"Sungguh aku tak baik baik saja, ketika ku merenungi kisah ini. Kisah dimana Tasbih berada dalam genggamanku dan kulihat tanda Salib melingkar di lehermu"
~•Arina Mahendra•~
Arina Mahendra, gadis lucu dan banyak tingkah,itu yang dapat disimpulkan. Pelajar SMA BHINEKA di Jakarta, sekarang ia tinggal ber tiga bersama ibu dan kakanya, ayahnya sudah tiada sejak ia masih berusia 2 tahun.
Cleo Mahendra, kakak Arina yang memiliki karismatik dan bertanggung jawab terhadap anggota keluarganya, Cleo juga merupakan tulang punggung keluarganya sejak ia selesai kuliah. Ibunya memiliki usaha kecil kecilan untuk menambah penghasilan.
Dan disini dia,Arina memulai kisahnya, kisah memilukan,menanggalkan bekas luka yang amat mendalam dihatinya karena suatu perbedaan.
Senin, 10 Juni 2019
Hari yang sangat dibenci oleh semua pelajar mungkin. Ya, hari Senin, hari dimana semua pelajar harus berpanasan dibawah panasnya matahari untuk menghormati jasa para pahlawan.
Seperti biasa Arina and the geng memilih barisan paling belakang untuk menghindari kulitnya yang menghitam. Waktu berjalan seperti biasa dan upacara pun selesai dengan tertib.
Arina adalah anggota osis di SMA BHINEKA, setiap Senin ia sudah biasa mencatat dan menghadapi siswa siswa yang tidak menaati peraturan.
"Apaan sih Jun, kemarin aja udah kena catet, sekarang kena lagi. Tobat napa Jun"
"Yee kan tadi buru buru Rin, jadi ngga sempet pake kaos kaki" ucap Juna, yang notabenya murid ter ter ter nakal, males, laknat, disaentro BHINEKA.
Arina melanjutkan tugasnya,sampai ia mendapati siswa yang belum pernah ia lihat di sekolah sebelumnya.
"Sebutin nama, kelas, alasan, sebutin id.Line juga boleh hahahah" ucap Arina dengan candanya.
"Kenalin nama gue Leo. Kelasnya ngga tau lah,orang baru pertama masuk disini kok. Daa.." ucapanya langsung dipotong oleh Arina
"Ooo jadi lu anak baru, udah belagu ya lu, baru pertama masuk aj udah ngga pake ikat pinggang, nanti sebulan lagi ngga pake celana lu?"
"Biasa aja kali itu mulut apa bon cabe,pedes amat" jawab Leo dengan santainya.
"Udah udah males gue ladenin orang belagunya udah super kayak lu. Semuanya boleh kembali ke kelas. Dan satu lagi mi-nggu-de-pan ngga a-da pe-la-ngga-ran sa-tu-pun" ucap Arina dengan penuh penekanan pada kalimat terakhirnya
"Ehh bentar nama lu siapa?" panggil Leo berhasil membuat Arina menoleh kearahnya.
"Penting ya buat gue jawab" jawab Arina kesal.
"Sanss dong, gue cuma mau minta tolong anterinn gue ke kantor guru"
"Idih, ogah banget gue nganterin minyak tawon kayak lu ke kantor guru, cari aja sendiri, gue mah ogah banget" tolak Arina
"Please! Help me , gue gak tahu, ok kejadian tadi gue minta maaf, gue gak bermaksut untuk ngomong gitu ke lu." ucap Leo.
Arina sedikit bingung, pasalnya ia juga merasa kasihan pada Leo yang terus membujuknya agar menolongnya.
"Ok, ikut gue" pasrah Arina yang akhirnya mau membantu Leo.
"Tengkyuuu ya,eee gue kan gak tau nama lo"
"Udah deh jangan banyak bacot lu, gue buru buru nih" balas Arina dengan wajahnya yang kesal.
Cerita pertamakuuu,jadi ngga heran kalo bahasanya masih kaku
Maaf kalo ceritanya gak nyambung ya gaesss. Tinggalkan coment dan vote. Doakan semoga lebih baik lagi di part selanjutnya:v
See U:)
KAMU SEDANG MEMBACA
KRIESLAM
FanfictionBerbeda? Arina sangat membenci kata itu, katanya berbeda itu menyatukan, ya itu hanya katanya, faktanya berbeda itu memisahkan. "Perbedaan ini mungkin adalah cara Tuhan mengujiku, apakah aku lebih memilih pencipta atau ciptaanya." -•Arina Mahendra...