Seorang gadis bernama Sadara dari gerbang berjalan tersenyum ceria, memegang minuman lemon tea ditangannya bersama seorang cewek yang sama cantiknya dengannya.
Mata gadis itu terhenti ketika melihat sekelompok cowok keren yang selalu saja menjadi pusat perhatian.
Tak sengaja matanya bertemu dengan salah satu cowok itu. Sada mematung seketika, apalagi tatapannya dingin mampu membekukan setiap orang yang melihatnya. Pahatan wajahnya sangat sempura, mempunyai rahang yang tegas dan mata yang sangat indah. Namun, Sadara memutuskan tatapannya dengan cowok itu dan beralih menatap cowok yang berada disamping cowok yang mempunyai tatapan dingin.
Tapi yang ditatap itu malah tidak menatap Sadara atau bahkan tidak mengetahui keberadaannya yang menatapnya kagum.
"Sada para malaikatku," Elen mendrama dipinggir Sada
"Mereka siapa?" tanya Sada, Sada anak baru disini dan Elen adalah sepupunya yang kebetulan satu kelas dengannya.
"Yang pertama yang berjalan dipinggir kanan namanya Max dia tuh ramah, ya ampun intinya senyumnya melelehkan. Yang dipinggir Max dia Calvin, Calvin ini sifatnya Childist sih menurut gue ya tapi tampannya oh my god benget
Yang ketiga dia Mahesa, nama yang sangat keren bukan? Dia sangat tampan dan sifatnya agak dingin, gue sih liatnya Mahesa ya gitu deh,"
"Dan yang terakhir?" tanya Sadara
"Nah yang terakhir namanya Angkasa, lu gak bakal percaya kalau dia itu dinginnya melebihi Mahesa. Pernah ada satu cewek yang pernah deketin dia, dia campakin mentah mentah. Dan akhirnya disambet sama Calvin deh.
Dan bedanya Angkasa sama Mahesa tuh, Mahesa masih peduli meskipun rada anu, dan Angkasa itu cuek pake banget pokoknya, jarang senyum apalagi ketawa. Tapi, kalo lo mau liat senyum sama ketawanya lu harus liat sering liat pas mereka bareng. Bahkan Angkasa suka ketawa kalo lagi bareng sama mereka, dinginnya keknya sama orang yang gak dikenal aja,"
"Mereka temen?"
"Bukan temen lagi anjir tiap hari deket mereka tuh kek pranko," cibir Elen.
"Anjir ganteng ganteng gitu disamain kek pranko,"
"Serius ra,"
Sadara hanya terkekeh lalu mengisyaratkan Elen untuk berjalan kembali memasuki kelas mereka. Tentu saja Sadara sudah menemui guru barunya untuk mencari info kelasnya dimana, dan beruntungnya Sadara satu kelas dengan Elena.
Sadara memasuki kelas dengan Elena, semua murid hampir menatap kedatangan Sadara, ada juga yang bertanya langsung.
"Halo, lo anak baru ya? Kenalin gue Syasya," tanya cewek cantik itu tersenyum menghampiri Sadara, Sadara tersenyum dan menanggapi.
"So manis lu," nyinyir Elena, Sadara menyenggol Elena yang memancarkan tatapan tidak suka
"Elena jangan gitu," tegur Sada
"Dia tuh ngedeketin ada maunya doang udah yuk,"
Elena membawa Sadara pergi namun tangan Sada dipegang oleh cewek yang bernama Syasya itu.
"Gue ngomong sama dia bukan lo," delik Syasya sebal kearah Elena. Elena menjauh dari Sada dan Syasya dengan tatapan kesal.
"Lu mau gak gabung geng gue?" tanya Syasya ramah.
"Bukannya gak boleh ya bikin geng gengan disekolah?" tanya Sada heran.
"Enggak, boleh kok," jawab Syasya gelagapan "Lu mau kan? Lu beruntung ditawarin langsung sama gue ketuanya,"
"Sorry, gua gak bisa, tapi kita bisa temenan kok," senyum Sada yang mengembang memudar ketika melihat perubahan ekspresi Syasya yang tadinya ramah sekarang menampilkan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRUMOUS
Teen FictionAku tak pernah melihatmu, sekalinya melihat aku tak ingin mengalihkan pandanganku. Aku apa? Aku es? Apa itu es? Aku tidak mengenalnya jika bersamamu. Aku berubah, semuanya berkatmu. Tunggu, lebih tepatnya untukmu. Terimakasih, Sadara...