Pemakaman Bu Marni

638 22 2
                                    

Pocong The Legend From Indonesia.


#DendamKesumat.


#Part_1



Pemakaman di kampung Getah, mendadak ramai oleh warga sekitar. Beberapa orang terlihat mengabadikan setiap detik pemakaman salah satu penjahat, yang telah membuat geger beberapa hari lalu.



"Kasihan, Buk. Sudah ditinggal mati ibunya, jadi penjahat. Sekarang mati bunuh diri," bisik seorang Ibu-ibu kepada orang di belakangnya.



"Iya, benar. Kurang apa dirinya itu? Sudah cantik, dan kaya lagi," sahut seorang Wanita muda.



"Hust! Jangan bicara di depan jenazah. Setahu saya orang yang mati bunuh diri, dengan kejahatan yang belum dia jelaskan. Maka arwahnya akan ditolak, dan jasadnya menjadi Pocong!" sahut seorang wanita berumur memakai baju putih.



"Ibu-ibu jangan menggunjing jenazah, apalagi di depan keluarganya. Enggak elok, nanti didatangi arwahnya baru tahu!" bentak seorang pria yang merasa jengkel karena perilaku mereka.



Pemakaman kembali dilanjutkan, tanpa ada omongan Ibu-ibu. Suasana sedih masih menyelimuti keluarga jenazah, yang belum menerima atas kematian salah satu anggota keluarganya. Perlahan sedikit demi sedikit pelayat pulang, setelah jenazah Bu Marni telah disemayamkan.



***



Tok, Tok!



Seseorang mengetuk pintu rumah Bu Santi dengan keras, hingga membangunkan sang empunya rumah. Suasana yang gelap dan sunyi, ditambah dengan rumahnya yang sepi membuat bulu kuduk Bu Santi berdiri. Semakin dekat dirinya dengan pintu, maka bunyi ketokannya akan semakin kencang.



"Siapa itu?" tanya Bu Santi begitu sampai di depan pintu.



Tapi tidak ada jawaban, maupun ketokan pintu membuat keadaan sunyi. Aroma bau busuk tiba-tiba saja menyeruak, menembus hidung bersamaan dengan pintu yang telah terbuka. Nihil! Tidak ada siapa pun bahkan jalanan rumah, Bu Santi juga sepi. Mendadak perasaannya tidak enak, dan membuatnya kembali menutup pintu dan berjalan memasuki kamar.



"Bu Santi!"



Sebuah suara mendadak menghentikan langkahnya, yang hampir memasuki kamarnya. Sebuah benda putih terlihat melayang layang, membuat kaku Bu Santi. Bayangan putih itu perlahan turun, membentuk sebuah tubuh yang tertutup kain kafan. Raut wajah terkejut terlihat di wajah Bu Santi, ketika melihat bahwa tubuh itu adalah sosok yang sangat dia kenal.



"Bu Marni," ucap Bu Santi melihat bayangan itu adalah orang yang tadi telat disemayamkan.



Sosok itu tersenyum mengerikan, dan melompat ke arah Bu Santi yang masih mematung. Menyadari bahwa sosok itu hampir dekat, Bu Santi langsung membuka pintu kamarnya dan melompat masuk. Pintu kamarnya juga ditutup bersamaan dengan Pocong itu, hampir memasukinya.



"Pergi Kamu!" teriak Bu Santi dan melompat ke kasurnya.



Tubuhnya ditutupi selimut, hingga tidak lagi ada yang tampak keluar. Sementara tangannya terus bergerak mencari guling. Hingga akhirnya dia menemukan gulingnya.



"Kok bau busuk?" ucap Bu Santi yang bingung karena bau busuk masih tercium di kamarnya.



Tidak hanya itu. Guling yang dia pegang terasa aneh, lantaran guling itu mendadak seperti memanjang. Dengan tangan gemetar, Bu Santi membuka selimutnya. Dan benar saja, wajah Bu Marni terlihat menatapnya dengan hidung yang tersumpal kapas.



"Ayo ikut saya ke neraka!" ucap Bu Marni yang membuat Bu Santi berteriak.



Keesokan harinya warga geger menemukan seorang wanita tengah tertidur di atas makam, yang baru saja ada kemarin. Kondisi wanita itu sangat parah, lantaran rambutnya yang teracak acak dan bajunya yang sobek. Tidak berselang lama ambulans datang, membawa wanita itu menuju rumah sakit.



***


( 3 bulan setelah kejadian )



"Pak! Kami ingin protes karena banyak sekali warga, yang telah diganggu arwah penasaran dari Bu Mirna!" protes seorang wanita tepat di depan rumah Pak RT.



"Iya, Pak! Anak saya saja sampai menangis, dan badannya panas setelah lihat Pocong itu!" sahut wanita lain yang terlihat emosi.



"Sabar Bapak-bapak, Ibu-ibu. Masalah ini dapat diatasi, tapi yang terpenting jangan pakai emosi," ucap seorang laki-laki yang ternyata adalah Pak RT.



"Terus penyelesaiannya bagaimana, Pak? Apa kita harus menunggu korban selanjutnya, seperti Bu Santi yang sudah masuk RSJ?" tanya seorang pria tua dengan nada geram.



Apa yang akan dilakukan warga?


Siapakah Bu Marni itu?


Tunggu kelanjutannya......




Maaf kalo pendek akan dilanjutkan jika sudah banyak yang baca.

Pocong The Legend From Indonesia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang