08

6.2K 574 28
                                        

Tatapan itu masih ia tujukan pada Jimin, membuat pria itu yang sedari ditatap oleh Taehyung kembali menghela napasnya.

"Aku serius ketika aku mengatakan akan mencongkel kedua bola matamu dengan pisau ini jika kau tak juga berhenti untuk menatapku dengan seperti itu, Tae."

"Lalu jawab pertanyaanku. Kau sudah memiliki kekasih? Tanpa memberitahuku dulu? Apa ini sahabat yang sering kau agungkan dan kau selalu sebutkan terhadapku?"

"Sudah ku katakan padamu, dia bukan kekasihku."

Taehyung mendengus, meneguk kembali sodanya. "Kau pikir aku akan percaya begitu saja? Setelah kau merusak janjimu sendiri padaku untuk tak menyimpan rahasia apapun?"

Jimin kembali menghela napasnya, tak ingin lagi berdebat bersama Taehyung hanya karena masalah ini. Menyelesaikan pula pekerjaannya yang tengah menyajikan beberapa buah-buahan.

"Tapi ada positifnya. Setidaknya kau mulai melupakan Mina. Kehadiran gadis itu ternyata cukup baik untukmu, Jim."

Jimin menghentikan dirinya, menatap pada Taehyung setelahnya. Dimana pria itu menjadi sedikit takut dengan tatapan Jimin padanya saat ini.

"W-Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Dan hanya helaan napas saja yang bisa Jimin keluarkan setelahnya, memilih untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Tapi serius, gadis itu bukan kekasihmu?"

"Apa kau bodoh? Atau berpura-pura bodoh? Sudah ku katakan dia bukan kekasihku."

Suara Jimin sudah sedikit meninggi dari biasanya, dan hal itu membuat Taehyung sedikit ketakutan tadi. Tapi hal itu tentu saja tak bisa menahan Taehyung akan rasa penasarannya.

Daripada dengan Jimin, lebih baik jika dia bertanya langsung dengan gadis itu sendiri. Jadi yang ia lakukan hanya berlalu pergi, membuat Jimin tanpa sadar menghela napas sekaligus menggelengkan kepalanya karena terlalu frustasi sedari tadi akan pertanyaan yang sama yang Taehyung tanyakan.

Taehyung bisa melihat gadis itu, tengah mengamati beberapa potret yang terpajang dalam studio yang dirinya dan Jimin miliki. Maka langkah pria itu mendekat, sedikit membuat Rose terkejut ketika mendapati kehadiran pria itu.

"Maaf. Apa aku membuatmu terkejut?"

"Ah, tidak. Mungkin karena aku terlalu kagum dengan hasil karya-karya ini. Ini semua tampak terlihat nyata dan aku begitu menyukainya."

Senyum itu tentu saja tak bisa lepas dari Taehyung mendengar pujian itu. "Terima kasih. Sebenarnya, masih belum semua karya kami berdua terpajang di sini."

"Benarkah?"

"Hmm. Aku dan Jimin sedang berusaha untuk membuat pameran kami sendiri. Jika kau mau, kau bisa datang."

Rose tersenyum berbinar ketika mendengarnya. "Tentu saja aku mau. Aku ingin sekali melihat semuanya."

"Kalau begitu, kau bisa tanyakan pada Jimin nanti. Bukankah kau kekasihnya?"

Dan mendengar itu, entah mengapa membuat Rose kembali terdiam. Hanya memasang segaris senyumnya sebagai jawabannya dan memilih untuk kembali menatap pada pajangan yang ada di hadapannya.

"Aku senang, karena setidaknya Jimin menemukan seorang gadis yang bisa mengobati luka hatinya setelah hampir 3 tahun lamanya berlalu."

Dan ucapan itu tak pelak membuat Rose kembali menatap pada Taehyung. Tak mengerti apa yang pria itu maksudkan.

"Apa maksudmu?"

"Jika kau teruskan ucapanmu, aku benar-benar akan menghajarmu, Tae."

Dan suara Jimin yang mengintrupsi keduanya, membuat keduanya ikut berbalik pula dimana Jimin yang baru saja keluar dari area dapur, membawa satu gelas jus dengan sepiring buah yang sebelumnya ia potong.

Lil' TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang