Part 2

3.4K 22 5
                                    

hay ini lanjutan ceritanya, ajak teemn kalian baca cerita ini juga ya

¤caroline dawson POV¤

perlahan aku bangun, kini terbuka lebar seluruh kelopak mataku. Kelirik sekilas jam weker disampingku hampir jam 6 tepat rasanya terlalu pagi untuk bangun. Kulirik sekilas sebelah ranjangku, tepat kudapati suamiku tercinta yang tengah terlelap tanpa balutan sehelai benangpun. Semalam memang kami bermain cukup lama, beberapa waktu terahir ini kami memng lebih seringmelakukannya demi mendapatkan calon buah hati kami nanti, justin junior.

Aku benar-benar malas untuk bangun atau beraktivitas aku benar-benar tidak ingin bertemu dengan mom pattie, mertuaku. Rasanya kalau boleh memilih aku ingin dimensi waktu berhenti saat ini juga, tepat disaat aku dan justin bersama merajut tali cinta yang begitu manis mewarnai hidup kamu. Tapi kurasa itu hanya akan terjadi dalam imajinasiku, hidup ini tak pernah berhenti. Seperti sebuah kalimat yang sering kudengan life must go on! Tapi kurasa tidak untukku aku merasa hidup tidak adil untukku, begitu mengingat mom yang selalu membenciku kenapa wanita itu tak pernah mau menerimaku? Bahkan kalau didepan ibunyapun justin jarang membelaku. Rasanya terlalu pahit tiap kali mengingat kenyataan itu itu.

........

"aku tidak bisa menjemputmu nanti sayang, maaf ya?" ucap suamiku tiba-tiba seraya memandangku teduh. Aku mendongak menatap mata hazlenya, justinku. Sekilas aku tersenyum "tidak apa-apa sayang aku bisa pulang sendiri" ucapku seraya mengeratkan dasi merah yang tengah kupasang dileher justin.

"tidak itu berbahaya ingat pengalamanmu waktu itu! Aku akan menyuruh kenny mmenjemputmu" ucapnya tegas.

Aku mendesah lemah, rasanya aku lebih baik pulang sendiri dengan ancaman aku akan dicegat preman lagi seperti pengalaman tempo dulu, dari dapad kenny yang menjemputku. Well kenny adalah orang kepercayaan justin tugas pokok kenny adalah melayani mertuaku. Pernah sekali kenny mengantarku belanja karena permintaan justin, hanya karena hal kecil itu yang kudapat adalah sakit hati. Saat tau bahwa kenny mengantarku mom sempat murka dan mencemoohku, saat itu aku hanya bisa mengelus dada mencoba sabar. Justin juga tidak bisa berbuat apa-apa, ia terlalu menyanyangi mom. Menetang ibunya adalah pantangan terbesar justin.

"tidak udah sayang, aku bisa naik taksi atau kereta nanti. Percayalah justin aku akan baik-baik saja" ucapku mencoba menyakinkan, kupandang matanya sekilas, mata itu menyiratkan bahwa aku harus menuruti perintahnya dan tidak ada penolakan. "tidak calr, pokoknya kenny harus menjemputmu tidak ada kata tidak!" ucap justin tegas.

Aku mendesah pasrah kalau begini, memang benar-benar tidak ada kata tidak. Justin paling tidak suka jika perintahnya ditolak. Suamiku ini memang pemaksa.

Pernikahan Yang Tidak DiinginkanWhere stories live. Discover now