Kita berbicara tentang kaum wanita yang patut diteladani, dan kita tidak bisa melupakan seorang wanita yang mencapai derajat kemauan tertinggi dan mendapatkan kabar gembira (bahwa dia kana masuk) Surga, sedangkan dia berjalan di permukaan bumi. Dari wanita inilah kita belajar kemuliaan, kesabaran dan memberi sumbangsih di jalan agama ini.
Ia adalah al-Ghumaisha' binti Milhan Ummu Sulaim Rodiyallahu 'anhuma, yang Rosulullah Shalallahu 'alaihi was sallam bersabda tentangnya :
"Artinya : Aku memasuki Surga lalu aku mendengar suara, maka aku bertanya, "Siapakah ini?" Mereka berkata, "Ini adalah al-Ghumaisha' binti Milhan, Ummu Anas bin Malik." (HR. Muslim No. 2456 kitab Fadhaa-ilush Shahaabah, Ahmad No. 13102)
Pertama, tentang kisah pernikahannya.
An-Nasa-i meriwayatkan dari hadits Anas Rodiyallahu 'anh, ia mengatakan, " Abu Thalhah datang melamar, lalu Ummu Sulaim berkata, " Demi Allah, orang semisalmu, wahai Abu Thalhah, tidak akan ditolak. Tetapi engkau adalah pria kafir, sedangkan aku wanita muslimah, dan tidak halal bagiuku menikahimu. Jika engkau masuk Islam, maka itulah maharku dan aku tidak meminta kepadamu selainnya. Kemudian dia masuk Islam, lalu hal itu menjadi maharnya. Tsabit berkata, "Aku tidak mendengar seorang wanita pun yang lebih mulia maharnya dibanding Ummu Sulaim, (maharnya) yaitu Islam". (HR. An-Nasa-i No. 3341 kitab an-Nikaah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahiih an-Nasa-i),
Kedua, kesabarannya
Anas bin Malik Rodiyallahu 'anh meriwayatkan bahwa seorang anak dari Abu Thalhah sakit. Ketika Abu Thalhah keluar, anak itu meninggal. Ketika Abu Thalhah kembali, dia bertanya, "Bagaimana anakku?' Ummu Sulaim menjawab, "Ia dalam kondisi sangat tenang," seraya menghidangkan makan malam kepadanya, dan dia pun makan. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ummu Sulaim berkata, "Jangan beritahukan kepada Abu Thalhah tentang kmatian anakny." Kemudian ia melakukan tugasnya sebagai istri kepada suaminya, lalu suaminya berhubungan intim dengannya. Ketika akhir malam, ia berkata kepada suaminya, "Wahai Abu Thalhah, bagaiman pendapatmu bila keluarga si fulan meminjam suatu pinjaman, lalu memanfaatkannya, kemudian ketika pinjaman itu diminta, mereka tidak suka?" Ia menjawab, "Mereka tidak adil." Ummu Sulaim berkata, "Sesungguhnya anakmu, fulan, adalah pinjaman dari Allah dan Dia telah mengambilnya." Abu Thalhah beristirja' (mengucapkan: Innaa lillaahi wa innaaa ilaihi raaji'uun) dan memuji Allah seraya mengatakan, "Demi Allah, aku tidak membiarkanmu mengalahkanku dalam kesabaran." Pada pagi harinya, dia datang kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi was sallam. Tatkala beliau melihatnya, beliau bersabda:
"Semoga Allah memberkahi kalian berdua di malam hari kalian.'
Keberkahan itu, sejak malam itu, mencakup 'Abdullah bin Abi Thalhah', dan tidak ada pada kaum Anshar seorang pemuda yang lebih baik darinya. Dari 'Abdullah tersebut lahirla banyak anak, dan Abdullah tidak meninggal sehingga dia dikaruniai sepuluh anak yang semuanya hafal Al-Qur'an, dan dia wafat di jalan Allah.
(HR. Bukhari no. 5470 kitab al-'Aqiiqah, Muslim no. 2144 kitab Fadhaa-ilush Shahaabah, Ahmad no. 11617)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
makasih yang udah baca, maaf kalo sedikit ceritanya. jangan lupa vote dan
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah kisah islami
Non-FictionMengisahkan tentang para pejuang islam terdahulu, yang ceritanya menginspirasi bagi para pembaca seperti kisah khadijah, al khansa radhiyallahu 'anha, aqil bin abu muthalib, hamzah bin abdul muththalib, bilal bin rabbah dan masih banyak lagi . . . K...