Ada apa dengan judul mainstream-mu itu wahai Author?
Bodo lah. Intinya hari ini gue akan mengangkat topik mengenai emak-emak.
Jangan salah sangkah dulu. Gue adalah tipe yang menghormati profesi emak-emak. Tapi nggak dengan profesi jelek yang bakal gue ceritain di akhir nanti. Oke, kita mulai aja.
Kemaren, gue mengalami hal-hal yang menunjukkan betapa seremnya emak-emak. Semua ini berawal dari siang yang cerah di rumah gue.
"Ly, Rai.. sini bantu mama!" teriak Nyokap dari dapur. Gue dan kembaran gue yang lagi nonton anime langsung nyahut.
"Iya ma.."
Pas sampe ke dapur, Nyokap langsung ngasih 2 lembar uang merah. Gue dan Lily langsung melotot ngiler.
"Beneran mah!?" teriak gue dan Lily bersamaan.
Nyokap langsung mengerutkan dahinya, dengan jari super keras. Nyokap menggetok kepala gue dan Lily. "Beneran apanya? duit mulu dipikir. Bawa motor sana, beliin mama bahan buat kue."
"Yah.."
Yah, tentu saja kami putus asa dan merasa ter-php-in. Tapi bukan ini bagian keunikkan dari emak-emak yang gue bakal ceritain. Lanjut dah..
Setelah dapat catatan belanjaan dari Nyokap. Gue dan Lily segera pergi.
"Mau kemana dulu, nih?" tanya gue.
Lily menjawab. "Ke minimarket dulu, deh. Beli terigu paling cuma 15 menitan."
"Oke deh. Pegangan."
Gue nyetir ke minimarket yang jaraknya lumayan jauh. Rumah gue masuk ke gang-gang kecil jadi susah buat dapet minimarket yang lengkap.
Udah sampe ke minimarket, gue dan Lily segera turun. Sebenarnya harusnya gue jaga motor doang, tapi gue merengek minta ikut ke dalam. Ngerti kan? Ada ac. Ehe :P
Gue dan Lily nyari bahan-bahan: terigu, telur, stroberi, mentega, coklat batang, dan es krim buat yang padahal nggak ada di daftar.
Sampe dikasir, ada seorang kakak berhijab yang lagi ngantri, depannya lagi ada emak-emak yang lagi bayar di kasir. Cuma 2 orang, pasti bakalan cepat. Itu yang gue pikir.
Gue nunggu, nunggu, nunggu dan nunggu. 20 menit kemudian, gue kesel dan liat apa penyebab antrian ini nggak berjalan. Rupanya emak-emak tadi belum kelar bayarnya. Gue menyimak pembicaraan emak-emak itu dengan sang mas-mas kasir.
Emak-emak: "Gue udah bilang, kan? Ini voucher gue masih berlaku sampai tahun depan. Nih lihat nih ini sampe tahun 2018."
Ya.. jelas ga berlaku lah. Ini udah 3 bulan semenjak pergantian tahun. Batin gue. Kasirnya tampak nggak enak.
Mas-mas kasir: "Maaf, bu. Bukan masalah itu. Tapi ini bukan Voucher toko kami."
Gue segera ngelirik, voucher yang emak-emak itu pegang. Rupanya itu voucher Ramayana. Asli? Mengapa voucher Ramayana dibawa ke minimarket terpencil ini. Udah gitu masa berlakunya udah habis lagi.
Emak-emaknya tampak kesal. Dia mendengus lalu bilang. "Jadi gue kagak dapat diskon, nih?"
"Mohon maaf nggak, bu."
"Yaudah, gue kembaliin dua kotak susu, tuh!" Ujar si emak-emak dengan kasar. Kasirnya pasrah dan mengembalikan kotak susu yang dibeli.
Si mas-mas kasir hendak memasukkan belanjaan emak-emak itu ke kasir. Tapi si emak-emak itu sontak menghentikan pergerakan mas-mas kasir.
"Gue bawa kantong sendiri. Kantong disini mahal. Dua ribu." Ujar si emak-emak lalu memasukkan belanjaannya sendiri. Pas mau pergi, emak-emaknya balik lagi.
"Eh itu kotak susu gue beli deh."
Mas-mas kasirnya antara mau marah dan ketawa. "Tambahannya 30 ribu, bu."
"Heh? Kok murah? gue ambil satu lagi dah."
30 ribu dibilang murah. 2 ribu dibilang mahal. Us she up.
Gue dan Lily menghela napas panjang, sungguh perdebatan yang membuat kaki gue pegel. Belum lagi es krim gue yang bakal mencair.
Kakak berhijab yang ada di depan kami tersenyum kecil melihat dua anak SMP imut yang panik es krimnya mau mencair. "Kalian deluan aja. Kasian tuh nanti es krimnya cair. Punya kakak cuma sedikit kok."
"Wah makasih, kak." Ucap Lily semangat. Akhirnya atas kebaikkan kakak berhijab tadi, gue dan Lily keluar dari minimarket dalam keadaan kaki pegel.
"Terus mau kemana lagi nih?"
"Kita beli sayur di pasar." Sahut Lily.
"Oke!"
Sesampainya ke pasar, gue parkir di parkiran tentunya. Lily turun dan pergj belanja sendiri. Gue mah ogah, lebih baik gue disini, dibawah pohon sambil menyelesaikan beberapa game offline gue.
Rencananya sih gitu, sampe gue sadar bahwa gue kebelet pipis. "Mati dah gue."
Gue celingkungan nyari semak-semak atau apalah yang bisa gue pake. Dan pas radar gue nangkap toilet umum. Secepatnya gue kesana tanpa peduli tentang seberapa baunya toilet umum di pasar.
***
Pas gue kembali dari toilet, gue kaget bukan main. Ada seorang emak-emak bertubuh bongsor lagi ngebentak Lily.
"Ini motor saya, tante!" Teriak Lily.
"Jangan bohong kamu! Ini motor saya! Emang kamu punya kuncinya!?" tanya emak-emak itu dengan nada tinggi.
"Kuncinya lagi di kakak saya! Ini motor saya!" teriak Lily. Gue segera nyalain alarm motor gue dari kunci yang gue pegang, motornya bunyi dan Lily langsung sadar dengan keberadaan gue.
Emak-emak tadi juga ngelihat gue dengan wajah kaget.
"Maaf tante, ini motor punya kami. Jadi permisi, saya mau pulang." ujar gue mencoba sopan. Emak-emak tadi pergi tanpa minta maaf sama Lily. Ya, kalau motor kita emang mirip seharusnya dia minta maaf.
Tapi orang goblok juga tahu niat emak-emak tadi emang mau mencuri. Gue antara kasian dan nggak. Sama seperti emak-emak minimarket tadi yang gagal berhemat demi membelikan anaknya susu, emak-emak yang niat mencuri itu pasti juga punya alasan. Tapi mau bagaimana pun, mencuri saat udah kepergok itu nggak baik, udah gitu bikin malu pula.
Gue natap Lily dengan wajah bangga. "Untung ada gue." ujar Gue sambil mainin kunci motornya, #berlagakSombong.
"Bang Rai, lu kemana aja sih? Gue kan udah bilang lu seharusnya tinggal. Jagain motornya. Mana nggak ada satpam lagi."
"Tadi gue ke-"
"Alesan. Paling lu ketemu gebetan lu trus lu nyapa dia, trus ngobrol, trus bilang lu lagi anterin nyokap lu belanja, biar dikira lu cowok alim, kan?"
"Woi, Ly. Tadi gue ke-"
"Alesan. Ah bodo. Ga penting juga."
Ya, disini gue belajar. Semua cewek emang berpotensi jadi emak-emak.
***
Thanks for read. Jangan lupa vote nya gengs
KAMU SEDANG MEMBACA
HestekKisahAbsurdPelajar
HumorKisah seorang pelajar yang hidupnya ga pernah terlalu heboh, tapi enggak pernah tenang juga. Intinya: kalau kalian ketawa, alhamdulillah. Klo enggak, inalillah.