Bagian II

1.8K 171 39
                                    

Sahabat Masa Kecil


Julian memandangi beberapa ekor ikan hias yang berenang lincah dalam akuarium. Dia menempelkan jarinya di kaca secara tiba-tiba setiap kali ada ikan yang mendekat ke tepi kaca sehingga ikan-ikan itu kaget dan kembali bersembunyi di balik rumput-rumput di dasar kolam. Ia tertawa jahil setiap kali berhasil mengagetkan ikan-ikan itu.

Julian lantas mengambil sedikit potongan roti dari piringnya dan mencabiknya menjadi potongan yang lebih kecil. Ia lalu mengulurkan tangannya untuk memasukkan remah-remah roti itu ke dalam akuarium. Tetapi belum sempat ia melakukannya, sebuah hardikan menghentikan apa yang ia lakukan.

"Pak!" Julian menemukan salah seorang pegawai kafe berdiri tepat di hadapannya saat ia menoleh, "Akuarium itu adalah bagian dekorasi kafe ini yang dijaga kebersihannya setiap hari. Ada makanan khusus yang diberikan kepada ikan-ikan itu. Pelanggan tidak dibenarkan memasukkan makanan sembarangan ke dalam akuarium,"

Raut kesal pegawai kafe begitu kentara. Ia menatap Julian lekat-lekat, menilik penampilan urakan sang fotografer dengan ekspresi terusik. Kafe mereka adalah kafe high-end class yang berada di salah satu lantai hotel bintang lima di pusat Kota Jakarta. Mereka biasa melayani tamu-tamu penting, seperti pejabat, pengusaha atau para wisatawan asing yang tentunya mengerti manners dan tidak pernah mencoba memberi makan ikan-ikan mereka dengan potongan roti. Jadi kehadiran orang seperti Julian di sana cukup membuat mereka merasa jengah.

Mereka sedikit keheranan, entah dengan siapa Julian datang ke kafe itu. Dia memasuki kafe sendirian dengan gaya cueknya yang tak peduli sekitar. Julian memilih meja yang jauh di sudut, tepat di samping sebuah akuarium yang menjadi dekorasi kafe. Saat ditanyakan apa yang hendak dia pesan, lelaki itu menolak. Katanya dia masih akan menunggu temannya yang sedang ada urusan. Mendengar alasan itu, pihak kafe memberinya beberapa camilan ringan dan kue pastry sampai Julian memutuskan apa yang ingin pesan. Tapi siapa yang menyangka jika camilan yang disajikan pihak kafe justru ingin diberikannya pada ikan dalam akuarium?

"Oh, nggak boleh, ya?" Julian bertanya polos, meski mungkin pertanyaan itu tak benar-benar pertanyaan polos melihat bagaimana tak ada sedikitpun sebersit raut penyesalan di wajahnya. Julian menarik kembali tangannya yang sempat telah terjulur ke dalam akuarium. "Sori, saya nggak tahu." Dia berkata dan kemudian dengan santai melemparkan potongan roti di mulutnya ke dalam mulutnya. Dia mendongakkan kepala dan menaikkan alisnya, memberi si pegawai kafe tatapan mengusir. Dia sudah minta maaf seharusnya permasalahan sudah selesai.

Julian sadar bahwa ujung telinga lelaki di hadapannya memerah seketika menahan kekesalan. Tetapi sepertinya dia masih berusaha sekuat tenaga menahan amarah sampai kemudian Julian berkata lagi, "Apa? Kamu marah sama saya? Pernah dengar nggak istilah... hmmm.... sebentar, saya agak lupa. Hmmm... Oh, iya saya ingat sekarang! Pernah dengar nggak istilah yang mengatakan kalau pembeli adalah raja?"

"Maaf, tapi pembeli yang akan kami layani seperti raja hanyalah pembeli yang tahu sopan santun, Pak." Sepertinya kesabaran pegawai kafe juga sudah sampai di ambang batas.

"Lho memangnya salah saya apa? Saya bisa bayar makanan kalian seperti pembeli yang lainnya. Soal ikan dalam akuarium itu saya juga sudah minta maaf, lalu apalagi?"

Pegawai kafe itu terdiam sesaat dan melirik ke sekitar mereka. Suara Julian yang mulai meninggi telah menarik perhatian pengunjung lain dan membuat mereka menerima sorot demi sorot ingin keingintahuan dari mereka.

"Jujur ajalah, masalahnya di sini bukanlah masalah saya yang ngasih makan ikan di akuarium atau saya yang nggak tahu sopan santun, kan?" Salah sudut bibir Julian tertarik naik membentuk sebuah seringaian sinis. "Masalahnya adalah saya yang pakaiannya urakan dan miskin masuk ke kafe high class seperti ini,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE HIDDEN AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang