bagian 4

10 3 0
                                    

Senja diufuk barat,aku mengenakan dress putih selutut,rambut gelombangku ku urai.

Hening diantara kami ber-empat,aku merasa sangat canggung duduk disebelah ayah farhan.

Kami duduk di kursi kayu taman terbuka,menikmati sunset yang merona.

sejauh ini hanya membahas farhan,kehidupannya di jakarta,pekerjaan,dan keuangan bisnis perusahaan.

Matanya tajam menyorot,wajahnya terlihat berwibawa,ia tak sedikitpun terlihat tua.

Matanya tajam menyorot,wajahnya terlihat berwibawa,ia tak sedikitpun terlihat tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini ia menatap tajam kearahku,mencabik keberanianku dengan mata elangnya.

"namamu jihan alaka firdaus?"

Suara baritonnya hanya kujawab anggukan kecil.

"kurasa aku harus mempertimbangkannya"ucapnya mrlirik putra semata wayangnya.

"dia akan selesai kuliah dua tahun mendatang"sahut farhan.

"jurusan apa yang kau tempuh?"

"psikolog"

"apa kau blasteran?"kali ini matanya menyelidik rambut coklatku.

"umph...tidak,aku mewarna rambutku,ayah ibuku asli indonesia"

"seharusnya kau ajari dulu gadis ini ilmu agama,sebelum kau bawakan kemari"
Bagai disambar petir beradukan guntur,mataku panas hendak menangis.

Pria itu pergi meninggalkan sunyi,aku menunduk mencerna tiap katanya,farhan menghampiriku,ibu masuk kedalam meninggalkan kami berdua.

"maafkan ayahku,mungkin ia sedang lelah setelah seharian bekerja"hiburnya mengelus puncak kepalaku.

"tidak apa,aku memang harus belajar agar pantas denganmu"ucapku berusaha tampil kuat meski hatiku sakit.

"jangan ngomong gitu,aku sayang kamu aka,kamu ga perlu jadi orang lain,apapun yang terjadi,kita jalani bareng"senyumnya mengembang lebih lebar.

Aku mengangguk,pertemuan singkat tadi begitu menohok,seakan akan aku tak tau apapun tentang agama.

Aku memang tak menggunakan jilbab,aku tak menutup aurat,ya,aku salah..gadis sepertiku mana mungkin cocok dengan pria seperti farhan.

Aku tersenyum getir menyadari kedudukanku,harusnya aku berkaca sebelum menerima tawaran farhan waktu itu.

Aku kembali mengenang saat hari terakhir ospek,dia senior yang tampan,banyak yang rela mendesak agar dapat berfoto dengan blasteran turkey itu.

Sedang aku hanya duduk minum sebotol air bersama ana.tak ada niatan untuk mendekatinya walau hanya untuk berkenalan.

Sampai akhirnya ia menghampiriku,memberiku senyuman dengan lesung pipi yang seketika membuatku terbang.ia memperkenalkan diri dengan sopan,lalu meminta izin untuk mengantarku pulang.

Saat itu yang ada dipikiranku hanya'ia kasihan melihatku dihalte yang tak kunjung disinggahi bus'

Tapi esok harinya ia menjemputku,menawarkan makan saat dikampus,memintaku menemaninya keperpustakaan,dan menghabiskan malam dikafeteria.

Kami berteman baik,sampai akhirnya ia memintaku untuk menjadi pujaan hatinya,aku terlampau bingung,setahuku ia banyak dekat dengan wanita.

Dia memberiku sebuah kalung,waktu yang teramat sedikit untuk berpikir,sampai akhirnya aku menerimanya dengan senang hati.

Tanpa kusadari banyak hati yang tlah kupatahkan,banyak hati yang mungkin jauh lebih baik dariku tanpa farhan tau.

Mungkin disana ada gadis yang lebih baik dariku,mencintai farhan dalam diam,menyelipkan namanya dalam do'a.ah..

Aku lelah,rasanya ingin nenangis..aku terlambat menyadari,aku harusnya berkaca sebelum mengambil keputusan.

Sekarang apa yang harus kulakukan bila tak ada restu dari ayahnya?percuma hubungan ini terus berlanjut!

Farhan mengantarku kekamar,duduk berdua didudut ranjang.

"aku nggak bakal ninggalin kamu ka,aku akan tanggung jawab sama apa yang aku perbuat,dan aku bakal lakuin apapun!"

"tapi dia ayahmu,kalau dia nggak suka aku kamu mau apa?"

"ayah nggak bilang suka atau benci,ayah hanya ingin kamu sedikit berubah,tidak banyak,dan aku yang akan mengubah segalanya"

'aku lelah farhan..jelas jelas ayahmu tidak menyukaiku'batinku menjerit.diantara senyumanku.

"kita berjuang bersama"tambahnya yang sama sekali tak bisa mengubah suasana hatiku.

'bagaimana kalau takdir berkata lain'batinku mulai putus asa,tapi aku hanya dapat memberi seulas senyum.

Ya,mungkin senyumanku dapat menutupi segalanya,tapi tak bisa mengubah keadaan.

cp:
Maaf y author lagi bingung bat sama dunia nyata,jadi jarang update..pikiran buntu hiks:(
Tapi jangan khawatir,aku bakal terus nulis buat kalian,jan lupa vote+coment happy reading😇

bukan bidadarimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang