IX MIA 1

44 4 1
                                    

Disalah satu kawasan terelit di Jakarta terdapat sebuah sekolah dengan gedung dan fasilitas yang begitu memadai. Disalah satu ruangan kelas tersebut tepatnya di paling pojok gedung itu terdengar suara teriakan khas siswa entah itu sedang bercerita, bernyanyi, ataupun bermain. XI MIA 1 kelas yang terkenal akan kenakalan dan kegoblokannya tersebut memang sengaja dipisahkan dari kelas-kelas lain agar tak menggangu aktivitas kelas lain. Namun didalam kelas itu lah terdapat sederet siswa yang begitu populer di sekolah tersebut. Mulai dari ketua dan wakil klub basket, ketua cheers, sekertaris osis dan siswa yang masih berprestasi dalam bidang nonakademik lainnya.

"Woi Deo kampret...balikin ngak foto oppa gue" teriakan melengking tersebut berasal dari seorang gadis dengan jacket pink bertuliskan love your self yang terbalut dibadanya tengah berlari mengejar seorang pemuda dengan pakain yang berada diluar celana dan tak lupa pula dasi yang diikat sembarang

"cik...plastik gini disukain. Mending gue yang gantengnya asli luar dalam" ucap Deo sembari mengibaskan tangannya berlagak sok keren membuat beberapa gadis yang menyaksikan adegan tersebut berlagak ingin muntah

"ganteng ndas mu...."cibir gadis tersebut setelah berhasil mengambil foto yang dibawa oleh Deo dan mengusapnya layaknya baru saja terkontaminasi oleh kuman "kasihan suami gue kena kuman dari orang gila"

Deo yang mendengar ucapan gadis tersebut hanya mencibir dan setelah itu memukul jidat gadis tersebut yang langsung mendapat pelototan dan sumpah serapa dari gadis itu. Deo Linandy salah satu murid yang paling banyak membuat masalah, entah itu masalah sekecil apapun. Dia juga dijuluki sebagai rajanya terlambat, karena memang tiada hari tanpa terlambat didalm hidupnya. Meski memegang rekok sebagai rajanya terlambat, Deo ini ternyata adalah ketua dari klub basket yang banyak di gilai para siswi sekolah itu.

"Sudahlah Sor. Orang kayak Deo itu mau diapain tetap aja gitu ngak pernah bisa tenang liat orang bahagia bentar aja." ucap gadis dengan rambut sepinggang sambil melempar tatapan sinisnya kearah Deo. Soraya yang mendengar ucapan temannya tersebut hanya mendengus kesal sebelum berjalan kearah kursinya dan mulai membereskan foto-foto oppa koreanya

"kenapa tu?" tanya seorang gadis dengan rambut sebahu sambil menunjuk Soraya dengan dagunya

"Biasa" balas gadis dengan rambut sepinggang tadi yang langsung dapat dimengerti oleh gadis tersebut. Siapa lagi kalau bukan soal Deo

"Good Morning Friendssss" teriakan suara cempreng tersebut membuat semua orang yang berada didalam kelas tersebut kaget dan setelah itu melotot tajam kearah sumber suara dimana seorang gadis dengan rambut sebahu dicepol setengah yang tengah memarkan giginya

"Cik...nih Toa satu kayaknya perlu dibasmi deh" ucap gadis dengan rambut sebahu yang dianggukin oleh gadis dengan rambut sepinggang

"kenapa lo pada?" tanya gadis dengan rambut cepol tersebut menatap seluruh temannya dan sama sekali tak ditanggapi oleh para penghuni kelas tersebut

"lo pada ke...- aww..." belum selesai gadis tersebut berbicara, ucapannya telah digantikan oleh rintihan akibat rambutnya yang ditarik

"we Deo bangsat sakit ini mutarik goblok" rintih gadis itu

"makanya tu mulut dikondisikan. Lo kira ni hutan apa? Seenaknya aja lo teriak-teriak ngak jelas" setelah mengucapkan kalimat itu, Deo langsung melepas rambut gadis itu dan berjalan keluar kelas sedangkan gadis yang ditarik rambutnya itu hanya melotot kesal

*dasar ketua basker kampret* batin gadis itu mencibir

Gadis dengan rambut cepol itu kemudian berjalan ke arah tiga temannya yang memiliki kesibukan masing-masing. Entah itu sibuk dengan foto-foto koleksinya, membaringkan kepalang diatas meja, dan sedang membaca sebuah buku, ah lebih tepatnya novel..

Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang