3. Masa Pertumbuhan ~ Part I

99 12 0
                                    


Ketika aku bangun, hal pertama yang aku rasakan adalah mataku berkunang-kunang.

Cahaya memenuhi pandanganku, dan aku menyipitkan mata karena ketidaknyamanan ini.

Setelah mataku terbiasa dengan cahaya terang, aku menemukan seorang wanita muda berambut perak dengan bola mata berwarna biru sedang menatapku.

Seorang gadis cantik ...... bukan, akan lebih tepat jika aku memanggilnya wanita cantik.

Bahkan aku sempat berpikir.

'Apa dia malaikat?'

Disampingnya ada seorang pria berambut coklat berbadan kekar, sepertinya seumuran dengan wanita tadi.

Dengan wajah yang terlihat sombong tapi entah kenapa menurutku dia orang yang baik.

"--- xxzx -- xx*

Apa yang dia bilang? kepalaku masih sedikit pusing, tidak begitu jelas apa yang wanita itu katakan.

'Apa itu bahasa jepang?'

"--xxxzx----zzxzx" si pria sepertinya membalas apa yang dikatakan wanita tadi.

'Ya ampun apa yang kalian katakan' aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka katakan.

"---xxxzzxx-----"

Ada orang lain lagi, suara perempuan, siapa?.

Aku mencoba berdiri tapi tidak bisa, aku ingin bertanya 'ini dimana?, rumah sakit atau apa?'

"...Ah.. ha~~"

Apa itu suara atau hanya nafas beratku?. Dan juga aku tidak bisa bergerak, apakah tubuhku sangat parah sampai tidak bisa bicara atau bergerak?.

Seperti ada sensai jari di tubuhku!. 'woi..woi.. pria tadi mengangkatku'. Ini bohongkan, beratku hampir 70 kg, mana mungkin di angkat begitu mudah.

(Sesuatu yang bisa lebih buruk dari kematian hah...)

itulah yang kupikirkan

****************************

»Sebulan berlalu.

Sepertinya aku bereinkarnasi.
Aku menerima kenyatain ini.

Bereinkarnasi sambil tetap memiliki ingatan lama kurasa tidak buruk.

Aku sadar ketika kepalaku di topang dan memperlihatkan badanku yang seorang bayi.

Pasangan pria dan wanita yang pertama kali kulihat sepertinya ayah dan ibuku.

Wajah mereka tampak berumur 20-an. secara teknis aku lebih tua dari mereka, tapi mereka sudah menikah di usia semuda ini.

Aku sedikit kesal dan meronta saat digendong ayahku, kenapa? karna aku sedikit iri 'pria ini menikahi wanita yang sangat cantik'.

Berbanding terbalik, aku menunjukan ekpresi bahagia dan tenang disaat ibu mengendongku. terlihat jelas pria itu sangat cemburu.

Aku sadar ini bukan di jepang.

Bahasa yang dipakai berbeda, wajah ayah dan ibuku pun tidak bisa dibilang wajah orang jepang, bahkan pakaian mereka sangat asing dimataku.

Saat dibawa keliling rumah oleh ibuku, tidak terlihat satupun alat elektronik di rumah ini seperti televisi, mesin cuci, dan kipas angin. bahkan perambot seperti furniture terbuat dari kayu kasar, sepertinya tempat ini tidak semaju Jepang.

Malam haripun tidak ada cahaya bolam. Hanya ada lilin dan lentera seadanya. Bahkan aku sempat berpikir orang tuaku orang miskin, sehingga tidak bisa bayar tagihan listrik.

Betsu no sekai de majo ni naruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang