isoated

1K 179 23
                                    

Dokyeom terbangun dengan meringis, merasakan kepalanya terbentur setir mobil cukup dan juga beberapa pecahan kaca yang sedikit melukai kepalanya hingga berdarah. Atensinya melihat ke depan tepat ke arah pohon besar yang baru saja ia tabrak 3 jam yang lalu.

Langit sudah mulai gelap dan dia masih sibuk dengan kepalanya yang tersisa pecahan kaca. Ia baru ingat jika ada kamu disebelahnya, namun bukannya segera mengecek dirimu yang masih hidup apa tidak, dia malah keluar dari mobil dan membuka bagasi.

Ia kembali lagi ke depan, membuka pintu mobil agar dengan mudah membawamu keluar dari sana. Namun, sebelum itu, Dokyeom menghujani mobil tersebut dengan bensin.

Usai dengan kegiatannya, Dokyeom mulai menggendongmu bridal, kemudian menyalakan korek api di sela-sela usahanya menggendongmu.

Dengan santainya Dokyeom pergi menjauh entah kemana, tapi yang jelas dia tahu kemana arah tujuannya saat itu.

Tak lama kemudian mobil tersebut meledak.



















Kamu terbangun. Melihat ke sekeliling yang masih saja sama.

4 hari tidur di kamar yang sama, tapi itu bukan kamarmu.

"Oh, kau sudah bangun rupanya."

Dokyeom baru saja menutup pintu dengan kakinya, sementara kedua tangannya itu membawa nampan berisi segelas susu dan roti.

Selalu, setiap pagi Dokyeom membawakan sarapan. Hanya pagi, setelahnya dia memperbolehkanmu keluar dari kamar. Tapi percuma saja karena kamu tetap harus di dalam rumah.

Jika tidak, pemuda tersebut tak segan-segan untuk membunuhmu.

Setelah meletakkan nampan itu, Dokyeom berjalan mendekatimu. Tangannya terulur meraih dagumu agar menatap dirinya.

"Ada yang kau butuhkan sebelum aku pergi?"

"Keluarkan aku."

Pemuda itu merengut sambil sesekali menggelengkan kepala, "No, no, no. Memang mau kemana lagi? Ini di tengah hutan. Lagi pula kemarin mobilnya meledak."

"Tsk!"

"Aku punya cadangan, tapi kau mana tahu."

Ibu jari miliknya mengusap pelan sudut bibirmu.

"Singkirkan tanganmu. Mau bagaimana pun, aku akan tetap pergi dari sini. Dengan atau tanpa orang lain."

Dokyeom tersenyum, memperlihatkan gigi rapinya. Bahkan matanya melengkung dengan sempurna akibat senyumannya.

"Oh, silahkan, tapi sebelum kau benar-benar lolosㅡ"

Senyumnya terhenti dan berubah menjadi seringaian.

"ㅡakan kupastikan ibumu akan menangisi jasadmu yang ada dihadapannya."

"Aku mencintaimu," katanya dan terdengar pintu yang tertutup dengan keras.



Tanganmu bergerak aktif dengan ponselmu. Walaupun kemungkinan adanya sinyal itu kecil, namun kamu tetap mencoba hingga baterai ponselmu tinggal setengah. Masih ada waktu untuk terus mencoba sebelum ponselmu tidak bisa digunakan lagi.

Pikirmu, Dokyeom memang sengaja untuk tidak merampas ponselmu. Pemuda itu selalu muncul dengan kejutan, bahkan kamu sendiri tertipu olehnya. Kamu yakin selanjutnya adalah tipuan.

Dokyeom juga meletakkan cas ponsel di tempatmu. Memang kecil, awalnya saja kamu tidak tahu jika itu adalah cas. Bukankah hal ini sangat aneh? Mengingat untuk apa dia menangkapmu jika pada akhirnya kamu bisa mencari bantuan?

Tanganmu bergetar hebat, "Ayo, ayo, ayo."

"Kumohon."

"Tolong angkatㅡ"


"ㅡah! Kim Mingyu!"














































"ㅡah! Kim Mingyu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

stalker
ft. Kim Mingyu


2k19, pea-chu.

stalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang