DIAM!

22 4 0
                                    

Salju tidak berhenti sejak malam, rasanya tak ingin aku melepaskan kain tebal sedikit kasar membungkus badanku, Sialnya tak bisa aku hindari panggilan keras dari kakakku, menyuruhku untuk cepat sarapan.

Gontai dan malas ku langkahkan kakiku menuju meja makan.

aku terbiasa tidak mandi jika musim dingin seperti ini, aku tidak mau bagian tubuhku membeku seperti rumput-rumput liar dijalan.

Kulahap sepotong roti keras dengan selai kacang buatan kakaku.Mataku masih bergetar tak kuat menahan rasa kantuk. tapi aku tidak bisa meliburkan diri dari sekolah, karena hanya disanalah aku bisa bersenang-senang.

Namaku Jhon, Jhon White rambutku hitam dan kulitku putih.
Setelah aku rasa sudah cukup melahap semua makanan ku, aku langsung berpakaian dan berangkat ke sekolah.

Aku hanya mempunyai seorang Kaka, dan aku tidak pernah tahu bagaimana wajah Ayah dan Ibuku, hanya Kakaku yang mengetahui itu, tidak ada foto atau apapun yang bisa kubayangkan.

Kakaku William White, Aku memanggilnya Will, dia bekerja di sebuah toko roti, itulah alasan kenapa aku bisa makan roti setiap pagi, bukan kami orang kaya, hidup kami sungguh banyak kekurangan, Rumah dengan atap yang sudah lusuh, tak ada perabotan berharga ataupun pakaian yang mewah, kami hidup sederhana. Jangan membayangkan kemewahan dalam diri kami.

"Will, aku berangkat!" teriakku seraya menenteng sebuah tas kecil
"Baiklah, hati-hati Jhon" jawab Will.

Sepatu Boot Koyak, sudah menjadi temanku setiap hari, mantel bulu yang Will beli di toko loak menjadi Kado ulangtahun ku ke 12, aku pakai membungkus baju bagian dalamku, dengan senyuman penuh ku langkahkan kaki menuju sekolah.

Kota tempatku tinggal adalah kota kecil dengan penduduk yang tidak banyak, berada ditengah hutan Pinus membuat kota kami jarang didatangi penduduk kota lain, kota ini sering kami sebut SNOW TOWN. Karena hampir setiap tahun yang kami lihat hanya salju putih mencengkram kota ini.

Aku terus berjalan, sekolahku cukup jauh dari Rumah ... jadi aku sedikit mempercepat jalanku agar bisa datang lebih awal. tapi tiba-tiba...

"Jhon... Ayo ikut Aku!" Panggil seseorang
"Smith? Kenapa? Ada Apa?"
"Ayo Cepat, ada yang mau aku tunjukan!"
Karena Penasaran aku pun berlari menuju Smith yang sudah berdiri didekat pohon Oak yang sudah tua. Entah apa yang ingin dia perlihatkan ?

"Ayo Cepat ...!" Smith menarik tanganku dan langsung berlari, menuju sebuah Semak. Smith adalah sahabatku sejak kecil, Kulitnya yang Hitam, dan rambut keriting serta badannya yang kurus juga kelakuannya yang aneh, membuatnya sering dijauhi disekolah, hanya aku yang menjadi temannya.

Kamipun menyusup ke semak semak perdu yang tumbuh liar dan menjalar

"Smith ada apa?"
"Sssstttt.... Lihat itu !
Aku hanya melihat sebuah keluarga yang sedang bermain di halaman Rumah mereka, Seorang Ayah yang sedang membaca koran, dan Istrinya duduk disampingnya. serta 2 anak perempuan yang sedang bermain kejar-kejaran.

Tampak tidak ada yang aneh...
"Lagi-lagi, tidak ada yang aneh Smith... kau ini" ucapku kesal
"tunggu dulu jhon"
Tiba-tiba kudengar suara teriakan....
*Aaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkk*

Mataku terbelalak menyaksikan apa yang terjadi didepan mataku, kami melihat itu bersembunyi di semak dengan perasaan yang sangat Kacau.

2 Orang laki-laki dengan Pisau besar sedang Merobek-robek Perut Sang ayah dan Ibu yang terlihat sudah tidak lagi bernyawa.
Usus, Jantung, Hati dan Paru-paru terlihat jelas keluar dari dalam perut, dan diinjak kemudian dibakar.

Rasanya ingin muntah, tapi kemana 2 anak perempuan tadi. Terlihat 2 orang itu sedang mencari anak-anak itu setelah menghabisi orangtuanya.

sembari tertawa, mereka memanggil-manggil anak-anak itu. Aku dan Smith tidak bisa berbuat Apa-apa, kami hanya bisa melihatnya.

Kemudian seorang anak yang lebih kecil dari ke arah kami, kearah Semak-semak tempat kami melihat mereka. Karena sadar dan melihat anak itu, salah seorang laki2 itu langsung mengejarnya membawa Sebuah Palu besar.

Sontak kami kaget, apa yang bisa kami lakukan. dengan sigap Smith keluar dari Semak dan langsung menarik anak itu dan kembali berlari masuk ke semak sebelum laki2 itu menangkap anak itu.
Aku pun langsung Lari terbirit-birit mengikuti Smith kearah kami masuk tadi.

"Ayo Jhon cepat! terlambat sedikit kita bisa dibunuh"

Aku pun mempercepat lagi lariku, Nampak dari kejauhan laki-laki itu mengejar kami bertiga,
Ya Tuhan, bagaimana ini.

Kami terus berlari sampai pada suatu kebun jagung yang sangat luas,
"Ayo Smith, kita bersembunyi di kebun ini" ajakku

Kamipun masuk lebih dalam ke kebun, dan berharap si pembunuh itu tidak melihat kami.
Nafas kami beradu tersengal-sengal, Keringat mencair dari atas kepala kami, Jantungku berdegup tak henti-henti.
Kami sangat ketakutan.

Tiba-tiba terdengar suara Krasak krusuk, diarah belakang kami, Kami langsung panik dan mencoba tidak membuat suara.
"Apa itu Jhon?"
"aku tidak tahu Smith!"

semakin lama suara itu semakin mendekat, dan ...

"Kalian disini?"

*Aaaaaaaaaakkkkkkkkkkk* kami berteriak dan langsung berlari, si pembunuh itu menemukan kami dengan. cepat dia mengejar kami lagi.

"Smith, kita harus kemana lagi?" ucapku sembari lari
"Ayo pergi kerumahmu, bawa anak ini! aku akan mengalihkan perhatiannya sementara"
"tapi Smith?"
"Sudahlah, Cepat!

Dengan terpaksa ku turuti rencana Smith dan membawa anak itu kerumahku, walaupun aku sangat mengkhawatirkannya.
Ke arah yang berbeda Smith berlari dan mencoba menarik perhatian si pembunuh, dan aku berlari kearah sebuah pohon Pinus dan semak-semak disekitarnya dan menuju rumahku.

***********

Aku dan anak itu terus berlari, dan aku sudah tidak melihat Smith lagi, ...

Tak lama kami datang kerumahku dan langsung masuk dan mengunci semua pintu dan Rumah !
Aku masih mengkhawatirkan Smith, ...

Kemudian kulihat anak itu menggigil kedinginan, ku dudukan dia dikursi meja makan dan kuberikan sebuah pakaian bekas ibuku.
Anak itu tidak mengatakan sepatah katapun dan hanya terus menangis.

Aku semakin bingung, sampai kapan aku harus Disini bersamanya? Will akan Pulang nanti Sore, sementara sekarang masih siang.

Oh Tuhan...
Lama lama aku kesal pada anak itu, setiap ku tanya, dia tidak pernah menjawabnya
"Hei, Siapa namamu? Sebenarnya apa yang terjadi?"
Dia hanya diam dan terus menangis.

"DIAM!!!!"
"TIDAK ADA GUNANYA KAMU MENANGIS SEPERTI ITU! SEMUANYA GARA-GARA KAMU"
Bukannya diam anak perempuan itu yang terlihat memang seumuranku, terus menangis dan tambah keras...

"DIAM!"

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dengan Keras !!!

"Bersambung.....

STUCK : A World That You Never KnewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang