"Biyan, Egra"
"Cle, lo gapapa kan? Tadi Eza nelpon kita, nyuruh kita buat kesini," ucap Biyan.
"Iya, liat, sampe-sampe kita beliin elo bunga cantik yang paling mahal demi elo," sambung Egra.
"Kalian ngapain kesini? Dan kenapa pake acara ngasih-ngasih bunga?" tanya Cle sedikit bingung.
"Yee, santai dong, kita disini mau nemuin lo, katanya elo lagi ga baik-baik aja, jadi niat kita mau ngehibur, siapa tau lo terhibur," jelas Biyan.
"Kalian itu cowok, ga boleh masuk kamar cewek sembarang, sana keluar!" ucap Cle tegas.
"Ebuset, Gra! Nih cewek ga kayak cewek-cewek biasa kita temuin, biasanya, kalo kerja kelompok, kita masuk kamar si cewek, dia malah semangat banget," bisik Biyan.
"Ngomongin apa kalian? Sana keluar!" usir Cle. Cle bangkit dari kasurnya. Ntah bagaimana, dari kondisinya yang sangat tidak menentu tadi menjadi berstamina seperti itu.
"Eh bentar bentar, lo katanya ga baik baik aja, nah ini? Kayak.. Oohh, atau lo mau perhatian cogan kayak gue yaa?" ucap Egra.
Cle menatap tajam kearah Egra. "Eh, iya iya, kita keluar, yuk Gra, tapi lo ikut kita keluar juga, tujuan gue sama Egra kesini kan mau ngehibur lo, jum, kita ke teras," ucap Biyan.
Cle menatap kedua lelaki itu curiga. "Yaelah Cle, kita ga bakal nge grepe grepein lo, adanya kepala kita putus ngapa ngapain lo" ucap Egra.
"Wuih anjir mulutnya!" Biyan menampol bibir Egra dengan keras.
"Ya udah, keluar dari kamar aku, kita ke teras!" ucap Cle.
"Kamar lo?" tanya Biyan dan Egra serempak.
Cle langsung tergagap. "Maksud aku kamar tumpangan, nanti aku bakal pulang kerumah kok, rencana hari inikan ngajarin Eza matematika," jelas Cle.
Kedua lelaki itu hanya ber-oh ria, lalu mereka bertiga berjalan menuju teras atas rumah Eza.
"Tapi Cle, lo beneran gapapakan? Ga ada yang luka? Sakit?"ucap Egra menyentuh pipi Cle yang langsung ditepis keras oleh Cle.
"Maaf, saya ga suka cara anda seperti itu," tajam Cle.
"Yaa... So-sorry," jawab Egra tergagap sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Wahahaha, makanyaa, setan dalam tubuh lo itu dibuang! Main pegang anak orang ajaa," Biyan tertawa keras melihat reaski sahabatnya itu.
Cle menggelengkan kepalanya. "Inget ya kalian berdua, ga boleh asalan pegang cewek, semua cewek itu ga sama," ucap Cle.
"Semua cowok juga ga sama, buktinya gue lebih ganteng dari Biyan," ucap Egra.
"Enak aja, gue lebih ganteng dari pada lo, tapi betul tuh, cowok juga beda-beda, cewek aja yang rese bilang semua cowok itu sama," sambung Biyan.
"Yaallah, bukan itu yang kita bahaas," greget Cle.
"Alah, bilang aja mau ngelak kan? Ga mau kalah kan? Dasar cewek, maunya beneer ajaa" ucap Egra.
Cle menatap tajam kearah pohon yang jauh didepannya tanpa menatap kedua lelaki itu karena kesal.
Sedangkan Biyan dan Egra menatap Cle dengan intens. Cle yang merasa risih menapok kepala dua lelaki itu.
"Ga boleh lama-lama liat lawan jenis, dosa!" ucap Cle.
Egra melipat kedua tangan didada lalu berkata. "Darimana lo tau dosa, itu pahala!"
"Kalian ga pernah belajar agama ya? Oh, atau jangan jangan kalian juga ga pernah sholat?" Cle menyipitkan matanya.
"Sholat lah" jawab mereka serempak.
"Oh baguslah," jawab Cle datar.
Seketika hening sesaat. Tak ada yang memulai percakapan.
"Anjir! Hening amat sumpah! Kaya kuburan" pecah Egra.
"Yan, Gra, lo semua ke bawah," tiba-tiba sudah ada Eza diambang pintu teras atas.
"Lah, gue masih mau disini sama Cle," ucap Egra. Namun, Eza menatap tajam kedua sahabatnya sehingga keduanya pamit kebawah dengan Cle.
Setelah keduanya turun, Eza berjalan mendekati Cle yang duduk di single sofa.
"Lea, udah mendingan?" tanya Eza. Cle hanya mengangguk.
"Syukurlah," ucap Eza lalu mengalihkan pandangannya menatap pemandangan sore.
"Za, thanks ya buat ngedatengin Biyan sama Egra kesini, aku jadi merasa lebih baik," ucap Cle.
Eza tertawa pelan. "Mereka emang baik, ngehibur, makanya gue minta mereka nemenin lo" jawab Eza.
Cle hanya mengangguk, walaupun Eza tak melihat. Lalu Eza berbalik mendekati Cle. Cle menatap Eza sedikit lama lalu menunduk.
"Udah sana, masuk kamar, istirahat," Eza membungkukkan sedikit badannya dan mengusap pelan kepala Cle lalu berlalu pergi.
Cle terdiam sesaat lalu mendongak, menatap kepergian Eza dengan syok. Tangannya refleks menyentuh bekas sentuhan kecil Eza. Entah kenapa senyuman mengembang dibibirnya.
***
Cle sudah rapi dengan seragamnya. Setelah semua sarapan dan pekerjaan rumah paginya.
"Udah jam 06.15, aku harus berangkat sekarang, ntar telat," ucap Cle lalu memasang sepatunya.
Saat ia ingin membuka pintu, suara Eza menghentikan langkahnya.
"Lo bareng gue, tunggu, gue mau sarapan,"ucap Eza.
"Enggak, aku ga bisa ngelanggar perjanjian," tanpa menoleh, Cle keluar dari mansion Eza.
Eza menghela napasnya. "Ngapain ngajakin bareng, bodoh." gumamnya.
Sementara Cle sudah berada didalam busway yang akan membawanya ke sekolah.
Gadis itu jadi teringat dengan sentuhan kecil dari Eza kemarin. Seketika ia merasa pipinya menjadi merah muda.
"Ngga, ngga, Atta gaboleh mikir macem-macem," gumam Cle.
Atap sekolahnya sudah terlihat, gerbang tinggi sudah didepan matanya, Cle turun dari Bus lalu berjalan menuju lingkungan pendidikannya.
"Lo bareng gue." tiba-tiba saja seseorang muncul dan menggenggam tangan kecil Cle.
Cle terkejut lalu menatap orang itu yang terus berjalan tanpa menoleh kearahnya.
Lagi-lagi, hatinya merasa tidak menentu dengan perubahan sikap yang terlalu cepat pada sosok itu.
Sesaat sampai dikelas, orang itu melepas genggamannya dan berlalu tanpa mengatakan apa-apa.
Cle menggenggam jemarinya yang disentuh Eza lalu berjalan kearah bangkunya.
Gadis itu menunduk dan tersenyum kecil menatap tangannya. "Thanks Eza."
***
Hai haii...
Berasa pendek ya partnya, gapapa deeh... Ikuti terus yaaa,Janlup bintang sama kolom komentarnya:))
Salam manis,
Zeraax.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ezaetta √√√
Teen FictionOn Going) ( "Lo ga hanya penting dimata dunia, tapi lo juga penting dimata gue" Setelah semua masalah berlalu, semua rintangan terlewati, akhirnya lelaki itu memiliki kesempatan untuk mengutarakan kata hatinya. Siapa sangka, Perlahan semua kehidupa...