"Aku gak percaya kalo Mark udah sebelas tahun, aku ngerasanya dia masih balita aja" Ujarmu kepada suamimu yang masih tergolek mengumpulkan nyawa di kasur mengenakan kolor tidur bergambar kartun bebek kesayangannya.
"Hah kok udah sebelas? MARK HARI INI ULANG TAHUN?" Johnny langsung terduduk terbangun dari tidurnya dengan mata terbelalak.
".....Yah, kamu ga serius kan kalo kamu lupa ulang tahun Mark?" Dirimu memandang Johnny memastikan ini hanya lelucon pagi harinya.
Johnny menggeleng. "Serius yang aku lupa. Aduh gimana nih. Sayaaang aku harus gimanaaa"
"Padahal aku udah masang reminder di hape aku tapi kok aku masih lupa sih. Kenapa aku bisa lupa begini sih." Johnny menyambar hape di bedside table memastikan reminder sudah benar terpasang.
Dirimu menghampiri suamimu yang sudah menikahimu lebih dari satu dekade yang lalu itu, mengusap pelan rambutnya. "Gapapa sayang, aku udah nyiapin sarapan pake makanan favoritnya anak sulung kamu kok. Nanti abis kamu nganter dia ke sekolah bisa nanti kita beli hadiah bareng buat dia, nanti aku yang bungkus terus nanti ngasihnya waktu kalian udah pulang kerumah deh."
Johnny menatapmu dengan tatapan penuh kelegaan, "Makasih sayang. Maaf banget kalo aku lupa sama ulang tahun anak kita."
Mengalihkan usapanmu dari rambut menuju pipinya, "Udah sana mandi abis itu aku tunggu kamu ya di meja makan. Jangan lupa bangunin Mark sama Echan juga." Kamu mengecup suamimu singkat, "Aku tunggu di bawah."
Kamu pun menyajikan sup rumput laut, tangsuyuk, serta olahan sayap ayam yang begitu digemari Mark. Tentu tak ketinggalan buah semangka kesayangan anak sulungmu itu.
"Bun, kayanya aku ulang tahun ya hari ini? Kok makanan di meja makanan kesukaan aku semua?" Suara Mark sejenak mengalihkan perhatianmu dari kesibukan menata meja makan.
Menghampiri anak sulungmu itu, seraya menepikan anak rambutnya yang menutupi mata yang masih berusaha terbuka melawan kantuk. "Selamat ulang tahun, sayang. Kak Mark sekarang udah sebelas tahun hari ini. Terimakasih sayang udah lahir jadi anak Buna dan Ayah, terimakasih juga udah sehat terus sampe sekarang. Ayah sama Buna sayang banget sama Kakak, apalagi Buna, sayangnya keterlaluan sama kamu." Memeluk anak tertua lalu mengecup keningnya lumayan lama sebelum akhirnya suamimu mengganggu momen romantis anak dengan ibu itu.
"Lebih sayang Ayah daripada Buna kok Kak, gedean hati Ayah daripada hatinya Buna soalnya." Kamu melirik sinis suamimu itu.
"Duh Echan jadi pengen ulang tahun lagi." Echan menimpali kalian. "Selamat ulang tahun, kak Mark! Udah tua jangan nakalin aku terus plis aku capek. Ayah Buna, aku mau punya adek lagi dong biar targetnya kak Mark ganti."
"Udah yuk pada sarapan, nanti keburu dingin makanannya." Ujarmu menghentikan permintaan Echan sebelum sempat disahuti Johnny.
"WAAAH ADA TANGSUYUK! Tau ga sih bun aku suka banget sama ayam. Makanan favorit Mark itu ayam!" Mata Mark bersinar menatap makan kesukaannya di depan matanya.
"Tapi itu bukan dari daging ayam. Duh kak plis deh, yang dari ayam mah ya itu sayap ayam bumbu." Echan dengan cerewet mengoreksi pernyataan kakaknya.
Mark kebingungan. "Hah? Bukan ayam? Jadi selama ini aku salah?"
Menjentikkan jarinya, Mark meralat ucapannya. "Oke kalo gitu kubenerin ucapanku barusan. WAAAH TANGSUYUK! Aku suka daging babi krispi saus asam manis!!!"
Kamu dan Johnny tertawa melihat kelakuan Mark. Sudah sebelas tahun masih saja begitu menggemaskan. Oh tentu, anakmu akan selalu menggemaskan di matamu hingga kapanpun.
"Ayo semuanya duduk, doa bersama dulu sebelum makan." Johnny segera duduk di ujung meja makan untuk menangkupkan kedua tangan memulai doa bersama.
Doa bersama telah selesai ditunaikan, kalian makan bersama dengan bahagia. Mark makan dengan lahapnya hingga suara kunyahannya terdengar hingga suapan terakhirnya.
"Buna, makasih ya udah dimasakin makanan enak. Masakan Buna emang paling enak seantero galaksi!" Seru Mark memeluk pinggangmu.
"Kembali kasih sayangku, sekarang kamu mandi sama siap-siap kesekolah ya. Ajak Echan juga biar kalian gak telat. Nanti Buna ikut Ayah nganter kalian." Ujarmu sambil menepuk pipi Mark perlahan.
Setelah selesai mencuci piring bekas sarapan kalian, kamu mengeringkan tangan dengan lap kering yang tergantung tak jauh dari wastafel. Kamu segera menuju ke kamarmu di atas untuk menyiapkan suamimu sebelum berangkat kerja.
"Yang, kamu liat dasi aku dimana gak?" Ujar Johnny sambil mencari dasi di lemari baju kalian.
"Sini aku cariin Yah, kamu duduk aja tunggu disitu nanti aku ambilin." Kamu menarik lengan suamimu agar menjauh dari lemari mengambil alih pekerjaan mencari dasi untuk suamimu.
Membuka salah satu rak di lemari tersebut, kamu mengeluarkan dua buah dasi yang menurutmu senada untuk dipadankan dengan warna kemeja serta tuxedo kerja Johnny hari ini. Menyodorkannya keduanya kepada Johnny, memberikan pilihan kepada suamimu. "Pilih yang mana Yah? Warna merah maroon atau biru navy?"
Johnny mengendikkan bahunya, "Terserah kamu aja Yang, aku tetep ganteng kok mau make yang mana aja."
Kamu terkekeh mendengar jawaban suamimu yang tidak memberikan solusi itu. "Anak udah dua tapi kadar kepedeannya masih belum luntur ya kamu Yah."
"Mau anaknya tiga, empat, lima, bahkan selusin juga gak bakal kurang dong. Kan emang aku ganteng, Yang" Johnny dengan santai menjawab.
"Halah, kaya tau aja bakal gimana kalo anaknya selusin" Timpalmu seraya memasangkan dasi warna nuansa merah pada suamimu.
"Mau dicoba?" Goda suamimu lengkap dengan alis yang digerakkan naik turun itu.
Kamu diam, tak menjawab secara verbal pertanyaan suamimu itu namun diam-diam kamu menarik dasi suamimu lebih kencang daripada biasanya.
"SAYANG ADUH SAKIT AKU BELOM PUNYA ANAK PEREMPUAN JANGAN MATI DULU!" Terdengar Johnny mengaduh. Kamu mencubit pinggangnya karena malu mendengar teriakan suamimu barusan.
"Ampun Yang ampun plis, tapi serius aku masih pengen punya anak lagi kalo bisa perempuan." Johnny menatapmu.
"Apasih Ayah bercanda mulu. Ayo berangkat nanti anak-anakmu telat. Aku mau dandan dulu, sana keluarin mobil dari garasi. Jangan lupa anaknya dibawain air minum." Ujarmu mengalihkan pembicaraan.
"Gausah dandan cantik-cantik, kecuali gapapa kalo nanti Mark sama Echan jadi pengen punya adik cantik." Johnny masih saja pantang menyerah membujukmu.
"Satu..." ujarmu memeringati suamimu.
"Oke, aku nyiapin mobil sekarang." Johnny berlari sambil mengacungkan kedua jari di kedua tangannya tanda perdamaian.
"Untung aku gamau jadi janda, kalo gak mah udah enyah kali si Johnny." Gerutumu.
"BUNAAA AYO! AKU SAMA KAK MARK UDAH SIAP BERANGKAT SEKOLAH NIH!" Teriakan nyaring Echan menggema seantero rumah kalian memanggilmu untuk segera turun dan mengantarkan mereka ke sekolah. Setelah dirimu selesai mengecek isi tas Mark dan Echan dan memastikan tidak ada yang tertinggal kalian pun masuk ke dalam mobil mengantarkan kedua anak kalian menuntut ilmu, dan bermain, di sekolah.
Halo, maaf ya udah lama banget gak update.
Selain sibuk kemarin aku baru recovery juga abis operasi angkat tumor hehe jadinya maafin ya kalo hiatusnya kelamaan hehehe.
Kalian sehat-sehat ya, jangan terlalu sibuk, badannya dijaga! Karna siapa lagi yang bakal sayang sama tubuhmu kalo bukan dari kamu sendiri, yakan?❤️With love, imakeuda
❤️🍉HAPPY BIRTHDAY MARK LEE🍉❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Beruang🐻
FanfictionKukira, anakku cuma dua. Kakak Mark dan Abang Ecan. Ternyata aku lupa bayi besarku, Ayah Johnny suamiku tersayang.