Ahh...
Rasanya begitu campur aduk memiliki pengalaman yang nggak bisa dilupakan, yah. Rasanya itu, seakan gue bisa merasakan kembali momen-momen terindah yang pernah gue alami walaupun sekarang hanya tersimpan di dalam putaran ingatan aja. Siapapun pasti pernah mengalaminya, flashback pada kejadian yang menurutnya sangat nggak boleh untuk dilupakan. Haha, dan gue termasuk salah satu korban itu.
Intinya, di sini gue mau berbagi cerita sama siapapun itu yang mau membuang waktu demi mengintip sedikit kisah gue ini. Ehm, gue ucapkan terima kasih karena sudah menyempatkan dirinya menengok kisah ini. Gue nggak berharap banyak pada siapapun. Gue nggak maksa supaya betah berlama-lama di sini. Yang gue mau hanyalah berbagi pengalaman yang sampai saat ini masih dan sangat membekas di otak gue. Tahu kah, sebelumnya gue nggak pernah menceritakan apa yang gue alami ini pada siapapun. Dan entah beruntung atau kebetulan namanya, lo lah yang menjadi teman pertama narasi gue.
Oke, oke. Gue terlalu banyak uneg-uneg, dan itu nggak baik untuk awal interaksi kita yang nampaknya bakal menjadi teman baik. Jadi, ada baiknya gue langsung masuk ke paragraf selanjutnya. Keputusan gue.
Well, nama gue Bintang. Usia gue sekarang baru memasuki tahun kedua puluh sejak gue dilahirkan di muka bumi ini. Gue masih terbilang muda, dan seseorang yang yah ... cukup cantik lah, di antara teman-teman cowok gue.
Kesibukan gue sekarang adalah kuliah, walau gue nggak yakin apa yang gue lakuin itu bener-bener belajar di universitas atau sekadar ikut-ikutan temen. Biar dikata banyak gaya dan banyak kesibukan. Tapi apa, kenyataannya gue malah lebih asik dengan masa-masa warna-warna yang pernah gue rasakan dulu saat masih jadi anak ingusan. Sudah sangat lama kisah itu. Dan, untuk mengingat kembali memo-memo itu sebagai bentuk rasa syukur karena gue nggak menjadi seseorang yang memiliki 'masa kecil suram', gue bakal kupas tuntas kisah itu di sini. Mungkin akan terdengar klise, tapi percayalah, ini kisah gue.
Tentu pernah merasakan rasanya jatuh hati pada seseorang, kan? Atau sekadar suka? Sekadar mengaguminya? Penggemar berat jangan-jangan? Ehehe, gue tanya begitu, karena gue mau membandingkan seberapa persen banyaknya jawaban di antara pertanyaan-pertanyaan itu.
Masalahnya, sampai sekarang pun gue bingung kalau ditanya begituan. Gue sulit menyimpulkan sebuah rasa di dalam hati gue. Apakah gue ini bener-bener jatuh cinta? Suka? Kagum? Atau apa?
Jadi tolong, setelah kisah yang akan gue ceritakan ini selesai, siapapun itu bisa ikut membantu gue menyimpulkan sebuah rasa.
Rasa yang pernah gue pendam, tapi dia mengetahuinya.
Dia, seorang laki-laki yang bahkan udah gue anggap kayak abang sendiri.
Tapi gue putuskan, gue bukan lah adik seperti yang dipikirkan oleh kami berdua. Begitupun sebaliknya. Dia bukan lah benar-benar abang seperti yang kami sangka.
Ini lah dia
Kisah gue, yang pernah gue alami dan masih tersimpan rapat sampai sekarang.
Pernah Ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernah Ada
Teen FictionDeskripsi cerita nggak akan memuaskan. Jadi lebih baik lo masuk aja.