SEOKMIN yang sedang terduduk dilantai sambil memeluk lututnya pun mendongakkan kepalanya kala seseorang membuka kunci pada jeruji besi itu, ternyata pengawal Kerajaan Basilia membukakan jalan masuk untuk sang ratu yang menatap sendu putra semata wayangnya yang harus berakhir dibalik jeruji besi menyedihkan ini, Seokmin menatapnya tajam tanpa bangkit dari duduknya.
"Basilia kecil ku, hati ibunda seperti tersayat melihat keadaan mu malam ini. Ibunda ingin menangis rasanya."
Ucap sang ratu menatap sedih putranya sedangkan Seokmin berusaha menahan emosinya dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Pergi lah, aku tidak butuh kunjungan dari orang seperti diri mu, ibunda."
Ratu pun terkejut mendengar penuturan putra tersayangnya.
"Orang seperti diri ku? Sayang, ibunda melakukan ini demi masa depan mu, demi kebahagiaan keluarga kecil kita dan demi-"
"INI BUKAN TENTANG KEBAHAGIAAN KELUARGA KECIL KITA! TAPI INI TENTANG KEEGOISAN HATI IBUNDA! TIDAK ADA YANG MENGHARAPKAN KEHIDUPAN SEPERTI INI IBUNDA!"
Seokmin bangkit dari duduknya, pangeran tampan nan gagah itu mengepalkan tangannya dan menatap tajam ibunya. Melihat perilaku Seokmin yang membuat dirinya hampir kehilangan kesabaran, Nahyun pun berusaha menenangkan dirinya dan mencoba tersenyum.
"Baik, kehilangan dirimu bukan akhir dari segalanya. Besok kau akan menyesal karena telah menentang ibunda mu sendiri, Pangeran Seokmin Basilia. Kini gunakan waktu mu dengan baik untuk merenungi semua dosa yang telah kau perbuat pada wanita yang sudah membesarkan mu dengan penuh kasih sayang, selamat malam, semoga kau bisa bermimpi indah didalam jeruji besi ini."
Nahyun pun pergi meninggalkan Seokmin dan pengawal pun kembali mengunci jeruji besi lalu kembali berjaga.
Seokmin pun membanting tubuhnya pada ranjang gantung yang tipis, ia terduduk dan kedua tangannya mengacak-acak surai hitamnya.
"Kini aku tahu mengapa aku bisa dilahirkan kedunia ini.. Aku adalah mesin balas dendam terkuat yang bisa mewujudkan impian Ratu Agung Basilia."
Seokmin membuang nafasnya kasar lalu memejamkan matanya dengan kedua tangan yang memijit pelipisnya namun niat menenangkan dirinya harus terganggu kala perdana menteri Kerajaan Basilia datang menghampiri penjaranya, ia berdiri diluar jeruji.
"Pangeran Basilia, ratu memberi anda kesempatan satu kali lagi. Jika malam ini anda mau bergabung dengan ratu maka anda akan terbebas-"
"Aku tidak mau."
"Kesempatan ini tidak akan datang dua kali, saya harap pangeran mau mempertimbangkan lagi-"
Belum sempat perdana menteri menuntaskan ucapannya, Seokmin sudah menoleh dengan tatapan yang sangat mematikan.
"Aku lebih baik disebut sebagai pemberontak dari pada harus disebut sebagai putranya."
Perdana menteri membulatkan matanya dan Seokmin pun kembali membuang wajahnya kesamping, otaknya terus memikirkan cara bagaimana ia bisa lolos dari sini dan menolong kakaknya yang akan menjadi target selanjutnya Ratu Agung Basilia, ya, Mingyu Sidra bisa saja dibunuh malam ini.
"Baiklah, jika itu yang pangeran putuskan, saya akan menyampaikan ini pada ratu—"
"Perdana menteri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] SIDRA (GOD LUCERNE)
FantasyPangeran Mingyu Sidra jatuh cinta pada rakyatnya, Delmora Wonwoo. Sang pangeran yang sudah dinobatkan menjadi Raja Sidra Muda terus berjuang untuk mendapatkan hati rakyat manisnya, hingga saatnya tiba Delmora mulai membuka hatinya untuk Sang Raja. A...