Page 05 ¦ Malam itu

1.9K 301 18
                                    

Midam terbangun karna tak nyaman dengan posisi tidurnya, dia tertidur disofa ruang tengah. Endong juga terlihat tertidur tengkurap diatas bantal sofa yang memang berukuran besar.

"Kenapa Seobin tidak membangunkanku, ahh Dong-ie terlihat nyaman dengan tempat tidurnya kkk" Midam terkekeh gemas melihat Anaknya itu, ia mematikan TV yang sedari tadi menyala lalu menggendong perlahan Endong.

Bayi 6 Bulan itu terlihat sedikit terusik dari tidurnya, tapi bau Ayahnya itu membuat ia kembali tertidur.

Bucin sejak dini kkk

Midam menutup pintu kamar Endong perlahan, lalu beranjak kedapur untuk mengecek makanan yang sudah ia siapkan untuk suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Midam menutup pintu kamar Endong perlahan, lalu beranjak kedapur untuk mengecek makanan yang sudah ia siapkan untuk suaminya.

Seobin akhir-akhir ini sibuk karna Minkyu izin mengurus Pernikahannya, terpaksa Seobin mengurus semuanya tapi CEO malas ini enggan keluar Apartemennya dan berakhir mengurung diri diruang kerjanya.

"Malam hyung, apa kedatanganku membuatmu terbangun?"

Midam sedikit terkejut namun wajahnya tetap datar, melihat Minkyu yang sedang memakan Coklat *persedian Seobin* dimeja makan.

"Aku malahan tidak tau kau disini kyu, Kau bukannya sedang izin tumben berkunjung?" Midam mendudukan diri dikursi berhadapan dengan Minkyu.

"Ada perkerjaan Seobin yang tertinggal dirumahku, jadi aku mengantarnya kesini. Oh iya hyung, apa Seobin tidak keluar ruangannya seharian?" Minkyu berujar kepo.

"Sepertinya ada magnet besar diruangan itu, Seobin hanya keluar jika aku panggil atau mendengar suara Tangisan Endong. Apa sebanyak itu pekerjaannya?"

Minkyu tertawa mendengarnya "Tak terlalu banyak sih tapi Seobin keras kepala ini menyelesaikannya malam ini"

"Ckk kebiasaan"

"Tuan keras kepala itu tak akan mau mendengarkanku, jadi bujuk dia keluar dari kandangnya hyung"

"Tanpa kau suruhpun, aku pasti melakukannya. Kalau tidak dia bisa tidak tidur berhari hari"

"Benar-benar keras kepala" kekeh Minkyu.

"Kau mau menginap? Ada Single Bed baru dikamar Endong"

"Ahh tidak hyung, dirumah tak ada siapa-siapa. Lagian--

Ting tong ting tong

"Sipenakut itu sudah menjemputmu?" Tebak Midam tersenyum geli.

"Yaaa tepat sekali, aku akan pulang sekarang Hyung"

"Oke, bilang pada sipabbo itu jangan ngebut ngebut"

Minkyu tersenyum lalu pergi berlalu karna bell Apartemen Midam terus terusan Yohan tekan. Berisik--

Setelah membersihkan dapur, Midam memutuskan untuk pergi keruang kerja Suaminya.

Lampu utama ruangan itu padam, hanya lampu dimeja Seobin saja yang menyala. Terlihat Seobin yang serius membaca dokumennya dibawah sinar lampu meja itu, Kacamata bertengger manis dihidung mancungnya, kemeja merah maroonnya terbuka 3 kancing.

"Dad!" Seru Midam, membuat Seobin kaget tentu saja.

"Iya bae?" Seobin membenarkan kacamatanya tapi masih membaca dokumennya, mengabaikan Midam.

Midam yang melihat itu cemberut sambil menghampiri Seobin dengan kesal.

"Dad! Ayo tidur!"

"Kau duluan saja nanti aku menyusul" Seobin masih mengabaikan Midam.

Midam yang semakin kesal langsung mendudukan diri dipangkuan Seobin, membuat Seobin tak bisa membaca dokumennya lagi.

"Bae... masih ada kursi yang lain kenapa malahan dipangkuanku em?"

Midam melipat kedua tangannya didada "Dad mengabaikanku dan malahan lebih mementingkan tumpukan kertas ini" Midam mempoutkan bibirnya.

Oke ini terlalu gemayyyyyy

Seobin terkekeh mendengarnya, dengan gampang Seobin membenarkan duduk Midam dan menarik kepala midam untuk bersandar pada dadanya.

"Merajuk em?"

"Tidak!"

Seobin yang gemas mengigit hidung mungil Midam, dibalas ringisan sakit Midam tentu saja.

"Stop begin Cute bae"

Midam masih setia pada mode merajuknya "Dad tak mau mendengarkan Ayah"

"Bukan begitu--

"Dad lebih sayang kerjaan dad daripada Ayah"

Astaga Seobin tak kuat dengan segala tinggah laku Suaminya ini.

Cup!

Satu kecupan mendarat dibahu Midam yang sedikit terekspos.

"Jangan menggodaku ayah" ucap Seobin diperpotongan leher Midam.

"Aku tidak menggodamu tuan sanjangnim"

"Kau... iya" Seobin kini mengecupi leher mulus Midam, membuat Midam memegang erat tangan Seobin yang memeluknya.

"Dadhh" lengguh Midam saat Seobin menghisap lehernya cukup kencang.

"Malam yang panjang?" Bisik Seobin dengan suara rendahnya, ugh Midamkan merinding mendengarnya.

"K kau pasti lelah kan dad?" Midam melirik Seobin hati-hati, Seobin menatap tajam kearahnya.

"Energiku sudah terisi penuh"

'Mati aku---' Midam yang meruntuki dirinya sendiri.

Page 05 ¦ End.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BABY ¦ Seobin X MidamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang