Sagazilla-01

257 29 6
                                    

"Ginjal ya dok?"
Ku lihat dokter muda itu menghela nafas pelan
"masih bisa disembuhkan, kamu harus cuci darah sekiranya enam bulan sekali. Sesuai kondisi ginjalmu"
"aku akan memberimu obat, dan kau harus rutin meminumnya" sambungnya lagi
"obat itu tidak menyembuhkan" sahutku
"setidaknya obat itu bisa meringankan rasa sakit pada perutmu, Azilla"
"Ya ya baiklah"
Setelah berbincang sebentar, dokter muda itu memberiku plastik kecil yang berisikan obat, setelah mendapatkan obat aku langsung pamit untuk pulang.

🍁🍁🍁

Gagal ginjal? parah, tapi ya syukurlah dokter itu bilang masih bisa disembuhkan, setidaknya itu bisa menenangkanku sesaat.
Aku sudah bilang dengan ibu dan kakak soal kondisi ginjalku, ibu dan kakak terkejut karena mereka pikir selama ini aku hanya sakit perut biasa, awalnya akupun berfikiran seperti itu.
Ibu dan kakak saja. Ayah? akan ku beri tau. Sekarang ayah tinggal di nashville, tentunya bersama keluarga barunya. Tapi tenang saja ayah sudah ku beri tau kondisi ginjalku, beruntung ayah masih peduli pada aku dan kakak.
Ibu dan ayah memang sudah berpisah sejak empat tahun yang lalu, entah karena apa aku tak tau. Ayah hanya bilang bahwa ibu dan ayah sudah tidak cocok, alasan klasik. Walau begitu ayah masih sering menanyai kabar kami semua ya mau bagaimanapun juga aku dan kakak adalah anak kandungnya, darah dagingnya.
ketika ku beri tau perihal ginjalku, ada perasaan khawatir pada ayah aku bisa merasakannya pada saat ayah bilang "Azilla, kamu harus rutin cuci darah dan rajin minum obat yang dokter beri, ayah tidak ingin kondisimu semakin memburuk".
Menceritakan soal ayah, ah aku jadi rindu. Sudah setahun aku tak melihat wajahnya yang kusam akibat sering kelelahan berkerja, serta kacamata yang kotor, karena ayah jarang ralat tidak pernah membersihkannya.

Biasanya ayah kesini untuk melihatku dan kakak, namun sudah setahun belakangan ini ayah tak pernah kesini lagi. Tapi aku masih berhubungan baik dengan ayah, lewat videocall tentunya.
Ayah sudah memperkenalkanku dengan istrinya di nashville, orangnya cantik tapi menurutku masih cantikan ibuku disini. Ayah bilang aku harus memanggilnya Mama, dan aku tidak merasa keberatan.

Di Nashville, mama memiliki dua anak, anak pertama pria dan anak kedua wanita. Anak pertama bernama Leon, sedangkan kedua bernama Bianca.

Akupun sering berkomunikasi dengan Bianca, orangnya asyik dan dia selalu menceritakan sikap Leon sang kakak, yang menurutnya sangat menyebalkan.

Disini, tepatnya di jakarta, aku tinggal bersama ibu dan kakak. kakakku bernama Javier, kakak yang baik menurutku.

Kami bahagia, tentunya. Kak Javier kuliah disalah satu universitas di Jakarta, selain kuliah kak Javier biasa berkerja dikafe sebagai seorang barista. Ibu masih setia dengan butiknya, butiknya sering ramai dan itu yang membuat ibu sibuk.

Aku? ah aku masih sekolah. Sma kelas 12, sebentar lagi aku lulus, dan itu sangat menyenangkan. Disekolah aku punya banyak teman, namun teman yang paling dekat denganku hanya satu,  Yuniarz. Biasa kupanggil Niar.

🍁🍁🍁

"Selamat pagi, Azilla" ujar ibu ketika aku baru saja menduduki ruang makan. Setiap pagi ibu selalu mengucapkan selamat pagi. setiap hari, tak pernah tidak. Tapi aku tidak merasa bosan, karena dengan ucapan selamat pagi dan kecupan singkat dikening  dari ibu membuatku selalu bersemangat untuk menjalani hari

"Kakak mana bu?"

"Kakakmu sudah berangkat dari pagi sekali, katanya ada urusan"

"jika seperi itu, biasanya kakak belum mengerjakan tugas, dan berangkat pagi untuk menyalin jawaban temannya" ujarku sambil tertawa kecil

"Semalam kakakmu pulang larut malam, mungkin dia kelelahan sampai lupa membuat tugas"

Padahal, ibu sudah sering menyuruh kakak untuk berhenti bekerja dan harus fokus pada kuliahnya, namun kakak bersikeras untuk tetap bekerja. Katanya dengan bekerja, kakak bisa dapat pengalaman lebih.

setelah memakan sarapanku, aku segera pamit untuk berangkat sekolah. Jarak rumah dengan sekolah tak jauh sehingga aku terbiasa berjalan kaki, itu jauh lebih sehat dari pada naik kendaraan yang membuat polusi bertambah dijalan

Disekolah, saat ini aku dan seluruh siswa siswi sedang disibukan dengan belajar belajar dan belajar, karena dua minggu yang akan datang kami semua khususnya kelas 12 akan mengadakan ujian nasional.

Biasanya sepulang sekolah aku akan langsung pulang dan istirahat dirumah, namun karena menjelang ujian, sepulang sekolah aku langsung menuju tempat lesku yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah. Aku menaiki angkutan umum untuk menuju tempat lesku.

sore seperti ini biasanya angkutan umum ramai, namun entah kenapa hari ini sepi, hanya ada aku, seorang ibu serta kedua anaknya dan tentunya sang supir

Suasana angkutan umum sepi, dan aku menikmatinya. Segera kuambil headphone dari ransel menghubungkan dengan ponselku dan mendengarkan musik untuk menemani perjalananku

Tempat les hari inipun lumayan sepi, hanya ada beberapa anak saja dan itu yang membuatku sedikit tenang. Aku memang tidak menyukai keramaian, aku hanya berteman dengan sepi dan aku menyukai kesunyian

Setelah selesai les tepatnya pada pukul lima sore, aku langsung berjalan menuju halte untuk menunggu angkutan umum untuk kembali kerumah, halte ini lumayan ramai dan aku tidak menyukainya, sudah kubilang kan sebelumnya aku menyukai sunyi.

aku duduk dibangku pojok halte, setelah menunggi sepuluh menit angkutan umum belum juga datang, membosankan. Kulihat disekelilingku banyak ibu ibu yang menggerutu sebal, dan tatapanku berhenti pada pria yang duduk dipojok sebrang dengan telinga yang tersumpal headphone dan raut wajah yang.. datar

Huft.. akhirnya angkutan umum datang, aku segera menaikinya dan duduk di dekat jendela. Angkutan umum kali ini ramai, sekali lagi aku bilang, aku tidak suka.

jika ku lihat lihat seisi angkutan umum ini, aku tidak melihat pria yang duduk dipojok tadi. Kemana dia? apa sebenarnya tadi dia sedang tidak menunggu angkutan umum? ini aneh. Tapi aku tidak peduli.

🍁🍁🍁

Tbc.

SagazillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang