←previous part
Marsha POV
Anjir, demi apa dong!😖
Emang gans sih, wajar genit.
Oke Aca, jan baper dia kek gini ke semua orang. SEMUA:)
[untung ganteng][next part]
SETELAH melalui berbagai rintangan gabutnya. Marsha bergegas pergi untuk mengisi kekosongan perutnya.
-di jalan-
"Marsha!"
Sebuah mobil berhenti di dekatnya hingga Marsha tak melanjutkan langkahnya.Di balik jendela mobil, ada Zalfa bersama 2 temannya yang akan pergi ke Kampus.
"Sha, lo mau kemana? Bareng aja, gapapa. Udah ayo, masuk!"
Nyaris berhasil Marsha jawab, namun tak di beri celah oleh Zalfa. Alhasil, Marsha nebeng gratis di mobil Zalfa. 2 teman Zalfa yang belum pernah bertemu Marsha mulai membuka sebuah percakapan singkat.
"Hai salken! Gue Vanya and ini satu temen gue yang paling laknat namanya Ruth. Btw, nama lo siapa?"
"Okay, hai Vanya Ruth. Gue Marsha temennya Zalfa. Salam kenal juga"
Ya, pertemuan singkat tak disengaja dalam sebuah mobil yang tak asing bagi keduanya adalah suatu hal bodoh. Canggung? Apa itu?
Rasanya, penempatan 'canggung' tak akan cocok untuk milenial bar bar seperti mereka.
-sampai-
Terima kasih atas tebengannya. Atas segala fasilitas AC yang menyala dan lagu melow yang mengubah suasana.
Kini Marsha hanya tinggal masuk ke dalam resto, memesan beberapa makanan dan minuman untuk mengenyangkan cacing dalam perutnya.
andd-
"Fried chicken nya satu!"
Bersamaan. Marsha dan 1 orang lainnya memesan pesanan yang sama.Keduanya saling menatap,
dan kini mereka tertawa bersama.
DEVIN!?
MARSHA!?Sebuah kebetulan yang tak pernah terencanakan. Dalam 1 resto dan dalam 1 menu, mereka mengambil 1 tempat paling nyaman untuk mengobrol.
Berawal dari topik liburan,
keterusan hingga topik pacaran."Sha, kalo ntar lo punya pacar kea gua gimana? Apa lo bakal ngilang gitu aja?" tanya Devin.
Marsha POV
Busett, busett. Gue harus jawab apa. Gawat! Demi apapun, gue nge-freeze detik ini.____________
"Maaf mengganggu kak, ini pesanannya udah siap. Selamat menikmati!" ucap pelayan resto yang mengantar pesanan fried chicken milik keduanya.
Makanan telah siap di meja,
namun Baby Blue masih tetap saja penasaran dengan jawaban atas pertanyaan yang ia lontarkan tadi."Ehm kalo gue sih, t-tergantung ya. Kalo misal ehm, kalo... (duh gue ngomong apa sih) cowo gue emang kea lo, ya gapapa juga. Kalo uda jodoh kan kaga ada yang tau. Uda ah, halu aja sih. Makan gih" jawab Marsha grogi.
_____________
Sudah 3 jam mereka meneruskan percakapan di meja makan. Langit yang tadinya kelabu, kini berubah wujud menjadi biru.
Waktu menunjukkan pukul 12.32 siang. Sudah saatnya kembali ke kamar dan menyiapkan diri untuk kembali berhibernasi.
"Pin, gue pulang duluan ya. Uda siang" pamit Marsha.
"Eh! Gua anter gimana? Mau gak?" tawar Devin.
Marsha menolak dan memilih menaiki taxi online yang telah dipesannya.
(eman bet si, hrsnya kan ngikut😭)-pulang-
Devinthank uda mau makan brg gw tadi.
iye, sans
sha, lu kaga mau nyari pacar gitu kek?
ga dulu deh, wkawk
toh ya gada yang suka sama guesebenernya sih,
hmm"Hari ini pukul 15.39"
sebenernya kenapa?
lah off
vin? ar u there?
oukey baii_________________
Devin POV
Ya sebenernya, gue suka sama lo, Ca.
Sejak tadi🙃
Lo kapan pekanya?next part→
KAMU SEDANG MEMBACA
мιηє η уσυяѕ ||✓MarshaDevin
Fanficenjoy, guys!! ______________________________ "Gue? Bantu lo? Bodo amad!" Lantas Marsha berfikir Najis, di bantu cowok ga jadi. dan membiarkan Devin melanjutkan langkahnya menuju parkiran saat itu. 🥀Story by ↓ Christina Locita W. 🥀Edit n etc by ↑