Mysha || 57

314K 14.9K 1K
                                    

"Mungkin benar. Kau hanya perlu kehilangan aku agar belajar cara menghargai. Agar kau paham tidak semua inginmu harus diikuti. Agar mengerti ada hal-hal yang tidak bisa semau kamu saja. Tetaplah bahagia tanpaku, semoga kamu bisa mengajari dirimu untuk lebih bisa dewasa lagi. Ada yang lelah memahami, Ada yang tidak bisa lagi membuka hati. Sebab, terlalu sering diperlakukan tanpa hati."

-Mysha Adeline Shunie

17 Juni 2019

-MYSHA-

Happy Reading💖

~~~~~

"ERLANGGA!"

"Erlan, tunggu!"

"ERLANGGA STOP JANGAN LARI DARI AKU KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB!" teriakan Mysha dapat didengar oleh semua penghuni sekolah. Mysha lebay. Dan terdengar...

Ambigu!

"Erlangga!" Mysha menyerah. Gadis itu diam ditempat tidak lagi memanggil dan mengejar Erlangga. Tenaganya sudah terkuras. Padahal Erlangga hanya jalan biasa, justru Mysha yang lari. Tetapi Mysha tidak dapat mengejar Erlangga.

"Erlangga!"

Bukan, kali ini bukan Mysha yang bersuara. Melainkan ada cewek lain yang memanggilnya.

Erlangga menoleh. Kampret!

Mysha menghentak-hentakkan kakinya sebal. "Giliran cewek itu aja sekali panggil doang! lah gue? nunggu pita suara gue copot dulu baru nyaut!" gerutu Mysha.

"Lang, ini, surat dari sekolahnya ketinggalan. Untung gue liat, kalo gak mah gak bakal bisa lo ngizinin Yara untuk satu minggu ke depan." kata cewek itu.

"Eh Van, makasih ya." kata Erlangga.

Vania mengangguk, "Sama-sama," Vania menepuk pundak Erlangga, "gue duluan." kata cewek itu.

"Oke."

Mysha pun berlari, mendekati Erlangga. Kesal di diamkan. Kesal tidak dihiraukan.

"Gue panggilin gak nyaut sih Lang?!" omel Mysha.

"Sorry gak denger," Shit! itu bohong! suara Vania yang lebih jauh dari Mysha saja masih sempat terdengar, mengapa Mysha tidak?

"Lang, boleh gak gue ikut lo ke rumah sakit untuk liat Yara?" tanya Mysha.

"Gak bisa,"

"Kenapa?" tanya Mysha heran.

"Besok aja."

"Gue maunya sekarang Lang, please.." kata Mysha.

"Gak bisa Sha,"

"Please!"

Erlangga mengacak-acak rambutnya frustasi, "Gak bisa, Mysha!" katanya.

"Niat gue cuma jenguk, gak yang lain." kata Mysha.

"GUE BILANG GAK BISA YA GAK BISA!" Erlangga membentak Mysha. Sontak hal itu membuat Mysha sangat-sangat kaget bahkan syok. Mysha menelan ludahnya, menatap Erlangga dengan tatapan nanar.

"So-sorryy.. Gue gak bermak-"

"Gue emang pantes dapet itu, kok." kata Mysha lalu gadis itu tersenyum, sedetik kemudian Mysha mengelap air matanya yang sempat jatuh, lalu pergi dari hadapan Erlangga.

"Arghhhh!"

***

"Heh Sha ngapain lo disitu? galau nih?" tanya Shiren tiba-tiba saat Mysha tengah duduk di taman belakang sekolah.

"Tau, ngelamun aja, kenapa?" kini Meira bertanya.

"Gue sebel banget pokoknya!"

"Ya kenapa? karena Erlangga lagi? Sha, please, lo cantik, lo pinter, lo perfect. Cowok bukan Erlangga aja, dan gue hargai keputusan lo buat suka sama Erlangga. Tapi Sha, udah 2 tahun lo ngejar dia dan dia gak pernah menoleh ke arah lo sama sekali," kata Shiren.

"Tapi Erlangga kadang peduli sama gue, dan gue pernah berpikir buat mundur, tapi disaat gue mau ngelakuin itu, dia selalu dateng dengan sikap dia yang beda dari sebelumnya. Dia jadi peduli, dia jadi perhatian, bahkan nolong gue." kata Mysha.

"Gue ngerti. Gue ngerti perasaan lo. Tapi gini deh, seandainya Erlangga bener-bener sayangnya sama Yara gimana? kalo cintanya sama Yara gimana? kalo hatinya Erlangga sepenuhnya tentang Yara gimana? apa lo gak akan tersakiti? Sha, sadar, mungkin Erlangga bukan buat lo." Meira memegang pundak Mysha dan mengelusnya.

"Hm makasih, tapi maaf, gue belum cape, gue gak mau nyerah cuma gara-gara ada Yara. Ini emang keliat egois, tapi seenggaknya gue mau buktiin kalo yang namanya berjuang dan bukti itu ada. Gak cuma ngomong 'Aku sayang kamu' doang." kata Mysha.

Meira dan Shiren menatap Mysha, gadis dengan rambut hitam ini menghela nafasnya, lalu memeluk Mysha disusul dengan Shiren.

"Maafin kita selama ini gak pernah ada buat lo, Sha." kata Meira.

"Maaf selama ini kita gak pernah denger lo curhat." sambung Shiren.

Mysha melepas pelukannya, lalu mengusap air matanya. "Itu gak masalah. Gue udah biasa kok ngadepin hal-hal kaya gini sendiri." kata Mysha.

"Gue tau, lo cewek kuat." mereka berpelukan.

"Wei acara apaan ni peluk-pelukan segala? Lebay amat lo pada astaga udah pada gede?"

"Ikutan dong!" Saat Fabian ingin ikut memeluk Mysha, Shiren mencegat tangannya. Dengan tatapan tajamnya, cewek itu berdiri.

"Ngapain lo kesini? ganggu aja!" pekik Shiren.

"Dih kok sewot anda?"

"Yuk kita pindah! Fabian rusuh!" kata Mysha.

"Yah Sha.. Gue kan mau gabu-"

"MYSHAAAAAAAA!!!!!" teriakan seseorang memotong ucapan Fabian. Terlihat seorang laki-laki tengah berlari ke arah mereka. Dengan nafas terpengal-pengalnya laki-laki itu berhenti tepat di depan Mysha.

"Ngapain lo lari-lari? udah kaya dikejar malaikat Izrail aja." ujar Mysha.

"Ituu!"

"Itu apa?!"

"Ituuuuuu!!"

Mysha mendengus, "Itu apa ish ngomong yang bener kek elah bikin orang deg-deg'an aja lo, setan!"

"Lo dipanggil sama Bu Raline!" pekik Oji.

***

"Apa Bu? jadi model di Agensi Ibu lagi?" Mysha terkejut.

Raline mengangguk ramah, "Iya, apa kamu mau?"

"Say-saya.."

"Maaf pembicaraan ini di luar pembicaraan tentang sekolah, tapi, saya minta tolong sama kamu Mysha, bantu projek kami.." Raline seperti memohon.

"Saya bingung untuk bagi waktu dengan belajar, Bu.." kata Mysha.

"Masalah itu gampang Mysha, kamu bisa saya dispensasikan." kata Raline.

"Ya sudah Bu, saya mau."

Raline tersenyum, "Terima kasih, setelah ini jangan lupa hubungi Juniar lagi ya."

Mysha mengangguk patuh, "Baik Bu. Kalo gitu, saya permisi." kata Mysha seraya tersenyum dan melenggang pergi.

Raline menatap punggung Mysha yang kian menghilang, dan mimik wajahnya kini berubah.

"Kalung itu persis seperti punya aku?"

וו×

Terima kasih!!💖

Sangat pendek😥

Jangan lupa vote dan komen!💖💖💖

MYSHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang