3. Perkenalan

40 14 3
                                    

"Aku menyayangimu tapi aku lebih sayang Tuhanku"
~•Arina Mahendra•~

"Oalah,maaf Pak, gagal fokus saya," ucap Pak Sat sambil cengingiran gak jelas, malu kayaknya.

"Kalo gitu saya permisi dulu ya Pak." ucap Pak Aziz sambil keluar kelas diikuti oleh Vrezo.

"Sekarang silahkan, kamu perkenalkan diri kamu."

"Ya ampooonn,senyumnya bikin meleleh aaduhh"

"Tolong ya, kalo udah ganteng jangan pake senyum. Nih hati tu ndak kuaatt"

Arina hanya bisa memijit pelipisnya mendengar celotehan teman temanya itu.

"Apaan sih,muka songong kek comberan gitu ihhh ,idihh najess," ucap Arina tiba tiba. Reka yang mendengar itu langsung menoleh.

"Apaan si Rin, ngacoo aja deh kalo ngomong, ganteng gitu kok. Kenapa sih lu kok benci banget, hati hati lhoh," Reka menggantungkan ucapanya itu.

"Hati hati apa?" Arina tampak bingung dengan ucapan Reka.

"Hati hati... Sssst, benci jadi cinta," bisik Reka yang hanya dibales dengan umpatan oleh Arina, rasanya tangan gadia itu ingin sekali menabok pipi sahabatnya itu.
 

"Reka, Arina, bisa diam ngga itu," ucap Pak Sat

"Iya pak iya," jawab mereka dengan bersamaan.

Dan tibalah Leo memperkenalkan namanya.

"Haii teman teman,"

"Hai juga gantengg aduhh," ucap salah satu teman Arina. Iya, beneran dia bilang kayak gitu.

"Nama gue Leo. Nama panjang gue Leo Radhika"

" Cukup Leo perkenalanya. Sekarang silahkan kamu duduk disebelah Arina."

"Apaaa, Whatttt, OMGGGG," ucap Arina tiba tiba, sampai satu kelas menoleh kearahnya.

"Kamu ini kenapa sih Arina, ngga sopan ya kamu bicara gitu." ucap Pak Sat

"Bang Satt ini ngga tau situasi apa" batin Arina dengan menatap tajam kearah Pak Sat yang berjalan ke luar kelas.

"Apa lu liat liat," ucap Arina kepada Leo yang ingin duduk di bangkunya.

"Idihhh apaan sih, ngga usah ge er dehh, gua liatin kursi, bukan liat lu, ngerti lu"

Ingin rasanya Arina menabok keras keras sampai sepuluh jarinya tergambarkan di muka Leo.

"Diem bisa ngga sih lu, asal lu tau ya,gua juga ngga pernah sudi satu bangku sama lu, sama ikan kakap beli 2 gratis 1 kayak lu."

"Ehhh apa lu bilang, emang lu doang ya yang ngga sudi sebangku sama gue. Gue juga ngga sudi sebangku sama lu. Cih, terpaksa gue," ucap Leo sambil tersenyum miring.

"Hihhhh, gue tabok lu pake sepatu Jeje, mau lu, biar pingsan sekalian"

Semua murid di kelas 11 Ipa 2 hanya bisa diam mendengar perdebatan Tom and Jerry versi nyata itu. Untungnya Pak Sat sudah keluar kelas.

"Woy ini kelas bukan tempat debat pemilihan presiden, jadi diem ngga lo berdua!" Ardan sebagai ketua kelas menenangkan Leo dan Arina sehingga mereka diam dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.

"Biasanya juga tuh mulut dah kayak toa masjid yang rusak Dan," ucap Frenky dengan santainya sambil memainkan bolpoint  ditanganya.

"Biar penting mah ganteng," balas Ardan, dia memang memiliki wajah yang mendekati perfect tapi sekarang tersaingi oleh Leo.

"Terserah dedek aja lah, abang mah iya iya aja," ucap Frenky dengan nada yang menjijikan menurut Ardan.

•~•~•~•

'

Kriiingggggg...'

Bel istirah bunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas.

"Kantin kuy," ajak Frenky kepada sahabat sahabatnya. Reka, Arina, Ardan, Frenky, memang sudah bersahabat dari orok. Kemanapun mereka pergi selalu ber empat,"paribasanan mah ada aku pasti ada kamu,wkwkwk"

Ardan terlihat sedang berjalan menuju meja Arina. Sepertinya ia berniat untuk berkenalan dengan Leo.

"Ngapain lo tong," tanya Arina yang melihat Ardan cengar cengir ngga jelas.

"Santai nona saya hanya ingin berkenalan dengan seseorang disampingmu, siapakah namamu tuan," mendengar kata kata Ardan yang dibuat buat,rasanya Arina ingin menyumpal mulut Ardan dengan kaos kaki Jeje yang terkenal sangat bau itu.

Frenky yang awalnya hanya diam mendengar Ardan pun berjalan ke meja Arina.

"Kenalin gue Leo," ucap Leo sambil tersenyum.

"Kenalin gue Ardan, ini sobat orok gue namanya Frenky, itu Reka, dan yang disamping lo itu.."

"Nenek peyot," potong Leo yang membuat mereka tertawa terkecuali Arina yang dibuat kesal dengan ucapan Leo.

"Dasar orang super mega gila, apa apaan lo ngatain gue kayak gitu," Arina mengambil buku tulisnya berniat memukul Leo dengan itu,namun usahanya gagal, tanganya ditahan oleh Frenky yang masih dengan tertawaan khasnya itu.

"Udah udah, ke kantin kuy. Ardan yang traktir." Ardan melotot tajam mendengar ucapan Frenky.

"Ehh apaan, enak aja, utang lo ke gue udah numpuk tu kayak cucian laundry, malah minta traktiran. Tuh minta sama bebeb Arina," ucap Ardan sambil menunjuk Arina.

"Bebeb bebeb, bebek kali tu di sungai. Ehh enak aja minta traktiran gue, tuh Reka yang duitnya berseri seri." Reka pura pura tidak mendengar celotehan Arina.

"Ehh udah udah, sini gue traktir," mendengar perkataan Leo mereka berterima kasih kepada Leo, ya kecuali Arina.

"Gue ngga mau ke kantin, kalau ditraktir sama tambal wajan itu," semua orang menatap aneh Arina.

"Ok, gue tambal nya, lu bokong wajanya," Leo membalas ejekan Arina, kini wajah Arina memerah menahan kesal.

"Ehh,udang dong, nanti keburu bel nih," Frenky namapaknya sudah jengah mendengar perdebatan mereka berdua, "Ok, lets go, kewann,ehh kawan,"Ardan masih menyempatkan untuk bercanda.

~•~•~•~

Hai hello, please baca, votment gratis ngga dipungut biaya, in sha allah dapat pahala, aamiin, wkwkwk

Update lama, ya ide mancet total, typo bertebaran maapkan guys, author baru belajar:/

Nih cerita ngga tau kenapa kayak gimana gitu sumpah gaje pake bangetttt. Udah y, maafin kalo jelek, karena ak ngarasa juga ni cerita jelek:|

Ok cukup
See you next part






KRIESLAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang