2

2.7K 136 1
                                    

Jessica terbangun bukan karna wajahnya terasa panas namun karna gesekan dilehernya, mengapa tubuhnya terasa sangat berat? Jessica berusaha bergerak namun tangan besar yang melingkar dipinggangnya membuatnya tidak bisa bergerak. Jessica lagi - lagi merasa seperti perutnya kembali diisi oleh ribuan kupu - kupu saat menyadari siapa pemilik tangan itu namun detik berikutnya ia merasa hatinya ngilu.

Apa Kris mendengarkan perkataannya semalam? Apa yang dipikirkan namja itu setelah tahu? Apakah Kris menyukai itu? Apakah Kris akan menerimanya? Bagaimana jika tidak? Bagaimana jika Kris langsung mengajukan surat perpisahan setelah mengetahui itu?

Jessica ingin sekali menangis jika membayangkan itu semua, sepertinya kehamilan membuatnya lebih emosional namun ia tidak bisa menahan keinginan hatinya. Sekalipun otaknya memerintahkan dirinya untuk tidak berbalik menatap Kris namun tubuhnya justru melakukan hal yang diperintahkan hatinya.

Jessica berbalik dan masih membiarkan tangan besar itu memeluknya erat, Jessica tersenyum menatap bagaimana polosnya wajah Kris saat ia tertidur. Jessica menelusuri wajah itu dengan jari - jarinya. Ia membelai rambut coklat gelap yang acak - acakan itu dengan lembut, kemudian turun ke dahi, tidak ada dahi yang berkerut disana. Jarinya turun mengusap mata Kris yang terpejam, tidak ada mata yang terus menatapnya tajam disana. Kemudian jari Jessica kembali turun menelusuri batang hidung mancung milik Kris, ciptaan-Nya ini sungguh sempurna.

Jessica tersenyum saat jarinya mengusap lembut bibir berwarna kemerahan tersebut, tidak ada bibir yang terus berbicara hal - hal yang menyebalkan disana. Jessica tidak bisa menahan dirinya, perlahan dikecupnya bibir namja itu dan melumatnya sekilas. Jessica merasa malu pada dirinya sendiri namun ia tidak bisa berbohong jika ia merindukan namja itu. Rindu? Entahlah.

Jessica semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuh Kris, menempelkan telinganya di dada namja itu. Berusaha mendengarkan bagaimana suara detak jantung Kris. "ooh. Jadi begitu suara detak jantungmu" gumam Jessica, ia merasa sangat senang. Detak jantung itu begitu teratur seperti lagu tidur membuat Jessica ingin berlama - lama mendengarkannya.

Jessica baru saja berniat untuk bangkit namun Kris semakin mengeratkan pelukannya. "kajima!" ucapnya, suaranya terdengar serak namun matanya masih terpejam. Kris tidak mengigau kan?

"kau sudah bangun?" tanya Jessica panik, Kris tidak mendengarkan gumamannya tadi kan? Kris tidak tahu jika Jessica... ini gawat!

"hmm" gumam Kris, masih memejamkan matanya dan semakin menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya seolah - olah Jessica bisa melebur di dalam pelukannya.

"sejak kapan?" tanya Jessica masih panik, tanpa berusaha melepaskan pelukan Kris. Padahal biasanya Jessica selalu meronta - ronta bahkan menendang Kris jika berani menyentuh tubuhnya namun entah mengapa kini Jessica justru ingin berlama - lama di pelukan namja itu.

"sejak... kau berbalik padaku tadi" jawab Kris seenaknya.

Blush!

Wajah Jessica langsung merona, jadi Kris tahu jika Jessica menciumnya tadi? Harga diri Jessica benar - benar sudah jatuh ditambah... Kris mendengar gumamannya tadi? Astaga bagaimana ini? Namun perasaan senang itu langsung menghilang lagi. Mengapa Kris tidak kunjung mengatakan sesuatu? Jadi... Kris tidak mendengarkan ucapan Jessica semalam? Jessica menarik napas panjang. Ini jauh lebih mudah, ia akan menunggu waktu yang tepat untuk memberi tahu Kris.

"bangunlah! Kau tidak ke kantor? Aku harus membuat sarapan!" walau berat hati Jessica berusaha melepaskan pelukan Kris.

"shireo!" ucap Kris, dengan mudah ia kembali membuat Jessica berada didalam pelukannya. "lima menit lagi!" mohonnya, masih dengan mata tertutup.

Jessica menarik napas panjang. "bangun Wufan! Sejak kapan kau jadi pemalas begini?" keluh Jessica, dengan sisa - sisa tenaganya ia berusaha menyingkirkan tangan Kris dan kali ini berhasil. Ia langsung duduk bersandar pada ranjang.

Our WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang