

Perubahan sikap ini juga sempat menjadi topik pembicaraan orang-orang di rumah Ducal. Ada rumor yang menyebar kalau aku dirasuki roh setelah pingsan. Rumor itu memang benar, sih, tapi aku tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya. Bisa-bisa aku dikata gila setelah itu. Saat aku menggunakan bahasa formal kepada pelayan setelah terbangun akibat kejadian itu saja semua orang terkejut bukan main.

Kembali pada topik utama, mengenai cara untuk membebaskan diri dari akhir kehancuran hidupku. Setelah dua hari lalu ayah mengatakan bahwa aku telah ditunjuk sebagai salah satu calon tunangan Putra Mahkota, aku jelas tidak dapat tertidur. Walau ayah dan ibu tidak memaksa, tetapi menolak undangan itu jelas suatu penghinaan bagi anggota kerajaan, terlebih posisi keluarga kami dimata publik pun dipertaruhkan.

Dari informasi Ayah, akhir pekan nanti akan diadakan upacara minum teh di istana. Kelima kadidat calon tunangan Putra Mahkota akan datang bersama wali mereka. Dalam permainan, peristiwa ini tidak pernah ditampilkan tetapi fakta bahwa aku yang terpilih disebutkan. Jadi, aku hanya harus mencari cara agar tidak terpilih.

Langkahku terarah menuju pancuran air dengan beberapa patung malaikat yang diletakkan di tengah-tengahnya. Aku menatap refleksi seorang anak di air. Mata berwarna biru mirip permata safir, rambut dengan warna merah muda, dan wajahnya yang nampak rupawan.

"Cantik."

Rupa Chiara memang dapat dikatakan sempurna, atribut sihirnya pun cukup kuat. Dengan klasifikasi seperti itu pantas jika dia dipilih sebagai calon ratu. Posisi keluarganya juga sangat diperhitungkan. Hanya saja tingkah lakunya terhadap orang yang dianggap berada di bawahnya sangat amat buruk.

 Hanya saja tingkah lakunya terhadap orang yang dianggap berada di bawahnya sangat amat buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fallin' [JJK-JYI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang