"Jadi, semua ini sudah direncanakan sudah dari lama? Bahkan dengan pertemuan Rose dan dosen Park?"
Jungkook hanya menjawab dengan anggukannya saat itu pada Lisa. Dimana gadis itu masih tak mempercayai apa yang sudah di dengarnya dari Jungkook.
Tiba-tiba saja, gadis itu bergedik ngeri sendiri. Jika saja si Dosen Park itu tak diberitahu oleh Jungkook bahwa Rose berada dalam bahaya, entah apa yang akan terjadi padanya nanti. Apalagi, Jungkook juga mengatakan bagaimana Ibunya yang begitu nekat, tak akan pernah mengasihani siapapun yang pastinya akan menghalangi tujuannya.
"Kenapa kau melakukan semua ini? Bukankah seharusnya kau berada di pihak ibumu?"
Helaan napas itu Jungkook keluarkan setelahnya, masih belum menjawab ucapan Lisa saat itu dan memilih untuk membaringkan dirinya.
Keduanya kini berada di sebuah taman dekat dengan tepi Sungai Han, dimana rumput taman itu telah menjadi pembaringan yang nyaman bagi Jungkook saat itu.
"Aku dijodohkan dengan Rose itu juga adalah rencana eomma. Kau tak diberitahu jika kedua orangtua Rose begitu berhutang budi pada keluargaku?"
Lisa hanya diam, dan keterdiaman itu ditangkap Jungkook jika gadis itu memang tak mengetahuinya.
"Semua itu juga rencana eomma. Semua ini, hingga sekarang. Dan karena kehamilan Rose adalah salah satu penghambat rencananya, maka tak ada cara lain selain menyingkirkannya."
Lagi, Lisa bisa merasakan bergidik ngeri karena membayangkan semua itu. Bagaimana bisa ada seseorang yang begitu tak berperasaan seperti wanita itu? Melakukan apapun hanya untuk mencapai tujuannya?
"Eomma selalu mengatakan padaku untuk tak menaruh hati pada Rose apapun yang terjadi. Tapi ternyata, aku malah menaruh hati padanya. Hah, dan aku pun bisa kalah oleh hatiku sendiri."
Lisa sedikit merasakan perasaannya menjadi sakit ketika mendengar pernyataan itu, dimana kepalanya kini merunduk karena terlalu sedih dengan kenyataan bahwa pria yang ia sukai menyukai wanita lain--walaupun ia sudah mengetahui jika Rose dan Jungkook bertunangan. Namun mendengar langsung dari bibir Jungkook semakin membuatnya sedih.
"Tadinya, aku ingin menggunakan kesempatan ini. Mendapatkan Rose dengan mudahnya sudah pasti membuatku menuruti segala kemauan eomma. Tapi ternyata, gadis itu memiliki seseorang lain di hatinya. Aku bisa saja melanjutkan rencana ini. Namun ketika mendengar jika eomma akan menyingkirkan Rose, aku tak bisa diam begitu saja. Dan kurasa, hanya Jimin hyung yang bisa menyelamatkannya."
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Jimin hyung itu bodoh. Sudah tahu hatinya menuliskan nama Rose, tapi dia malah memilih kembali pada kakakku. Belum lagi, ketidaktahuannya tentang sahabatnya sendiri yang ternyata adalah musuhnya. Aku tidak ingin melihatnya semakin gila ketika melihat gadis yang ia cintai akan mati di depan matanya sendiri nanti."
"Jadi, kau mau merelakan mereka berdua untuk bersama? Kau bilang jika kau menyukai Rose."
Jungkook belum menjawab apapun, membuat Lisa kini mengalihkan pandangannya untuk menatap pada pria itu. Sedikit terkejut ketika ternyata pria itu juga tengah menatap padanya.
"Lisa..."
"Hmm?"
"Kau pasti ingin aku bahagia, bukan?"
Lisa belum menjawab apapun saat itu, malah kini memilih untuk mengalihkan pandangannya karena pertanyaan yang tiba-tiba itu. Menetralkan pula debaran jantungnya yang berdebar dengan cepat.
"Apa maksudmu?"
"Semua orang pasti ingin jika orang-orang yang disayanginya bahagia. Dan aku sedang melakukannya sekarang. Setidaknya dengan ini, aku akan kembali melihat senyuman manis dari Rose."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lil' Touch
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Tidakkah kau tahu? Bahwa dirimu begitu menginginkanku? Jadi cepatlah kemari. Dan berikan aku sedikit sentuhanmu. ----- ©A BTS's Jimin & BLACKPINK's Rosé Fanfiction ©iamdhilaaa, 2019