3.

3K 129 4
                                    

Happy Reading....
📖📖📖

.


Hari ini aku bagun lebih awal dari biasanya, mengingat banyaknya tugas dan tanggung jawab dari Pak Andrian. Aku melangkahkan kakiku ke arah kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandi pagi sekaligus berwudhu untuk menunaikan sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh dan membaca ayat-ayat indah-Nya aku bersiap untuk langsung menuju kantor.

***


Begitu sampai dikantor, aku langsung menyiapkan tempat untuk acara ulang tahun perusahaan hari ini. Walaupun bukan aku yang mendekorasi, tapi tetap saja aku harus mengeceknya satu persatu. Begitu tempat sudah siap aku langsung menghubungi penyedia jasa catering untuk memastikan agar datang tepat waktu.

Acara dimulai dengan bacaan bismillah, dilanjutkan dengan sambutan dari Pak Andrian. Alhamdulillah sepertinya tidak ada kekurangan apapun. Sampai pada pemotongan nasi tumpeng sebagai simbol dari inti acara. Semua karyawan hadir dan menyaksikannya sambil beryukur dan berdoa untuk kemajuan perusahaan.

"Baikalah semuanya, kalau tahun-tahun sebelumnya saya yang memotong nasi tumpeng ini, tapi sekarang saya akan menyerahkan semuanya kepada anak semata wayang saya. Mengingat usia saya yang tidak lagi muda, saya limpahkan semua wewenang dan tanggung jawab saya sebagai pimpinan diperusahaan ini kepada anak saya, Alif Rayhan Herlambang. Dia baru saja menyelesaikan studinya di Harvard University. Saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik" kalimat panjang dari Pak Andrian sukses menuai banyak desas-desus dari karyawannya.

Semua bertepuk tangan untuk CEO baru pemilik perusahaan. Aku yang tadinya masih serius mengecek beberapa hal yang perlu diperhatikan pun penasaran siapa yang akan jadi bos baru ku nantinya.

"Dia...." Aku hanya melogo seperti orang bodoh yang tak tau arah

"Jadi... Pria menyebalkan itu anak dari Pak Andrian. Mampus, kesan pertamaku pasti sudah dianggap buruk olehnya. Eh tunggu tapi itukan bukan mutlak kesalahanku. Ya Allah lindungi pekerjaan hamba ya Allah" dialogku dalam hati

Setelah acaranya selesai, aku harus melaporkan mengenai kegiatan tadi. Walaupun kepalaku sudah terasa pusing, tapi pekerjaan tetap pekerjaan dan aku harus tetap prefosional dalam kewajibanku.

Aku melangkahkan kakiku untuk menemui bos ku itu. Eh tunggu bukannya tadi bos ku itu sudah diganti ya, ah bodoamat deh pokoknya. Sekarang aku harus segera memberi laporan agar bisa beristirahat.

"Assalamualaikum. Pak mengenai kegiatan tadi semuanya sudah dibayar hanya catering yang belum lunas karena tadi sempat nambah untuk kekurangan, dan saya akan urus itu" laporku kepada Pak Andrian

"Waalaikumsalam. Kenapa kamu laporannya ke saya. Anisa ingat, bos kamu itu sekarang sudah baru. Tunggu sebentar ya dia sedang mengangkat telepon" ucap Pak Andrian yang entah kenapa malah membuatku meneguk ludah dengan kasar.

"Tapi kan pak..."

"Kenapa ada masalah?"

"Hmmm tidak pak"

"Alif sini, ini Anisa, staff keuangan disini, dan dia ini salah satu orang kepercayaan papa karena dia itu sangat amanah dan disiplin" ucap Pak Andrian memperkenalkanku kepada anaknya sekaligus bos baruku.

Pria menyebalkan itu mendekatiku. Aku singkirkan rasa takutku dan berusaha bersikap normal. Aku memberanikan diri untuk mendongakan wajahku dan memberikan sedikit senyuman.

"Anisa ini anak saya Alif yang akan memimpin perusahaan ini sekarang. Nah mulai sekarang apapun mengenai perusahaan kamu laporkan pada Alif ya. Saya yakin kalian bisa bekerja sama dengan baik, saya ada urusan jadi silakan lanjutkan laporannya dengan alif ya" ucap Pak Andrian memperkenalkan anaknya seraya pamit untuk pergi.

"B...baik pak" jawabku yang lumayan gugup.

"Bagaimana mungkin papa mempercayai perempuan ceroboh seperti kamu. Mari ikut saya ke ruangan" ucap pria menyebalkan itu. Tidak... Mungkin lebih ke sindiran.

"Hah????"

"Ikut saya ke ruangan dan jelaskan kembali mengenai laporannya" ucapnya dengan tegas tanpa ada bantahan.

Aku langsung membuntutinya dari belakang.

Baru saja aku menginjakan kakiku ke dalam ruangan tapi tiba-tiba pusing yang dari tadi mendera kepalaku semakin bertambah dan penglihatanku menjadi buram dan seketika semuanya menjadi gelap.

***

Aku mengerjapkan mataku. Mengumpulkan kesadaranku yang sepertinya belum pulih sepenuhnya. Aku mulai mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan. Sepertinya aku bukan berada dikamarku. Ah aku coba menginggat apa yang terjadi terakhir kali. Saat itu aku berjalan mengikuti bos menyebalkan itu, baru saja aku masuk ke ruangannya tapi pusing kepalaku yang sejak tadi ku tahan sepertinya betambah berkali-kali lipat sampai pandanganku tiba-tiba gelap dan sekarang sudah terbaring disopa ruang kerja bos yang sama sekali tidak menyenangkan itu.

***

MutiaKho. & Putri
Subang, 15 Mei 2020


Jangan lupa vote+komen....

Info gak penting:
(Tapi tolong dibaca)

Part selanjutnya sedang berada dalam proses revisi. Tenang aja gak sesakit "part ini dihapus untuk kepentingan penerbitan" !!!

Wa'alaikumsalam Pelengkap Iman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang