1 - And this is how it starts

4.9K 360 20
                                    

—Janitra

Jadi, aku dan Tere.

Kalian mungkin bertanya-tanya bagaimana kami berdua bisa berakhir seperti ini? Well, it's quite a bit of a long story, dan mungkin jika ditanyakan pada kami berdua secara terpisah, jawaban yang kalian dapatkan akan berbeda-beda. Aku nggak tau bagaimana Tere akan menceritakan awal mula hubungan ini pada kalian, but if you ask me about us and how we started, aku akan membawa kalian kembali pada empat tahun yang lalu.

It was our freshman year of college.

Aku dan Tere, kami berdua dipertemukan oleh takdir empat tahun yang lalu di jurusan Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Pada masa itu, sudah menjadi rahasia umum di kalangan anak-anak jurusan kami kalau seorang Janitra Ishvara Chandani dan Ananda Tere Subagja tidak pernah mengenal yang namanya akur. Sejak pertama kali disatukan dalam kelompok ospek Kriminologi, setiap harinya nyaris bisa dipastikan ada saja satu atau dua hal yang dilakukan oleh Tere yang membuatku terjebak dalam sebuah pertengkaran hebat namun minim substansi dengannya. Apalagi waktu itu aku juga sempat menjabat sebagai ketua angkatan, otomatislah perseteruan-perseteruan dengan Tere menjadi salah satu hal yang nggak bisa aku hindari dalam kegiatanku sehari-hari.

I never liked him so much back then to be honest. Oke dia ganteng, I gotta give him that, tapi di mataku dulu, Tere nggak lebih dari seorang cowok rese yang hobinya nyusahin orang banyak akibat tingkahnya yang terlalu serampangan. Contoh mudahnya gini aja deh, udah tau dulu ospek jurusan kami terkenal paling keras satu fakultas, tapi Tere nggak ada takut-takutnya melakukan kesalahan yang membuat kami, satu angkatan Kriminologi, kena imbasnya. Seperti tidak mengerjakan buku angkatan misalkan, atau terlambat datang saat hari itu ada agenda kumpul dengan senior. Coba, kalau kalian jadi aku, apa nggak dendam kesumat sama anak satu ini?

Berkali-kali aku menegurnya, berkali-kali juga ia mengulangi kesalahannya. Beberapa teman kami bahkan ada yang sampai meramalkan kalau apa yang Tere lakukan adalah untuk mencari perhatianku semata. Perhatian, my ass, nggak ada cara yang lebih beradab apa untuk mencari perhatianku? Kalau begini 'kan bukannya aku simpati, yang ada malah tiap bertemu dengannya bawaannya aku ingin meninju seringai sok gantengnya itu biar kapok sekalian.

Kanaya, salah satu teman seangkatan kami yang kebetulan juga merupakan sahabatku sejak SMA pernah berkata bahwa kalau begini terus bukan nggak mungkin aku dan Tere akan berakhir jadian suatu saat nanti. Opposites attract, kalau kata dia. Aku yang biasa terstruktur dan teratur dalam segala hal mungkin membutuhkan ke-slebor-an Tere untuk membantuku sedikit lebih chill dan santai dalam menghadapi kehidupan.

Haha. No thanks, I'd rather die.

"Sumpah ya, Nit, tapi lo tuh berantem mulu sama Tere dengan frekuensi yang udah nggak wajar" ia berujar suatu siang saat kami tengah makan siang di Takor, kantin fakultas kami. "Dia kayak... ya, cari perhatian. Mungkin itu cara dia nunjukkin kalo dia tertarik sama lo"

"Gua sih setuju sama Kanaya" Keefan, salah satu kawan kami yang juga ikut dalam makan siang hari itu mengangguk mengamini. "Nggak mungkin, Nit, dia terus-terusan ngajak ribut lo kalo nggak ada maksud tersembunyi. Orang nunjukkin ketertarikan 'kan beda-beda, mungkin caranya Tere ya begini" jelasnya panjang lebar.

"Kita taruhan gimana?" kini Bram, kawan kami yang lain, angkat bicara. "Ceban ceban, Janit pasti ujungnya bakal jadian sama Tere" lanjutnya.

Si bangsat, dia malah jadiin temen sendiri taruhan.

"Kalo beneran jadi, gue menang berapa?"

Kala itu, aku yang baru saja akan mengomeli dan menjitak Bram dengan gemas sontak menoleh ke arah sumber suara congkak nan kepedean yang tau-tau hadir di sisiku. Speaking of the devil himself, Tere tau-tau memosisikan dirinya duduk tepat di sebelahku dengan seringai menyebalkan yang menjadi ciri khasnya. Aku berdecak keras dan menghela nafas sebelum menggeser tubuhku menjauh dari dirinya.

Rule of ThreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang