Mingyu bekerja sangat keras.
Tugas kelompok mereka adalah presentasi tentang GMO dan mereka diberi waktu sebulan untuk menyelesaikannya.
Seminggu sebelum batas waktu, Wonwoo membuat smoothie dengan setiap buah dan sayuran yang bisa dia selamatkan dari kulkas asramanya yang tidak tertutup jamur, dia menarik wajahnya ketika dia menyesap smoothie nya, dan dia hanya berharap yang terbaik. Dokumen-nya terjatuh dengan keras ke trotoar saat dia berjalan menuju asrama Mingyu, die berjalan seperti Bigfoot atau apalah.
Dia mengepalkan tangannya dan menggedor pintu Mingyu, meneriakkan namanya berulang kali. Kepala seseorang mengintip di ujung lorong. Mereka menatapnya dan mengangkat dagunya. Wonwoo berusaha untuk tidak menjulurkan lidahnya pada mereka. Mereka mungkin mengira jika dia adalah seorang pengedar narkoba. Itu bukanlah yang pertama kali dialammi oleh Wonwoo. Tetapi satu-satunya narkoba yang dimilikinya adalah stres dan smoothie super!
Akhirnya, Mingyu membuka pintunya. Dia mengenakan kaos tanpa lengan berwarna biru dan rambutnya basah. Wonwoo mengabaikan semuanya, dan dia hanya mengangkat smoothie. Kita akan mengerjakan tugas. Sekarang."
Mingyu membuka untuk Wonwoo, lalu duduk di meja, jari-jarinya dia silangkan di depan dadanya. "Baik, bos," katanya, "Apa yang akan kita kerjakan?"
"Aku tidak tahu. GMO dan lainnya. "
Mingyu membuka laptopnya dan membuka dokumen kosong lalu memberinya judul 'GMO dan lainnya'.
"Ha ha. Lucu," kata Wonwoo dengan ekspresi datar. Dia mengambil kursi teman sekamar Mingyu sehingga dia bisa duduk di sebelah Mingyu.
Mingyu hanya terkekeh, tanpa menjawab. Dia tidak menjawab karena dia terlalu sibuk membuka presentasi powerpointnya, slide pertama berbunyi, "GM-Tidak: Sebuah kritikan tentang Industri GMO oleh Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu". Itu adalah slide pertama dari dua puluh empat slide sialan.
"Apa-apaan ini," kata Wonwoo.
"Kamu tahu, kamu seharusnya tidak menunda-nunda tugasmu terlalu lama, hyung," kata Mingyu, menggaruk tengkuknya dengan malu-malu. Dia membuka botol smoothienya. Suara tutup yang terbuka bergema di dalam ruangan.
Mingyu bekerja sangat keras, tetapi dia juga seekor ular yang tidak tahu arti dari kerja sama tim.
Wonwoo membenci Mingyu karena tangannya selalu bisa melakukan hal-hal bagus.
Pada Sabtu malam, Mingyu membantu Soonyoung memasak pasta untuk makan malam, yang berarti Soonyoung hanya duduk di meja sambil mengkritik beberapa lagu, sementara Mingyu memasak pasta untuk makan malam.
Wonwoo, yang telah bermalas-malasan di tempat tidur sepanjang hari, berlari ke dapur, masih mengenakan piyamanya.
Dia mengambil tempat duduk di sebelah Jihoon di meja makan bundar mereka.
"Kamu terlihat seperti sampah," kata Jihoon.
"Terima kasih. Aku juga merasa seperti itu."
Mereka mengobrol sampai Soonyoung membawakan mereka makanan, lalu dia dan Mingyu duduk.
"Kamu terlihat seperti sampah, hyung," komentar Mingyu.
"Aku terlihat hebat," jawab Wonwoo. Jari-jarinya menggosok lipatan bantal yang membekas di pipinya.
Mingyu meletakkan beberapa sendok ravioli ke piring Wonwoo. "Makanlah. Kamu akan merasa lebih baik. "
Jihoon tertawa. Soonyoung berteriak, "Kamu akan merasa lebih baik," dengan suara bernada tinggi.
Wonwoo benci kalau Mingyu bisa melakukan semua hal dengan mudah ketika Wonwoo nyaris tidak bisa merebus telur sendiri. Dia benci bagaimana telapak tangan Mingyu terasa di kulitnya. Dia benci fakta bahwa dia sebenarnya tahu tentang perasaan Mingyu padanya karena Mingyu sangat suka menyentuhnya dan memegang tangannya, yaitu ketika mereka berkelahi dan Mingyu harus memegang tangannya saat dia akan memukulnya, atau ketika dalam perjalanan pulang dari perpustakaan, karena jalanan gelap dan mereka tidak ingin kehilangan satu sama lain, jadi mereka saling berpegangan.
Dan yang terpenting, Wonwoo benci bahwa dia menyukai Mingyu.
Wonwoo menusuk sepotong ravioli-nya. Aroma itu langsung mengenai indra penciumannya, dan dia menyipitkan matanya menatap Mingyu. "Ada yang berbau amis di dalam makanannya."
Mingyu, dia berusaha terlihat tidak bersalah, dan tertawa terbahak-bahak. "Rasanya enak."
Wonwoo menggigitnya dengan ragu-ragu, sedangkan mereka bertiga memakannya tanpa ragu.
Ini rasa ikan. Wajahnya memerah. Aku baru saja memikirkan semua hal bagus itu tentang Kim Mingyu, dan Kim Mingyu yang sama baru saja memasukkan ikan sialan ini ke dalam pastanya.
Wonwoo meletakkan garpunya dan mendorong kursinya ke belakang. Jika suara kursinya itu tidak membuat Mingyu tersadar seberapa marahnya dirinya, dia berharap dia pergi meninggalkan mereka dengan mendapatkan sebuah permintaan maaf.
"AKU BENCI FAKTA BAHWA KAMU MEMBENCI SEAFOOD!" Teriak Mingyu.
"Terserah!" Wonwoo berteriak balik.
Kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarnya. "Masuk," Wonwoo bergumam, nyaris tidak terdengar. Dia tengkurap, lengannya menggantung di ujung tempat tidurnya. Pumpkin duduk di antara kedua kakinya.
"Hei," kata Mingyu. Wonwoo tidak mau repot-repot menyuruhnya pergi, dan Mingyu masuk ke dalam kamarnya, duduk di sisi lain tempat tidur. Pumpkin menyapanya dengan mengeong. "Hai, kucing."
"Apa yang kamu inginkan?" Wonwoo berkata, suaranya teredam kasurnya.
"Maaf. Untuk yang tadi."
"Maaf? Aku tidak tahu apa artinya itu?"
Mingyu mengabaikannya. "Aku membuatkanmu pasta tanpa seafood. Seperti yang selalu aku buatkan. Aku hanya berpikir jika itu akan lucu"
"Baiklah," Wonwoo memotongnya. "Berhentilah merendahkan dirimu." Dia mendorong dirinya, berguling dengan hati-hati sehingga dia tidak mengenai Pumpkin. Pumpkin menjauh darinya, lalu melompat ke pangkuan Mingyu. Tentu, Mingyu menjerit.
"Jauhkan dia," katanya, pelan.
"Aww, ayolah. Bukankah dia imut?" Wonwoo mengangkat Pumpkin, membenturkan kepala Pumpkin ke dada Mingyu dengan lembut. "Ingin mencoba menggendongnya?"
Mingyu mengerutkan keningnya menatap Pumkin, berpikir. "Baiiikllaaaahhh." Dia melipat tangannya, menggendongnya dengan kaku, dan Wonwoo meletakkan Pumpkin disana
Awalnya dia membeku, tapi kemudian ekor Pumpkin melingkar di pergelangan tangannya, dan kucing itu mendengkur, itu semua seolah-olah seperti mantra siihir bagi Mingyu. Dia mengangkatnya, membelai tulang punggungnya. Sambil tersenyum, dia berkata, "Aromanya seperti lavender."
Wonwoo bersenandung. "Dia suka tidur di bawah semak yang ada di luar rumah kita."
Lalu, Mingyu berkata, "Pastanya ada di dalam microwave, hyung. Kamu bisa tinggalkan aku sekarang."
![](https://img.wattpad.com/cover/181700721-288-k789387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If Cupid's Got A Gun - Meanie
Fiksi Penggemar"Kim Mingyu," Wonwoo starts. He scripted this. "I hate everything about you. You infuriate me every single goddamn day. You get on my nerves like no one else. In another universe, I bet we could've been best friends, but you had to be the biggest as...