Her Smile

3 1 0
                                    

--- Chapter 1---

"Arghhh..."

Erangan kesakitan itu terdengar dari kamar bernuansa biru cerah dan putih. Terlihat di atas sebuah kasur kingsize di kamar tersebut seorang gadis tengah memegang kepalanya sambil menutup matanya rapat, menahan rasa sakit yang menjalar dari kepalanya.

Namun, perlahan tapi pasti rasa sakit itu beringsut menghilang sejalan dengan gadis itu mulai menarik nafasnya secara teratur.

Gadis itu masih merasakan sedikit pusing namun tidak terlalu sakit lagi seperti tadi saat dia baru bangun dari tidurnya, "Engh, kenapa selalu begini?"

lirih gadis itu sambil berjalan lunglai menuju toilet bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.

Setelah beberapa menit, gadis itu keluar dengan seragam SMA yang sudah terpakai sempurna di tubuhnya. Dia mengambil jam tangan putih dari atas nakas kamar lalu memakainya sambil berjalan. Lalu, mengambil tas yang ada di depan meja rias dengan kaca yang lumayan bersar di depannya.

Dia menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil memakaikan bedak tabur di wajahnya lalu sesaat kemudian tersenyum manis.

Dengan senyum yakin, dia mengepalkan tangannya di dadanya dengan tersenyum mantap, "Aku siap."

"Aliaa... turunlah, kita akan sarapan!" pekik seorang wanita dari lantai dasar rumah yang ditinggali gadis tersebut.

Yap, gadis itu Alia Lux Rasya Gavian, seorang remaja perempuan dengan postur badan lumayan tinggi dan badan yang bisa dibilang sempurna. Gadis itu memiliki mata berwarna biru kelam, kulit putih, rambut hitam legam sedikit bergelombang, dan memiliki kepribadian yang lembut juga ceria.

Alia melangkahkan kakinya ke tangga dan menuruninya sedikit berlari, gadis itu melirik jam ditangannya lalu membelalakkan matanya, "Ah tidak! Bibi, bisakah aku tidak sarapan untuk kali ini saja? Ini sudah hampir bel masuk sekolah. Hanya tinggal lima menit lagi untuk saatnya masuk," ujar gadis itu setelah sampai di dapur.

Wanita yang dipanggil Bibi oleh Alia menggeleng, "Tidak, kau harus tetap makan!"

"Aku mohon Bibi Ana yang baik hati.... untuk kali ini saja, ya?"

Ana hanya mengendus, "Baiklah."

"Yeay! terima kasih Bibi, aku pergi dulu"

Baru saja Alia hendak melangkahkan kakinya untuk pergi, sebuah tangan menarik tasnya kebelakang dan membuat langkahnya tertahan.

"Bibi belum selesai bicara Alia....."

Alia hanya terkekeh, "Apalagi Bibi? Nanti aku terlambat."

Ana menyodorkan segelas susu putih kehadapan Alia lalu mengangkat dagunya menunjuk segelas susu tersebut, seolah mengerti maksud bibinya, Alia mengambil gelas berisi susu itu lalu..

Glek Glek Glek....

" Ah... Sudahlah, Aku pergi ya Bibi."

"Alia.. Gelasnya kenapa kamu bawa?"

Alia menepuk jidatnya, dia merasa sangat bodoh. Dengan cepat Alia berlari dan menaruh gelas kosongnya di atas meja makan lalu berlari lagi ke garasi menuju mobil hitamnya yang sudah terparkir rapi di garasi serta motor merah cerah yang entah siapa pemiliknya.

Dengan cepat Alia menyalakan mesin mobil dan melesat menuju sekolahnya.

-----------------

"Tidak bisa Nak, kamu terlambat."

Alia mengendus, di sinilah dia sekarang, berdiri di depan gerbang sekolah yang baru saja tertutup. Alia mencoba untuk melakukan segala cara agar bisa masuk, tapi hasilnya nihil.....

SAME PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang