Ketika final cerdas cermat....
"Association of Shouteast Asian Nations!" Seorang siswa menekan bel dengan sigap dan menjawab pertanyaan disaat satupun tidak bisa menjawab.
"Pintar sekali dia. Siapa namanya?" tanya seorang siswi berambut panjang kepada sahabatnya yang duduk disebelahnya. Ya. Dia Victoria Hanggini, siswi pindahan asal Makassar yang memiliki karakter Introvert, namun ia memiliki wajah yang manis, serta rambutnya yang hitam tebal terurai indah dikedua sisi bahunya.
"Carla! pantesan aku tanya nggak dijawab," Victoria membangunkan sahabatnya yang ketiduran dan kini ia memencet hidung Carla, sehingga sahabatnya itu terbangun.
"Victoria! apa-apaan sih, ganggu aja." Carla terbangun, sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing lalu memperbaiki posisi duduknya. Tak lama, ia menyadari bahwa sahabatnya sedang memperhatikan seseorang yang berada diatas panggung cerdas cermat.
"Vi ... kalau nge-fans bilang aja, biar aku bantu," Tangan Carla melambai-lambai didepan wajah Victoria.
"Harus! rest time nanti kita temui teman nya itu," jawab Victoria semangat[.]
Dengan memanggul tas, Victoria mengedarkan pandangan di tengah-tengah ratusan pelajar yang lalu lalang dari berbagai sekolah. Tak sengaja mata Victoria menangkap seseorang sedang membaca buku, berdiri didepan pintu masuk gedung.
Itu dia. Batin Victoria.
Dengan langkah pasti, ia berjalan ke arah seseorang yang sudah dia incar daritadi. Dihadapan siswi itu, Victoria mengisyaratkan ingin berkenalan melalui tangannya yang ia ulurkan di hadapan siswi yang belum dikenalnya.
"Hai ... namaku Victoria,"
"H-hai. Namaku Yurika," Yurika menjawab kikuk. "Jangan bilang ... kamu mau tanya nama teman ku yang tadi menjawab pertanyaan terakhir,bukan?" tebak Yurika, yang sudah mengetahui maksud dan tujuan Victoria. Gadis manis itu hanya mengangguk setuju lalu tersenyum tipis.
"Namanya Jaye, kamu suka dia ya? Wajar kok," Suara Yurika bercampur dengan suara pengumuman yang diberitahukan oleh MC, bahwa 5 menit lagi semua pelajar sudah harus duduk di tempatnya masing - masing.
"Iya. Victoria suk-" sahut Carla
"Nggak kok. Thanks Yurika, see you next time!" Victoria menyergah pembicaraan Carla dan langsung menarik sahabatnya kembali ke tempat duduk mereka. Victoria merogoh tasnya dan mengambil sebuah novel yang ingin ia baca, sambil sesekali mata Victoria melihat jam yang melekat pada tangannya dan disusul helaan napas yang mewakili perasaan lelahnya. Tak lama kemudian, terdengar MC membuka sesi acara pada siang itu.
"Selamat siang semuanya ... untuk mempersingkat waktu, langsung saja saya bacakan peraih juara lomba cerdas cermat pada hari ini," Suasana gedung menjadi sangat sunyi.
"Satu ... Dua ... Tiga! selamat kepada tim sekolah Tunas Jaya! kepada tim, diharapkan naik keatas panggung untuk pemberian penghargaan atas prestasi yang diraih."
Perfect . Batin Victoria. Matanya tertuju pada Jaye yang berjalan menuju panggung.
Sementara itu terdengar Carla mendengus kesal dan menyilangkan kedua tangannya didepan dada, "Pulang. Pokoknya Carla mau pulang. Sedih tau Vi kita nggak bisa menangin lomba cerdas cermat ini, apalagi kita gugur dibabak penyisihan,"
Victoria menghiraukan ocehan Carla dan meraih ponselnya yang sedari tadi berbunyi di dalam tasnya, "Ya Ayah, acaranya sudah selesai kok." Victoria menjawab panggilan masuk dari ayahnya yang kini menunggunya diluar gedung.
Perlahan Victoria bangkit dari tempat duduknya lalu menepuk pelan bahu Carla, "Don't give up Car , aku duluan ya. Bye...."
Carla hanya mengangkat kedua alisnya dan sedikit bergumam.Dengan segera, Victoria berjalan keluar gedung diikuti dengan kepalanya yang sedikit menunduk akibat sinar matahari yang cukup terik.
Sewaktu berada didalam mobil, gadis itu bersandar ke punggung kursi mobil sambil memandang ke luar jendela sepanjang waktu. Ibunya mengajak nya berbicara dengan menanyakan hasil lomba cerdas cermat.
"Bagaimana hasil lomba cerdas cermat nya, Nak?"
"Victoria nggak lolos, Bu. Tim dari sekolah Tunas Jaya yang menjuarai lomba cerdas cermat nya. Boleh kan Bu, kalau Victoria melanjutkan sekolahnya di Tunas Jaya?" tanya gadis itu yang masih saja memandang ke luar jendela.
"Boleh dong ... kalau memang sekolah itu bagus. Ya, kenapa tidak?" ujar Ibu Victoria.
"Alhamdulillah ... thanks Mom! Oh ya, satu lagi. Besok Victoria pulang sore, soalnya ada pemantapan, Bu." ujar Victoria yang kini muncul diantara kursi ibu dan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult [ON EDITING]
RomanceKetika dua insan yang dipertemukan, terhalang sebuah pembatas yang tak mungkin mereka lewati satu sama lain. Jaye dan Victoria harus berpisah meski saling mencintai. Bulan Mei adalah awal cerita cinta mereka saat acara sekolah di sebuah villa, Ja...