*JINYOUNG POV*
Club malam.
Hahhhh....
Disini lagi aku sekarang, menurutku tempat ini amat sangat menyenangkan, disini aku menemukan kesenangan yang tak pernah kucecap dulu.
Eh.
Kenalan dulu...
Aku_______Park Jinyoung sekarang aku berumur 18 tahun meskipun belum genap. Aku mahasiswa semester2 di seoul national university jurusan mathematical science, jika kalian mengira anak baru sepertiku hanyalah anak biasa, kalian___memang benar.
Mungkin, orang2 menganggapku sebagai namja kalem atau kutu buku jika baru pertama kali melihatku. Kalian salah besar.Jangan tertipu oleh fisik seseorang.
Sejujurnya aku malas kuliah, menenteng buku dan tas kesana sini, mengerjakan tugas yang diberikan dosen dan ini itu semacamnya. Seandainya aku bisa mungkin sudah kulakukan dari dulu untuk tidak sekolah, aku terlalu malas untuk melakukan hal yang bukan kehendakku sendiri. Aku ingin hidupku tidak disia-siakan di gedung besar ini, aku hanya ingin hidup damai bersenang-senang tanpa beban, aturan ataupun paksaan.
Ya. Aku memang hanya berpikir pendek tanpa harus memikirkan akibatnya di masa depan.
Jika orang-orang berfikir menjadi orang kaya itu bahagia dan enak. Itu jelas salah dari sudut pandangku. Kaya belum tentu menjamin kebahagiaan kita, hanya kita punya uang yang banyak maka kita akan bahagia (?) jawabanku tidak sama sekali. Uang itu hanya memenuhi kebutuhan bukan menjamin kebahagian, meskipun aku sendiri selalu bergantung pada uang itu sendiri, namun aku hanya membelanjakannya tanpa membuat aku bahagia karna mendapat apa yang aku inginkan.
Dari kecil aku tumbuh di dalam keluarga yang sangat menjunjung harga diri dan etika. Sejak aku lahir dan mempelajari berbagai hal yang bisa aku cerna di otak kecilku aku sudah di ajari cara sopan santun, patuh, tidak lancang, belajar supaya menjadi yang terbaik di antara yang terbaik, mengajari mana yang baik dan mana yang salah, menjaga etika, kelakuan, dan harga diri keluarga ini. Mungkin itu hal random karna itu adalah hal yang baik, tapi yang tidak aku sukai adalah cara mengari nya. Mungkin orang tua di luar sana mengajari anak mereka dengan cara yang lembut, aku tidak tau cara yang seperti itu karna aku tidak mengalaminya. Lain dengan orang tua ku mereka mengajariku dengan aturan, paksaan, dan teriakan. Sungguh aku muak dengan keluargaku. Ditambah dengan adikku satu2 nya yang beda 3th denganku, aku selalu di banding bandingkan dengannya, aku muak dengan itu, dan lagi jika dia yang berbuat kesalahan ujung ujung nya aku juga yang paling di salahkan karna tidak bisa menjaga dan mengajarinya, dia nya sendiri yang tidak mau di kasih tau, dia selalu merasa paling benar dan paling di sayang oleh eomma appa, aku muak dengan anak itu. Ditambah dengan eomma yang sedang hamil muda. Sudah lengkap penderitaanku. Tapi masa2 itu sudah berlalu untukku, sekarang aku sudah jauh dengan mereka, aku memilih tinggal di seoul dariapada ruamahku sendiri di busan.
Ya. Aku memang lebih memilih lari daripada menghadapi masalah ku, mereka memang masalah terbesarku selama ini, terserah jika banyak yang berfikir aku anak durhaka tapi ini demi kebahagiaanku begitulah fikirku
Disini aku menemukan segalanya, aku mengalami apa yang dulu tak pernah kualami, aku menemukan orang orang berbeda setiap saat, dengan begini aku makin tau dunia luar yang dulu sangat kuimpikan. Pahit manis kehidupan sudah kurasakan tapi itu makin mebuatku tertantang.
Maka dari itu aku tidak ingin pergi dari sini meskipun aku harus menjalani kehidupan kuliah yang membosankan, aku masih sanggup walau setengah2 asal uang di rekeningku tetap terisi setiap bulan. Meskipun begitu aku harus membual tentang sesuatu jika ingin mendapat apa yang kuinginkan. Menurutku itu sudah hal biasa karna dengan begitu mungkin orang tuaku akan lebih bersimpati padaku.
Aku lebih suka disini, jika disana,dirumah aku jarang keluar rumah bahkan aku tidak dekat dengan teman sekelasku karna aku memang jarang berinteraksi dengan seseorang. Aku bahkan dulu tidak tau apa itu club, mall, karaoke, pacaran, bir atau wine dan segala macam karna aku memang sengaja dijauhkan dari hal semacam itu. Itu aku yang dulu Yang sangat polos yang taunya hanya belajar dan membanggakan orang tua, bahkan aku tidak tau tentang smartphone, aku bahkan tak tau jika kelasku punya grup chat, jika ada berita pasti wali kelasku yang langsung mengatakannya langsung padaku mengingat aku dulu adalah anak berprestasi di sekolahku karna dulu aku memang hanya belajar dan belajar untuk mendapat apa yang aku inginkan. Ya mungkin aku menginginkan rasa simpati mereka karna aku sudah menuruti kemauan mereka. Tapi itu tetap tidak merubah apapun meskipun aku selalu peringkat satu di kelas dan memenangkan berbagai perlombaan itu tetap tidak membuat eomma dan appa melirik padaku bahkan mereka hanya mengucapkan 'Bagus' tanpa melirik ku, jika aku turun saja ke peringkat 2 pasti aku sudah di marahi habis habis an tentu dengan dibandingkan dengan bocah itu. Aku lelah dan sudah muak. Mangkanya untuk kuliahku kali ini aku meminta untuk sekolah di seoul tentu aku memintanya masih dengan berbagai pertanyaan panjang dan teriakan. Tapi seperti nya usaha ku tidak sia sia.
Jadi. Aku tidak akan menyia nyiakan hidupku yang beruntung ini. Ya aku berfikir aku sudah beruntung karna sudah jauh dari keluargaku yang terhormat itu.
Sebelum aku bertemu dengan masalah yang sebenarnya...
*JINYOUNG POV END*
.
.
.
*MARK POV*
Seoul. Apa yang ada disini sedangkan tidak ada di negara kelahiranku sehingga aku lebih memilih tinggal disini (?) jawabannya tidak ada. Aku juga tidak tau mengapa aku memilih tinggal disini. Ya karna aku sudah disini maka aku akan berjuang demi kesuksesan ku dari jerih payahku sendiri. Aku melanjutkam study ku di seoul national university aku sekarang sudah semester 5 jurusan medicine. Meskipun aku tak sekolah pun aku pasti akan menduduki kursi CEO suatu saat nanti. Bukannya sombong. Entah kenapa aku sangat di manjakan disana, bahkan aku pernah bertanya pada orang tuaku, bahkan mereka hanya mengatakan tidak apa apa. Mungkin karna itu aku memilih tinggal disini. Aku ingin merasakan apa yang dulu pernah kurasakan. Meskipun dari kecil aku bergelimang harta dan kasih sayang itu mungkin sudah cukup. Tapi memang sejak kecil aku tak pernah merasa kesulitan akan sesuatu. Aku juga tak mengerti dengan sudut pandang ku. Mengapa aku sangat ingin merasakan apa yang tak pernah ku rasakan dan pernah di rasakan orang lain. Tapi karna aku sudah disini aku akan berusaha menjadi apa yang aku inginkan.
Awalnnya semuanya memang lancar sebelum 'peristiwa' itu menimpaku. Entah kenapa saat aku bilang ingin melanjutkan study ku ke korea mami dan daddy memberiku sebuah apartemen di kawasan elit seoul, memberikan ku rekening dengan jumlah uang yang menurutku tak sedikit, memberikan sebuah mobil dan motor yang selama ini hanya kulihat di layar handphone ku. Meskipun aku bisa membeli sesuatu yang kuinginkan dengan uangku sendiri selama ini tapi menurutku harga mobil dan motor yang kuinginkan itu sangatlah mahal aku tidak tau daddy mendapatkannya dari mana bahkan saat daddy memberikan kuncinya dia juga memberikanku sim dan lainnya. Segitukah?
Mungkin aku harus sangat bersyukur karna hidupku tak pernah susah. Tapi ntah lah aku juga menginginkan ini. Jadi, aku akan berjuang tanpa mempedulikam omongan orang2, aku juga tidak tau mereka membicarakan apa tentangku, toh aku juga tak peduli.
*MARK POV*
.
.
.*JAEBUM POV*
Aku Im Jaebum mungkin saat mendengar namaku sebagian orang pasti mengenalku. Aku mahasiswa semester 3 jurusan music di seoul national university. Jika menurut kalian aku beruntung kalian salah. Orang tuaku merupakan ketua dari perkumpulan para mafia di dunia, tapi aku tidak peduli tuh. Sejak kecil aku memang hidup sendiri dengan para maid yang ada di rumahku, orang tuaku selalu pulang larut malam saat aku sudah tidur bahkan mereka pernah pulang saat pagi. Aku tidak tau harus bagaimana menyikapinya. Aku bahkan tak pernah menyentuh uang pemberian mereka. Meskipun begitu mereka tak pernah kasar terhadapku walaupun aku selalu bersikap tak selayaknya pada mereka tapi mereka tak pernah sekalipun meneriaki atau memarahiku.
Ya. Aku lebih suka bersusah payah sendiri dengan uangku dari pada menggunakan uang haram dari mereka.
Sebelum aku bertemu 'dia' , 'dia' adalah sosok yang pertama kali membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, dia segalanya untukku.
Beginilah cerita ini berawal......
*JAEBUM POV END*
🌴🌴🌴
-To Be Countinued
[...........]
Ini hanya menceritakan sebagian dari sudut pandang tokoh utama....Salam kenal semua😊
Haeraapark-imnida 🍑💚
Gomawo~
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories Is Life • Markjinbum ✔
FanfictionSeseorang yang berubah karna seseorang📌 Seseorang yang hanya mementingkan harta📌 Paksaan, aturan, dikekang, di atur seperti robot📌 Karma yang diberlakukan di dunia ini📌 Kau yang merubah segalanya📌 kau yang merenggut segalanya📌 Kau adalah segal...