Seobin menatap bingung deretan Susu Formula yang tersusun rapi dirak tinggi dihadapannya, Endong yang berada digendongannya ikut memasang wajah bingung, menggemaskan.
"Apa kau ingat merk susu yang sering kau minum sayang?" Tanya Seobin dengan bodohnya.
"Nyah nyah nyah nyah" Endong melompat-lompat sambil menunjuk semua susu yang berada dirak itu.
"Apa Daddy harus membeli semuanya?"
"Nah!"
"Tidak yah, nanti ayahmu marah"
"Tha nyah, yah yah yah"
"Daddy lupa menaruh handphone dimana, jadi bagaimana bertanya pada Ayahmu?"
Seobin terus bertanya pada Endong dan dibalas dengan bahasa yang bayi itu mengerti sendiri. Mengundang tatapan gemas dan Bingung beberapa pengunjung supermarket itu.
'Wah lihat sepasang daddy dan anaknya itu, menggemaskan!'
'Kakak yang baik! Ahh dia juga tampan kkkk'
'Kemana ibu mereka? Lihatlah wajah bingung mereka, membuatku ingin mengangkat mereka jadi anak saja'
'Aku ingin membantu mereka, tapi wajah tampan si kakak membuatku lupa caranya berbicara dengan benar'
Ya kurang lebih seperti itu, tapi Seobin tak mendengarnya karna masih terlalu serius mencari susu formula untuk anaknnya.
"Kau lebih suka vanila, coklat atau strawberry sayang?" Tanya Seobin lagi, memperlihatkan 3 dus kecil susu untuk seumuran Endong dengan berbeda rasa.
"Tha! Tha! Tha!" Endong memukul semua dus yang berada dihadapannya itu,membuat Seobin tambah bingung.
"Okelah kita ambil semua"
Seobin memasukan 3 dus susu itu kedalam trolinya, lalu beranjak pergi dari rak itu. Pusing lama lama melihatnya.
"Sekarang kita cari biskuit juga bubur instan untukmu, oke"
Tak lama dari itu, troli seobin sudah penuh dengan berbagai macam cemilan untuknya dan juga untuk Endong. Ia mengambil semua cemilan yang Endong tunjuk karna menurutnya mungkin itu yang Endong suka.
Walaupun Endong sebagian besar bersamanya, tapi Seobin tak pernah tau merk susu yang Endong minum, Biskuit yang Endong makan ataupun makan makan lain yang Endong suka. Karna Midamnya pasti sudah memindahkan semua itu pada toples polos dengan stiker untuk nama-namanya. Jadi Seobin tak tau apa apa, hehe.
Dengan susah payah Seobin membawa 4 kantong besar plastik ditangan kiri dan kanannya, untung Endong sudah tertidur jadi bayi 6 bulan itu tidur diam dalam gendongan Seobin.
Seobin baru saja hendak menaruh kantong belanjaannya untuk membuka pintu apartemen tapi seseorang lebih dulu membuka pintu dari dalam.
"Dad! Astaga, dari mana saja kalian?!" Itu Midam dengan wajah hawatirnya menatap Seobin juga Endong yang masih tertidur lelap.
"Maafkan aku tidak mengabarimu, aku berbelanja dengan Endong" jawab Seobin memasang wajah tanpa dosanya.
"Ini banyak sekali" Midam mengambil alih 4 kantung plastik digenggaman Seobin itu.
"Dua kesayanganmu inikan gemar mengemil"
"Aish"
Setelah menidurkan Endong dikamarnya, Seobin ikut bergabung dengan Midam yang sedang memeriksa belanjaannya. Dia gugup karna wajah Midam yang kelewat datar itu.
"Kenapa tak memberitaku dulu kalian pergi berbelanja" ucap Midam dingin.
Seobin menelan ludahnya susah "hmm dad lupa menyimpan handphone"
"Disini ada telpon rumah dan ada satu lagi diruanganmu Seobin Sajangnim"
Seobin menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Kau membeli banyak sekali susu Endong" Midam mengeluarkan 3 kardus susu.
"Aku tak tau soalnya"
"Aish ini semua tak bisa Endong minum"
"Waeyo?"
"Endong tak menyukai vanila, akan muntah jika meminum susu Coklat dan Endong alergi Strawberry dad" jelas Midam sambil memasukan kembali 3 dua susu itu kedalam kantung plastik.
"Bubur instan ini juga tak bisa Endong makan karna bukan untuk bayi 6bulan" Midam memasukan beberapa bubur instan yang memang bukan bayi 6 bulan kedalam kantung plastik susu tadi.
"Kenapa kau juga membeli banyak sekali cemilan?" Midam menatap tajam Seobin sekarang.
"Emmm anu--
"Aku akan sita semua ini"
"Nonton bola tanpa cemilan tak enak ayah"
"Kau bisa memintanya padaku jika sangat perlu"
Seobin terlihat lesu mendengar kata-kata Midam barusan, ia menunduk dalam. Elusan lembut dipipi membuat Seobin kaget tentu saja, itu ulah Midam.
"Ayah sayang kalian makanya ayah seperti ini" Midam berujar lembut lalu tersenyum pada Seobin yang kini menatapnya tanpa mengedip.
"Lain kali beritahu ayah jika ingin belanja oke? Kita belanja bersama" ucap Midam lagi, membuat Seobin bangkit dari duduknya untuk memeluk erat Midamnya.
"Aku jatuh cinta untuk kesekian kalinya, terimakasih sudah mau jadi teman hidupku Lee Midam" ucap Seobin.
"Terimakasih juga telah memilihku, dad"
Seobin semakin erat memeluk Midamnya dan Midam hanya mengelus pelan surai coklat Suaminya itu.
Page 04 - End
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ¦ Seobin X Midam
Historia Cortabeberapa kisah manis keluarga kecil Seobin dan Midam. BXB Yaoi