Peter dan Wanda.

742 39 8
                                    

"HEY! WAKE UP PETER! YOU LATE!"

Aku membuka mata ku dengan malas. Aku berdecak, ayolah ini pasti humor sampah milik Clint, ini hari minggu. Buat apa aku bangun sepagi ini untuk sekolah?

"Three minutes mr. Parker!"

"This Friday, Mr. Barton!" Aku berteriak lalu menenggelamkan tubuh ku ke balik selimut yang empuk ini.

Aku tidak mendengar balasan nya dan ku fikir itu bagus. Dia akan merasa kalau lelucon nya tidak berfungi sama sekali. Yeah, aku akan berfikir seperti itu jika saja Clint tidak datang langsung menarik selimutku dan menunjukkan kalender tepat di wajah ku.

Mata ku langsung terbelalak. Aku bangkit dan berlari menuju kamar mandi meninggalkan Clint yang menggeleng pelan. Tidak butuh lama untuk membersihkan diri. Aku langsung memakai seragam ku dengan cepat lalu bergegas turun ke lantai bawah.

Clint dengan yang lain nya sudah duduk tenang di meja makan. Mereka menatapku tajam tapi aku membalas nya dengan tersenyum bodoh berharap itu berpengaruh.

"Apa kau selalu menganggap semua hari itu adalah hari minggu Petter?" Wanda menatapku kesal.

Aku cengengesan, "Libur itu menyenangkan asal kau tahu."

Thor datang dan malah menjitak kepala ku kuat membuat suara ketawa  pecah, sedangkan aku meringis kesakitan. "Oke, ini sakit paman!"

Thor tertawa, "Kau tidak boleh libur. Kau ingat kita siapa?"

"Avanger." Balasku datar, aku mengambil roti selai lalu memakan nya dengan sekali lahap.

"Rigth!" Thor mengacak rambut ku asal membuat ku berdecak kesal. Kenapa aku bisa di keluargga seperti ini?

Steven berdiri lalu menatap ku dan Wanda bergantian. "Ayo aku antar kalian ke sekolah."

Aku dan Wanda menyusul nya yang sudah lebih dulu keluar. Di depan pintu, aku di tinggal Wanda yang ternyata sudah memakai sepatu duluan. Dengan buru-buru aku memakai sepatu hitam ku. Namun saat selesai aku menemukan Mr. Stark dengan wajah kelelahan tercetak jelas di sana.

"Paman?"

Tony hanya menanggapi nya dengan mengangguk. Aku mengerti dia kelelahan. Ayolah, genius terkenal sepertinya punya banyak pekerjaan dan dia melakukan itu untuk aku, untuk kami, untuk keluargga nya. Aku melambaikan tangan sebelum akhirnya menyusul Wanda yang sudah duduk tenang di dalam mobil.

Tanpa banyak bicara, Tony langsung naik untuk rebahan di kamar melepas semua penat yang dia lakukan semalaman. Namun saat melewati kamar Peter, dia berhenti dan menoleh sebentar. Lalu menghela nafas kesal.

Peter berjalan mengendap dari kamar mandi menuju kelas gadis itu. Dia permisi dari kelas nya dan kabur ke sini. Ayolah, dia lupa menyusun buku. Dia langsung pergi tadi dan tidak sempat menyusun buku nya, bukan tidak sempat. Kelupaan.

Peter melambaikan tangan nya di jendela ruangan gadis itu berharap Wanda akan melihat nya. Namun gagal, ia coba berkali-kali hasilnya tetap sama. Entah karena, dia memang tidak melihat nya atau berpura-pura saja.

Namun tiba-tiba, seseorang menepuk pundak nya. Peter meringis, tamat dia kali ini, apa jadi nya jika orang rumah mendengar ini? Mereka pasti sudah menertawakan diri nya dengan sangat puas. Peter berbalik, namun yang dia temukan buku guru, namun pria tua dengan kumis tipis nya.

"Paman?"

Tony menghela nafas, "Kau salah roster, Boy." Tony memberi map berwarna hijau pada Peter.

Peter tersenyum senang, "Thank you Mister!"

"Kembali ke kelas sana, Guru mu pasti sudah mencari mu."

FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang