Catatan Ketiga

635 36 5
                                    

-EXO FANFICTION-

♥♥♥

"Saranghae..." Ulang Kris.

Hening. Aku terpaku mendengar pernyataannya. Tanganku mengepal. Tak peduli dengan kuku-kuku tajam yang melukai kulitku.

Plak. Tak tahan, aku menampar pipinya. "Pernyataan cinta ditolak !" Ujarku sebelum pergi, meninggalkan Kris yang masih mengusap pipinya.

"Aku pasti akan mendapatkanmu, Xi Luna sialan !" Aku masih bisa mendengar teriakkannya, walaupun pintu toilet sudah tertutup.

Koridor yang kulalui terlihat sepi. Apa bel masuk sudah berbunyi ? Tergesa, aku berlari menuju kelasku. Sekarang menjadi kelasku, kan ?

Aku berhenti di depan pintu kelas. Di dalam, sudah ada seonsaengnim yang mengajar. Kuketuk pintu, sebelum masuk dengan canggung.

"Maaf, saengnim." Ucapku, begitu saengnim menunjukkan ekspresi tak suka.

Seonsaengnim mengangguk pelan, lalu melanjutkan kalimatnya yang sempat kupotong tadi. "...Sekarang tak ada apapun, kecuali alat tulis di atas meja." Ujarnya.

Aku mengernyit. "Apa ada ulangan ?" Tanyaku pada Kyungsoo, namja pendek yang duduk di sebelahku.

Kyungsoo mengangguk. "Lalu ulangan apa ?" Namja pendek tersebut terdiam menatapku. "Ada apa ?"

Namja itu berdecak. "Kau bercanda ? Baru sehari tidak masuk sudah lupa dengan pelajaran Lay saengnim ?" Aku mengendikkan bahu. Kyungsoo menghela napasnya. "Dia wali kelas kita. Sekarang ulangan matematika."

"Benarkah ? Hehe. Maaf. Kurasa aku terlalu banyak memikirkan hal lain. Sampai-sampai lupa dengan itu semua."

Kyungsoo menelengkan kepalanya. Ekspresinya sulit ditebak. "Kau pernah memikirkan hal lain selain Sehun, eoh ?"

Aku mengangguk cepat. "Tentu saja !" Enak saja ! Gara-gara namja blonde itu, imej Luna menjadi jelek. Hei ! Luna juga pernah memikirkanku, kan ! Bukan cuma namjachingunya.

"Apa kau memikirkanku ?" Tanyanya lagi, masih dengan ekspresi yang sulit ditebak.

Aku berpikir sejenak. Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu ?

"Ani..." Jawabku.

Kyungsoo mengangguk, lalu fokus pada lembar soal yang baru Lay saengnim bagikan. Aku pun ikut fokus pada soalku.

"Waktu kalian 15 menit !" Suara bass Lay saengnim menginterupsi.

Hening. Semua soalnya sudah kukuasai. Jadi aku bisa dengan mudah mengerjakannya. Walaupun aku belum sempat belajar.

Sepuluh menit berlalu. Lima soal yang kukerjakan sudah selesai. Brak. Aku tersentak. Kulirik Kyungsoo yang barusan menggebrak meja. Pelan, namun masih terdengar jelas olehku.

Berbagai emosi tercetak jelas di raut wajahnya. Heran, kesal dan terkejut, kurasa. Ada apa dengannya ?

"Kau sudah pintar ?" Apa maksudnya ? "Tumben sekali tidak mencontek jawabanku ! Benarkah kau Luna ? Luna yang kukenal adalah yeoja yang akan langsung meminta lembar jawabanku di menit pertama ulangan matematika."

Mulutku terbuka lebar. Serius sekali orang ini ! Tak lama aku tertawa canggung, mencoba mencairkan suasana.

Aku memukul pelan lengannya. "Hehe. Semalaman aku belajar."

"Bukankah tadi kau lupa dengan ulangan hari ini ?"

Glek. "Aku..." Apa yang harus kukatakan ? "Itu aku hanya bercanda, Kyungsoo-ssi. Jangan terlalu serius lah !"

(beauty) BRO !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang