05

339 27 14
                                    

Jangan lupa voment nya, maaf baru bisa update hari ini.



Author Pov

Daehwi masih menangis sesegukan dalam pelukan Guanlin. Mereka berdua berada dalam mobil sekarang setelah tadi banyak orang yang melihat mereka Guanlin memilih membawa daehwi kedalam mobil. Didalam mobil daehwi masih menangis dan Guanlin pun memeluknya erat, bahkan Guanlin juga merasakan sakit.

"hikss, ke,,,kenapa hikss kenapa semua ini harus terjadi padaku hiks apa apa hikss,,,"

"stttt gwenchana ada aku disini hwi, kau bisa menangis sepuasmu, aku juga merasakan hal yang sama sepertimu, gwenchana hmm"
"bahkan kau mungkin lebih merasa sakit dibandingkan aku" batin Guanlin.

"hiks hiks"

Guanlin lalu melepas pelukan mereka dan dia bisa melihat mata daehwi yang sudah membengkak dan merah, dan nafasnya juga tidak teratur. Guanlin perlahan menghapus air mata daehwi dengan jempolnya.

"sudah jangan menangis hmm, kajja kita pergi dari sini, jangan menangis lagi hmm ada aku disini"

Dan daehwi hanya mampu mengangguk, lalu Guanlin tersenyum mengusap rambut daehwi dan segera melanjukan mobilnya.

Saat perjalan Guanlin merasakan hatinya memang sakit, tapi dia juga merasakan hatinya menghangat dan nyaman saat bersama daehwi.

Skip

Guanlin dan daehwi kini sampai di gedung apartemen milik Guanlin.

Guanlin menoleh ke sampingnya melihat daehwi yang hanya melamun menatap kosong ke luar jendela.

"hwi daehwi~a daehwi~a" ucap Guanlin sambil memegang pundak daehwi dan daehwi segera tersadar dari lamunanya.

"ah miane aku melamun ya hehehe"

"hwi kajja kita turun kita sudah sampai"

"kita dimana"

"di apartemenku yang waktu itu, tidak mungkin aku membawamu ke apartemenmu dan bertemu namja sialan itu"

"lin jangan bicara seperti itu meskipun begitu dia,,"

"dia menghianatimu hwi, kau tahu itu, kita berdua dihianati aku tahu seberapa hancurnya kau kumohon jangan tutupi, ada aku bisa kau jadikan tempat keluh kesahmu"

Daehwi lalu melihat ke arah Guanlin dan tanpa ragu menubrukkan dirinya pada Guanlin dan memeluk erat guanlin, Guanlin juga memeluk daehwi erat.

"hiks ke,,kenapa lin hiks hiks a,,apa aku aku tak layak untuk bahagia se,,sehingga ini semua terjadi padaku hiks katakan katakan hiks"

Guanlin lalu melepas pelukan itu dan mengusap air mata daehwi. "kau pantas untuk bahagia hwi, dia saja yang bodoh telah menghianatimu dan meninggalkanmu"

"ta,,tapi hiks hikss"

"ssttt sudah sekarang sebaiknya kita masuk ke apartemen hmm" Guanlin mencoba tersenyum, meski dia sebenarnya juga merasakan sakit, karena bagaimana bisa orang yang begitu Ia cintai dan percayai seperti ini. "kenapa kau lakukan itu padaku hyung,,??" batin Guanlin.

Keduanya lalu segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam apartemen.

Didalam apartemen Guanlin menyuruh daehwi untuk istirahat, karena daehwi yang terlihat begitu lelah, dan Guanlin Ia duduk di sofa tengah.

Guanlin menghela nafas, merasa lelah dengan hari ini, sambil menyadarkan kepalanya pada kepala sofa dan memejamkan matanya. Namun tak lama setelah itu terdengar suara ponsel Guanlin, Guanlin menatap datar ponsel itu.

A Betrayal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang