(Y/n)= your name
(F/n)= full name
(H/c)= your hair color
(H/l)= your hair long
(E/c)= eye color============================
"Bagaimana?"
"Semua titan dalam dinding sudah dihabisi komandan!" ucap seorang gadis yang tak lain merupakan anggota regu dari komandannya itu.
"(Y/n), setelah kita sampai di markas nanti menghadaplah ke ruangan ku" (y/n) hanya mengangguk lalu pergi, sekarang... mungkin sudah boleh ya? Tidak akan ada orang yang melihatnya disini. Dia menatap sendu dari atas dinding trost, mengingat semua kenangannya bersama adiknya, dan mengingat betapa senangnya adiknya ketika tau akan dimasukan ke regu khusus pasukan pengintai, wajah riang dengan mata yang berbinar nya kini sudah tak bisa (y/n) lihat lagi.
"Kau... Meninggalkan kakak sendiri ya? Alex?" gumamnya, dia hanya bisa menatap kosong sepatunya yang kotor, mengingat lagi senyuman adiknya sebelum kematiannya, dimana dia mengorbankan dirinya demi kakaknya. "Kau jahat alex... Bahkan hiks... Disaat ke-kematianmu hiks... Kau membuat luka yang tak bisa ku sembuhkan"
"Jangan tangisi orang yang sudah tiada bocah" suara bariton itu... Dia mengenalnya. Dia langsung menoleh, netra (e/c) bertubrukan dengan netra obsidian seorang pria yang memiliki warna senada dengan matanya.
"Ka-kapten?" apa tadi levi melihatnya menangis? Apa levi mendengarnya bergumam? Apa dia tau semuanya?.
"Dia sudah tenang, jangan buat dia bersedih hanya karna kau tak bisa merelakannya" gadis itu hanya bisa terdiam, memikirkan apa yang barusan sang kapten katakan. Dia benar, seharusnya (y/n) tak boleh menangis. Dia harus kuat!... Demi adiknya. (Y/n) hanya bisa mengangguk mendengar ucapan sang kapten tadi.
Entah kenapa badan levi bergerak sendiri dan berjalan ke arah gadis itu, (y/n) hanya bisa terdiam dan menyimak apa yang akan dilakukan sang kapten setelah ini. Dari balik mata tajam levi yang menusuk, (y/n) bisa melihat penderitaan, kesedihan, amarah, kesedihan, kehilangan dan... Perasaan lain yang tak bisa dia artikan. Apa yang sebenarnya sudah di lalui sang kapten selama ini? Kenapa (y/n) begitu penasaran akan sang kopral? Rasanya... Dia ingin tahu lebih banyak tentang levi.
Langkah kaki levi sudah berhenti sekarang. Tepat dihadapan (y/n), mata obsidiannya menatap lekat (y/n) dan... Sebuah sentuhan dari tangan dinginnya mendarat di pipi (y/n) mengusap halus sungai kecil dari pipi (y/n) dan mengusap lembut sembab di area matanya.
(Y/n) hanya bisa mematung dengan apa yang levi lakukan. Jika dia sedang tidak sedih saat ini, pasti pipinya sudah sangat memerah saat ini layaknya anak perawan yang barusaja jatuh cinta.
"Kau cengeng sekali ya bocah" levi menarik kembali tangannya dan berlalu untuk pergi. (Y/n) hanya bisa diam terpaku ketika di perlakukan seperti itu, orang yang di kenal sebagai manusia terkuat, pria berwajah datar, berdarah dingin, dan berhati dingin bisa melakukan hal selembut ini?.
Apakah sang kapten... Tidak! Tidak! Itu sudah pasti salah. Berfikir positiflah (y/n)!!. Levi tak mungkin menyukaimu, dia hanya ingin menenangkan mu saja akibat kematian adikmu itu (y/n)! Berfikirlah positif!!!. Arrghhh memikirkan itu saja sudah membuat (y/n) pusing dalam semenit, tapi baiknya dia tidak menangis lagi.
****
"Komandan... Kenapa kau melakukan ini?!" teriak (y/n) dalam hatinya ketika memikirkan kejadian di ruang komandan erwin. Komandan erwin memerintahkannya untuk masuk ke regu levi dan menggantikan adiknya, tapi bukan itu masalahnya.Dia yang dikenal sebagai orang yang santai dan tenang dalam situasi apapun tiba-tiba salah tingkah ketika levi dengan gampangnya meng iyakan lalu menatap netra (e/c) nya, membuatmu blushing dan tiba-tiba mengatakan hal konyol yang busa jadi membuat orang berfikiran bahwa kau orang yang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose one Levi [levixreader] {END}
Fanfictionkau serakah levi. aku juga menginginkanmu tapi, hati nurani ku mengatakan tidak. mana yang harus ku turuti?. Cerita aslinya dibuat ©hajimeisayama saya disini hanya numpang nyomot chara nya hehe :v