cool

172 22 3
                                    

Avanger Town terlihat sunyi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing yang sebenar nya hanya pengalihan dari kesengsaraan bernama kecanggungan.

Yeah, walau Wanda kembali. Tapi tetap saja dia benar-benar irit bicara. Dia bahkan hanya berinteraksi dengan Thor, Steve, Loki dan Peter. Sisa nya dia hanya berdeham jika di ajak bicara. Apalagi dengan Tony, jangankan berdeham, menatap mata nya saja dia tidak mau.

Suara ricuh terdengar dari kamar gadis itu, mereka berlima. Steve, Thor, Loki, Peter dan Wanda sedang bermain monopoli. Berbagai perdebatan dan canda tawa sering terjadi membuat permainan ini semakin seru.

"Loki! Ini giliranku!" Teriak Wanda.

"Paman Thor! Itu kartu ku!" Berontak Peter.

"Steve!"

"Paman!"

Thor, Steve dan Loki saling pandang lalu melempar senyum aneh. Tidak tahu apa artinya tapi yang jelas, Wanda rasa ini tidak akan berakhir baik.

Wanda mendengus kesal di depan cermin kamar mandi nya, wajah nya penuh dengan warna hitam. Bagaimana bisa para lelaki itu bekerja sama untuk memojokkan nya dan berakhir wajah nya di coret dengan spidol hitam? Demi apapun, Wanda benci mereka.

"Menikmati permainan nya?"

Wanda yang sedang membungkuk untuk membersihkan wajah nya dengan air yang mengalir dari kran wastafel langsung menoleh ke sumber suara dan menemukan atensi Tony yang sedang menduduki wastafel yang sama.

Wanda perlahan berdiri tegak sambil mengibaskan tangan nya membuat cipratan-cipratan kecil. Wanda setia menatap cermin di depan nya.

"Tidak terlalu, mereka curang."

Tony tersenyum kecil, netra kecoklatakan milik nya tidak bosan-bosan memperhatikan gadis di samping nya. "Papper mengajakku makan malam nanti."

Wanda mengusap wajah nya lembut sebelum akhirnya menoleh sebentar, "Apa itu penting bagi ku?" Lalu ia berjalan keluar dari sana membuat Tony otomatis ikut keluar untuk mengejar nya.

Wanda hendak menutup pintu nya jika saja Tony tidak menahan nya dengan menyuruh Jarvis datang mencekal pintu nya. Wanda menatap nanar Jarvis lalu menatap Tony sama.

"We need to talk." Aura tegas Tony keluar, dia masuk begitu saja ke dalam kamar sang gadis yang sama sekali tidak suka atas sikap nya barusan.

"Look, aku sungguh minta maaf atas kelakuan kurang ajar ku kepada mu." Ucap Tony saat sudah di dalam kamar putri asuh nya.

Wanda tersenyum miring, "Kelakuan yang mana?"

Tony menghela nafas, "Semua nya. Mengatai teman mu, menarik tangan mu kasar dan mengurung mu di dalam kamar."

Wanda berjalan mendekat, "And Then?"

"And Then, aku minta maaf! Sebagai ayah, aku mengerti kau merasa sakit hati. Dan-- demi apapun, Wanda! Aku benar-benar takut kau jatuh pada orang yang salah!"

Wanda diam sebentar, mata cantik nya sibuk meneliti manik coklat teduh itu mencoba mencari kebohongan namun yang dia temukan adalah kejujuran dan tatapan kasih sayang ayah kepada anak nya.

"Yang salah adalah, aku di asuh oleh mu."

DEG

Mulai lagi, sepertinya Viola memang tidak berniat memaafkan ayah asuh nya itu. Bahkan dia berjalan menjauh saat Tony hendak meraih pundak nya.

"Wanda, tidak bisa kah kita memperbaiki ini? Aku rindu Wanda ku yang dulu!"

Wanda tertawa renyah, "Andai kau mengerti diri ku lebih dulu sebelum menarikku kasar, Mr. Stark!"

Tony diam sebentar, "Kalau begitu katakan padaku, apa yang kau inginkan sekarang?"

"Kau jauh dari ku. Aku butuh sendiri tanpa mu!"

Tony terdiam. Wajah nya terlihat kaget dan sedih di waktu yang bersamaan. Namun, ia mengangguk pelan.

"Alright, aku akan menjauh. Aku tidak akan di sini sementara. Kau puas?"

Wanda tidak menjawab dan lebih memilih membuang pandangan nya daripada harus menatap manik coklat itu. Tony menghela nafas, ia berjalan keluar dari kamar Wanda meninggalkan sebuah kesepakatan di sana.

*****

"Nona Wanda. It's Time to School!"

Wanda tersentak, kenapa harus Clint yang membangunkan nya? Tidakkah dia tahu bahwa gedoran pintu nya seperti orang yang baru saja melihat hantu?

Wanda bangkit dari tidur nya dengan malas lalu berjalan ke pintu dan membuka nya. "Aku sudah bangun, berhenti mencoba merusak pintu kamar ku." Ujar Wanda dengan nada kesal.

Clint tersenyum canggung, ini pertama kalinya Wanda berbicara pada nya sejak kembali ke rumah. "Aku hanya tidak ingin kau terlambat."

"Oke-oke, aku akan mandi. Jadi pergilah."

Wanda ingin menutup pintu jika saja Clint tidak menahan nya. Oke, kenapa semua orang di rumah ini suka menahan pintu saat dia ingin menutup nya?

"Ingin bermain play station nanti sore?"

"Aku akan pulang sekolah jam 3 sore. Aku akan tidur sebentar lalu kembali belajar karena besok aku ada kuis."

Wanda mengetahui nya dari grup kelas.

Clint mengangguk canggung tanda mengerti. Melihat itu Wanda langsung menutup pintu nya sedikit keras membuat Clint mendesah frustasi. Gadis itu masih marah.

"Oho, jadi kau akan pergi sekolah? Aku penasaran bagaimana sikap mu dengan teman-teman mu. "

Wanda menatap Loki kesal sedangkan pria itu tersenyum puas karena berhasil menganggu nya. Wanda meletakkan sendok sereal nya lalu menatap Loki.

"Kapan kau kembali ke Asgard huh?"

"Kau mengusir ku?"

"Actually, Ya." Ujar Wanda to the point.

Loki malah terkekeh pelan. Lalu Peter datang dengan terburu-buru bahkan dasi nya tidak terpasang dengan benar. Wanda berdecak sebal.

"Menganggap ini hari minggu lagi, Mr. Parker?"

Peter cengengesan tidak jelas, "Your Right. Omong-omong, dimana Mr. Stark?" Peter menoleh ke seluruh penjuru arah tapi tetap tidak menemukan seseorang yang di cari.

"Dia pergi, untuk sementara waktu tidak akan tinggal di sini. Tebak di mana?"

Semua diam.

"In Papper's House!" Tekan Natasha

"Wh-what?" Kaget Peter. "Tapi sebentar lagi musim dingin! Paman Stark harus di sini sambil memakan cookies buatan Wan--" Peter memang masih bocah yang labil, dia akan telat mengerti keadaan sebenar nya.

"Wanda," lirih Clint.

Seakan tidak peduli, Wanda menoleh pada Steve yang sejak tadi diam. "Aku akan terlambat jika kau terus berdiri di sana."

TBC

WANDA KENAPA SI AKH?

OYA, JAN LUPA BACA NEW STORY,

LOST IN LOVE.

SEE YOU

FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang