DS : A Theory

29 4 0
                                    

Teori.

Tentu kita tidak asing dengan kata tersebut. Kita sering mendengarnya setiap hari. Bahkan setiap hari kita akan terus mempelajari dan memahaminya.

Teori itu ada untuk menunjukkan kita kepada hal yang benar, hal yang harus kita lakukan jika ingin berhasil berikutnya.

Ya, teori adalah hal semacam itu.

Meski aku mempelajari teori, berapa kalipun tanggapanku terhadap teori adalah sama. Yaitu aku membenci teori. Bukan karena sulit dipahami, tapi teori itu bagiku hanyalah sebuah omong kosong.

Contohnya, teori berkata bahwa jika ada seseorang yang memperlakukan dirimu dengan buruk, maka janganlah balas dengan keburukan juga! Tapi balaslah dengan kebaikan.

Pada kenyataannya tidak begitu bukan? Pada kenyataannya, bahkan jika ada seorang anak yang dipukul, maka orang tua anak tersebut akan berkata, "Balas dia nak! Kamu jangan diam saja jika dinakali oleh dia!"

Apa aku benar?

Kemudian, teori menyebutkan bahwa suami bertugas untuk menafkahi keluarga. Sedangkan istri mengurusi urusan rumah tangga. Bahkan anak SD kelas 1 pun sudah mengerti hal tersebut. Namun pada kenyataannya? Banyak istri yang bekerja sedangkan suami mengurusi rumah tangga. Bahkan tak jarang terdapat kejadian dimana istri diperbudak, alias istri bekerja mati matian dari pagi hingga malam sedangkan sang suami hanya menganggur di rumah sambil selalu "memalak" istrinya.

Lihat? Butuh bukti lainnya?

Contoh lainnya, teori menyebutkan bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan orang lain. Baiklah, anak kecil itu masih polos. Namun dengan bodohnya, para orang tua itu malah mendoktrinkan kepada mereka, "Kamu jangan main ama dia ya, dia miskin." Atau, "Kamu tuh kalo main jangan sama orang yang bodoh! Nanti kamu ikut-ikutan kebawa bodoh! Sana, cari teman yang pintar!" Dan dengan polosnya, mereka mematuhi kata kata orang tua mereka.

Sungguh ironis.

Itulah kenapa aku membenci teori. Untuk apa teori itu ada? Apa zaman sekarang masih ada yang membutuhkan teori?

Tidak. Buktinya mereka melakukan segala hal sesukanya.

Apa zaman sekarang masih ada orang yang memedulikan kebaikan dirinya di masa depan?

Kurasa tidak. Buktinya mereka tidak mau mengikuti teori.

Apakah teori yang ada saat ini bisa mempengaruhi hidup seseorang?

Nyatanya tidak. Teori mengatakan untuk belajar secara giat agar menggapai cita cita setinggi mungkin. Namun nyatanya? Tidak semua orang yang belajar dengan giat bisa mencapai cita citanya. Lagi lagi, nyatanya teori tidak berpengaruh.

Apakah kehadiran teori itu dihormati dan disegani?

Kurasa tidak. Jika memang mereka menghormati teori, mana mungkin mereka tidak melaksanakannya?

Lalu untuk apa sebenarnya teori ada di dunia ini?

Entahlah. Aku pun bingung.

NYATANYA SEMUA ORANG SAMA SAJA! MEREKA SAMA SAMA MEMPELAJARI TEORI TERSEBUT, TAPI DENGAN BODOHNYA MEREKA TIDAK MELAKSANAKANNYA! MEREKA TIDAK MEMPRAKTEKANNYA! NYATANYA PRAKTEK BERBEDA DENGAN TEORI! ADA APA DENGAN ORANG ORANG SAAT INI?!

UNTUK APA KALIAN MEMPELAJARI TEORI SELAMA LEBIH DARI 12 TAHUN LAMANYA NAMUN TEORI TERSEBUT TIDAK KALIAN PRAKTEKKAN?! UNTUK APA?! UNTUK APA?! UNTUK APAAAA!!!!

KATAKAN PADAKU! SEBENARNYA SELAMA INI UNTUK APA KAU BERSEKOLAH?! KAU MEMPELAJARINYA DI SEKOLAH, KAU TIDAK BOLEH MEMBICARAKAN KEBURUKAN ORANG LAIN! LANTAS MENGAPA KALIAN TETAP MELAKUKANNYA? SEBENARNYA APA ISI OTAK KALIAN?! AKU TAK HABIS PIKIR, APA KALIAN MENGHABISKAN WAKTU BERTAHUN TAHUN UNTUK BERSEKOLAH HANYA UNTUK MEMERAS UANG ORANG TUA KALIAN?!

ARGH!

Sudah cukup.

Aku muak.

Nyatanya semua hanya teori. Tidak ada yang mempraktekannya. Apa aku menjalankan teori? Tentu. Namun semuanya berubah karena aku tidak diizinkan menjalankan teori tersebut.

Kemana hilangnya teori teori itu?

Mengapa ia tega sekali meninggalkanku sendirian?

Kenapa.. kenapa teori begitu jahat?

Kenapa hukum seakan akan sudah tak berlaku lagi? Contohnya, sudah tertera jelas di hak perlindungan anak bahwa anak tidak boleh menerima kekerasan. Namun apa kenyataannya? Banyak anak yang tewas ditangan ibunya.

Anak dikatakan bebas untuk berpendapat. Namun pada kenyataannya, setiap kali anak itu berpendapat, ucapannya selalu ditolak dan dibantah mentah-mentah sebelum ia selesai menjelaskan pendapatnya.

Sudah cukup. Aku benci semua teori. Tidak ada satupun teori yang mampu melindungiku. Tidak ada satupun teori yang berguna bagiku. Cukup, aku sudah muak dengan yang namanya teori.

-The End-

-Asahina Mizu-

Rabu, 19 Juni 2019

633 words

Mizu's Random BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang