Sesampainya di rumah, Mysha pun turun dari motor Erlangga.
"Lo kenapa? kesel?" tanya Erlangga.
"Gak!"
"Senyum, dong."
"Ih apaan sih nyuruh-nyuruh senyum! pulang sana!" usir Mysha seraya mengerucutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Tapi–"
"Tapi apa?! Sana pulang, nanti nyokap lo nyariin." ketus Mysha. Erlangga terkekeh melihat tingkah Mysha.
"Itu–"
"Gue masuk duluan! bye!"
"Helmnya copot dulu kali, Sha."
Mysha bungkam. Dia diam. Lalu berbalik arah, menyembunyikan wajah malunya. Lalu melepas helm Erlangga dan memberikannya pada cowok itu.
"Makasih!" sentak Mysha lalu gadis itu masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang tidak bisa di jelaskan.
Erlangga hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya, lalu cowok itu menyalakan mesin motornya dan pergi dari halaman rumah Mysha.
Dibalik pintu, Mysha tertawa-tawa sendiri. Gadis itu memegang dadanya, jantungnya berdegub sangat kencang.
"Bisa gila gue kalo kaya gini!"
***
Pada malam hari, Mysha dan Kinara memutuskan untuk berbelanja bulanan makanan di Mall. Mereka sibuk meneliti setiap makanan di raknya, dan mencari-cari apa yang mereka inginkan.
Mysha berjalan ke bagian ciki-ciki, diambilnya beberapa camilan untuk menemaninya jika ia tengah begadang.
"Udah Sha? segini aja?" tanya Kinara.
Mysha mengangguk, "Iya, kebanyakan ah kalo banyak-banyak. Boros." ucap Mysha.
"Oke."
Mereka pun membayar semua belanjaan mereka, setelah itu, mereka pun berjalan keluar menuju parkiran mobil.
BRUK
"AW!" pekik Mysha.
"Jalan liat-liat dong!"
"Sorry gue gak seng–"
"Erlangga?"
"Mysha?"
"Eh Tante, apa kabar Tan?" sapa Mysha seraya berdiri dibantu oleh Erlangga.
"Alhamdulillah baik, kamu sendiri apa kabar? oh ya turut berduka cita ya Mysha atas meninggalnya Mama kamu.." ucap Elise.
"Baik Tan, emm makasih Tan.." jawab Mysha sopan.
"Kalian berdua mau kemana?" tanya Elise.
"Mau pulang Tan,"
"Mau ikut kita gak?" tawar Elise.
"Kemana Tan?"
"Udah ayuk, ikut aja!" Elise menarik tangan Mysha, dengan senang hati Mysha mengikuti Elise.
Erlangga dan Kinara berjalan di belakang, mereka berdua tau apa tujuan dan maksud Elise.
Timezone.
"Lempar bolanya Sha!" teriak Elise.
"YEEE GOLLLL!!!"
Mysha tersenyum kegirangan, bolanya masuk dan mendapat point banyak.
Kini, giliran Erlangga yang memasuki bola basket itu ke dalam ring. Dan iapun mendapat cetakan gol banyak.
Tak terasa mereka sudah lelah akibat bermain di Timezone, Erlangga pun pergi ke arah kasir membawa tiket point yang berhasil mereka dapat.
Tak lama kemudian, Erlangga kembali membawa satu buah boneka besar berwarna pink.
"Buat lo." Erlangga menyodorkan boneka itu kepada Mysha. Mysha meraihnya malu-malu, "Buat gue?"
Erlangga mengangguk, "Jangan marah lagi sama gue." kata cowok itu.
Mysha tersenyum, "Iya, makasih." kata cewek itu.
Erlangga membawa tubuh Mysha ke dalam dekapannya, cukup lama, membuat Mysha benar-benar terkejut, jantungnya memompa lebih cepat.
"Udah yuk pulang, udah malem." kata Elise.
***
Disekolah, terlihat Mysha dan Fabian tengah berbicara di kantin.
"Jadi, apa yang buat nyokap lo kecelakaan Sha?" tanya Fabian.
"Kata Kinara, remnya putus. Dan kayanya, itu ada yang sengaja mutusin. Gue gak tau siapa," kata Mysha.
"Apa di rumah lo ada CCTV?" tanya Fabian.
Mysha berpikir sejenak, ah benar juga! Mamanya kan menaruh CCTV di halaman rumahnya.
"Ada!" jawab Mysha antusias.
"Serius ada?"
"Iya, lo mau kan bantu gue?" tanya Mysha.
Fabian mengangguk, "dengan senang hati."
Dibalik dinding, seseorang menguping pembicaraan mereka. Dengan kesal ia meninju di udara.
"Sial! gue bakal hilangin rekaman CCTV itu sebelum mereka tau semuanya!"
וו×
Part ini cuma bonus😋💖
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!💖
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSHA [SELESAI]
Ficção Adolescente[Tahap revisi] Mysha Adeline Shunie. Siswi cantik SMA Highstar yang terkenal memiliki sifat: ✔Hiperaktif ✔Ceria ✔Pantang Menyerah Sifat itu tentu ia tunjukkan kepada 'si tampan' yang terkenal cuek juga dingin untuk mendapatkan hatinya. Gadis itu tid...