Nalen berjalan dengan Zoa disampingnya. Mereka berdua menyusuri koridor sekolah, banyak pasang mata menatap mereka dengan pandangan benci. Padahal ini adalah hari pertama ia resmi menjadi siswa SMA Altar.
Nalen menghela nafas, rencananya yang telah ia susun sedemikian rupa gagal akibat kemarin dua cowok yang sangat ia hindari mengajak nya pulang bareng. Dan karena terpaksa Nalen menurut. Ia dan Zoa pulang bersama dua cowok tersebut.
"Gara gara lo, kita sekarang udah kaya buronan." Seru Zoa menyalahkan Nalen.
"Merekanya aja yang lebay, cuma pulang bareng doang pada heboh bener dah," Seru Nalen ikut dongkol.
Zoa menghela nafasnya, ia menarik lengan Nalen lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Nalen.
"Rencana gue gagal, Na."
"Percuma juga. Kalaupun kemarin kita nggak pulang bareng, mereka bakal tetep tau kita deket sama Garla, Kalev." Zoa mengangguk membenarkan ucapan Nalen, karna alumni dari SMP nya memang kebanyakan masuk ke SMA Altar.
"Seenggaknya jangan dihari pertama juga kita dibenci." Seru Zoa menegakan kembali badannya.
"Gak papa, seenggaknya udah ngelewatin masa ospek." Ujar Nalen menenangkan.
"Mulai sekarang ayo kita jauhi Garla sama Kalev!" Ujar Zoa semangat.
"Iya kita bisa, tapi mereka mana bisa. Paling juga nempel lagi, apalagi Garla, mana bisa dia jauh dari lo." Seru Nalen mengingat Garla sangat suka nempel dengan Zoa.
"Padahal Lo yang lebih sering ditempeli Garla." Protes Zoa membuat gadis itu mendengus.
"NALEN, NAZOA!" Pekik seseorang membuat Nalen dan Zoa menghela nafas mereka.
"Baru diomongin." Seru Zoa.
"Diem jangan nengok Zo, kita diemin aja. Jalan terus." Suruh Nalen yang disetujui Zoa.
"WOI LO BERDUA!" Nalen mendengus kesal mendengar pekikan yang ia yakini dari Garla.
"ALEN, ZOA!! BERHENTI KAGA LO BERDUA!"
Karna kesal Nalen mengehentikan langkahnya, ia berbalik dan menatap Garla tajam. Disebelahnya ada Kalev, yang seolah mengatakan 'gue nggak ikutan'
"Udah gue bilang kalo disekolah pura pura gak kenal kita!" Seru Nalen ketika Garla dan Kalev udah berada di sebelahnya.
"Nah, gue gak mau." Seru Garla masih menentang ide Nalen.
"Dih monyet!" Seru Nalen kesal.
"Your language." Inget Kalev membuat Nalen tersenyum kikuk.
"Udah tau kelas kalian dimana?" Tanya Kalev pada Nalen dan Zoa yang langsung disambut gelengan kepala oleh mereka berdua.
"Kemarin pada kaga liat kelas? bukanya sebelum ospek selesai udah ada pembagian kelas?" Tanya Garla bingung.
"Kemarin buru buru, jadi kita cuma ngecek kita dapet kelas apa. But we don't know letak kelas IPA 1 dimana." Seru Zoa karena pas pulang ospek kemarin ia benar benar cape dan tidak memperdulikan letak kelasnya.
"It's okay, we can help you girls" Celetuk Garla tangannya merangkul Zoa membuat gadis itu merona. "Come on, gua anter ke kelas kalian."
"NO! kita bisa cari kelas kita sendiri." Tolak Nalen dengan cepat.
"Wait, why?" Tanya Garla bingung.
"Just because."
"That's not an answer." Dengus Garla kesal dengan jawaban Nalen.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMARADERIE
De Todo"We stare at each other a little too long just to be friend." "Trust me, i want you and only you." 📍CONTAIN HARSH WORD, KISSING SCENE AND TRIGGER, SO PLEASE BE WISE