Catatan Keempat

638 40 11
                                    

-EXO FANFICTION-

♥♥♥

Aku mengetuk-ngetuk meja menggunakan pensil mekanik merah jambu. Suasana kelas yang berisik tidak sampai ke telingaku, karena terhalang earphone yang kupakai. Masih sangat pagi, tapi kelasku sudah diisi oleh hampir semua teman sekelas.

Pandanganku tertuju ke arah jam dinding di depan kelas. Masih jam enam lewat tiga puluh menit. Pikiranku kosong. Sekosong perutku pagi ini.

Kriiiiuuuuuk...

Ah, memalukan ! "Lapar, chagi ?"

Aku terkejut melihat Kai yang tiba-tiba berada di depan mukaku. Earphone di telingaku segera kulepas. Seketika mual menyerang perutku. Pipiku menggembung.

"Ya ! Jangan muntah !" Teriak Kai. Namja gelap itu mulai menjauhkan tubuhnya dariku. Dalam hitungan detik, kami berdua menjadi perhatian seisi kelas.

"Hei Kai ! Sudah kubilang jangan dekati yeojachinguku !" Sahut Sehun dari deretan meja paling belakang.

Kai menangkupkan kedua tangannya. Wajahnya sangat pucat. "Kumohon, jangan muntah !" Pintanya memelas.

Di luar dugaan, aku berhasil menahan muntah. Kyungsoo yang duduk di sebelahku, memandangku serius. "Ada apa dengan pipimu ? Kenapa lebam begitu ?"

Dugh. Kai jatuh dengan cantiknya. Bibir tebalnya mencium lantai. Membuat beberapa yeoja di kelas berteriak histeris. Seperti, "Aaa... Aku ingin jadi lantai !"

Itu membuatku tambah mual ! Sehun, --pelaku yang membuat Kai jatuh tersungkur-- datang bak pahlawan kesiangan. Namja blonde itu menangkup kedua sisi kepalaku.

"Kenapa dengan pipimu ? Kenapa biru begini ? KENAPA ?" Bentaknya.

Hei ! Bisakah tidak membentakku ? Kau bukan suami ku, ingat ! Tunggu ! Suami ? Ah, sudahlah.

"Aku jatuh dari tangga." Jawabku asal.

"APA ?"

Teriakkan Sehun sontak membuatku mengorek telinga. "Tak perlu berteriak sekeras itu !" Bentakku.

"Kenapa bisa jatuh dari tangga ? Kenapa kau ceroboh sekali ?" Tanya Sehun lagi.

"Kenapa banyak sekali kata 'kenapa' pada pertanyaanmu ?" Tak bisakah ia menggunakan AKSADIMEGA ? (Baca:5W1H)

"Kenapa malah menanyakan hal tak penting ?" Aku memutar bolamata.

Brak. Seisi kelas terkejut, karena barusan aku menggebrak meja. "CUKUP !" Teriakku. Sehun terpaku melihatku. "Aku pergi !"

Brak. Suara pintu kelas yang kubanting kasar. Aku berjalan menuju lapangan basket dalam ruangan. Akan lebih baik kalau aku bermain basket. Mungkin bisa mengurangi rasa kesalku. Dan menambah rasa laparku.

♥♥♥

Suara decitan lantai lapangan dengan bola basket menggema di seluruh sudut ruangan. Kedua lengan seragamku sudah kulipat. Aku menyeka keringat yang perlahan meluncur dari keningku.

Sekali lagi, aku berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Telingaku mendengar suara tepukan tangan yang semakin jelas terdengar.

"Sangat hebat !" Seorang namja dengan lingkaran matanya yang hitam mendekat tanpa menghentikan tepuk tangannya. "Sejak kapan kau jago bermain basket ?"

"Sudah sejak lama." Jawabku. Apa tak bisa sehari saja aku tidak bertemu namja tak dikenal yang merusak moodku ?

Namja itu sudah berada di dekatku. "Benarkah ? Kukira kau anggota club seni yang hanya bisa menggambar dan menyanyi."

(beauty) BRO !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang