Part terakhir di bangku SMP

93 25 26
                                    

Part ini, gue persembahkan buat kelas gue. 9A.

***

Hai kalian semua yang baca cerita gue sampai sini, gue ga tahu kalian jenis apa. Silent readers? Ngincer feedback-an, but it's okay. Gue sayang semua readear's gue.

Gue baru aja lulus dari SMP, dan gue pikir ini cuma perpisahan sama sekelompok manusia abnormal di kelas gue. Tapi ternyata gue sadar, ini lumayan berat.

Sekarang gaes, gue bakal ingetin kalean semua kenangan buruk dan indah kita bareng-bareng. Ya.. mungkin cuma berisi kenangan buruk gue.

Yang mungkin bakal bikin kita ketawa, walau pun ga bareng-bareng. But, guys.. mari kita ingat sekali lagi perjalanan kita dari kelas 7.

Di mulai dari gue yang datang di bulan Oktober (klo ga salah) sebagai murid baru, gue dan adik gue agak nervous mengingat kalian semua ini lumayan... serem.

Serem? IYALAH BUJANK! Pas gue senyum klean malah bisik-bisik, dosa lu ferguso! Tapi... mungkin bisikan kalian itu lagi bahas senyum gue yang menawan. #AlwaysPositiveThinking

Pas semester pertama gue down banget. Kalian gaada yang jadi temen dekat gue, Lily juga ngerasa hal yang sama.

Bahkan pas pulang sekolah, gue sering lihat dia menangis dan minta Nyokap gue buat home schooling aja. (INI NYATA WOI! AWAS AJA KLEAN!)

Untung Nyokap ngga ngizinin, karena klo diizinkan, pasti gue bakal homeschooling juga.

Hari kedua di sekolah, gue ga punya seragam olahraga. Jadi gue pake seragam olahraga dari sekolah lama gue yang ternyata warnanya sama.

Dan... itu ga sepenuhnya baik.

Guru-guru gak kenal gue, dan buruknya dia pikir gue murid lama karena baju gue sama dengan yang lain. Jadi dia langsung menghampiri meja gue.

"Ini kuis, sebutkan kegiatan dasar ekonomi." Ujar Pak Setya.

Gue gatau Pak Setya itu guru killer, jadi gue auto jawab. Sembarangan.

"Distribusi?"

"Satu doang?" kata Pak Setya. Gue mengagguk. Telinga gue langsung dijewer.

Itu pengalaman pertama gue dijewer ma guru sih. Actually, it's so hurt. i'll never forget.

***

Di pelajaran olahraga pertama gue, gue ga masuk. Ya... kalian sendiri tahu, gue pindah dari sekolah asrama karena sakit. Kalian nggak perlu tahu penyakit apa.

Si guru olahraga setuju dan bilang ke kalian. "Raikal ngga masuk karena sakit."

Dan gue sendirian di kelas, baca buku. Sambil lihat keluar jendela, kalian lari-lari di lapangan.

Dan kaki gue ga sengaja kebentur ma meja paling belakang, ya.. sebelah meja gue sih.

Disitu ada anak laki-laki, pake baju batik. Dia nangis. (Bukan tuyul gengs, manusia tulen kok)

"Oi.. lu kenapa?" Sembur gue.

"Ga."

Jawab dia, gue langsung ngeliat muka dia. Tangannya gemetar.

"Lu nggak ikut olahraga?" tanya gue. Sebenernya gue tahu, dia pasti murid yang ga menonjol.

"Ga mau, entar kena bola."

Gue mengernyit, betewe.. dia laki loh gengs. Gue heran dong, masa laki-laki takut ma bola. "Lu laki-laki bukan sih, bola doang takut."

Lalu dengan pede maximal, dia menjawab. "Gue banci."

HestekKisahAbsurdPelajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang