1

37 12 4
                                    


"Anjani! Kamu itu sudah diperingatin beberapa kali masih aja terlambat. Capek ibu ngurus kamu,"
"Kamu saya hukum bersihkan toilet cewek, toilet cowok sama toilet guru. Nanti saat saya balik lagi kesini, semua harus bersih." Ucap bu Dewi.

Gadis yang bernama Anjani itu hanya bisa diam dan mengiyakan. Sebab jika ia membantah guru tersebut satu kata aja. Bisa-bisa ditambah lagi hukumannya.

Selepas guru itu pergi.

"Kesel banget gue. Cuma telat dikit aja langsung maen hukum anak orang, pengen banget rasanya keluar dari sekolahan laknat ini" omel gadis itu.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menabrak ember pel yang berisi air. Anjani terkejut dan seketika melirik tajam melihat kearah laki-laki tersebut.

"Eh tai kudanil, jalan liat-liat dong, lu kira ini jalan punya nenek moyang lo apa?! Gw tuh lagi ngepel tau! Jadi tumpahkan airnya. Ish!."

Gadis itu mengomel-omel kepada laki-laki tersebut.

Laki-laki tersebut hanya bisa mendengus dan menjawab "Maaf."

"What?! Maaf?! Maaf maaf. Lu kira dengan minta maaf lantainya jadi bersih lagi?!, lu gatau apa gw udah capek-capek bersihin.Tanggung jawab lu!."
Tanpa basa-basi, cowok tersebut atau yang biasa dipanggil Angin langsung mengambil pel yang dibawa Anjani. Angin mengepel lantai tanpa mempedulikan Anjani yang hanya terbengong melihat kelakuan Angin.

"Hmm, bagus deh kalo lo mau tanggung jawab. Pel yang bersih ya gw mau ngerjain pr dulu. Bye!"

Ingin rasanya Angin marah karena kelakuan gadis tersebut, tetapi apalah daya dia juga yang salah karena berlari tidak liat-liat.
Setelah selesai, Angin langsung menuju ke kelasnya yaitu kelas XII IPA 1. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 yang seharusnya sudah mulai pelajaran akan tetapi gurunya belum datang. Banyak murid yang memilih untuk membaca buku atau sedang coba-coba mengerjakan latihan soal di bukunya.
Angin sangat bosan melihat pemandangan tersebut setiap harinya, ia lebih memilih keluar kelas untuk melihat pemandangan sekolah dari lantai 3 dimana kelasnya berada.
Tetapi pemandangannya tiba-tiba tertuju pada seorang gadis yang tengah dijewer oleh seorang guru dan sedang memarahi gadis tersebut.

Di tempat lain,

"Duh duh duh. Ampun bu, ah elah"
"Ibu itu udah capek sama kelakuan kamu Anjani. Makin kesini makin bikin pusing," omel bu Sekar. Guru matematika yang terkenal killer seantero sekolahan.
"Apa harus undang orang tua kamu dulu biar kamu kapok. Udah tadi terlambat, sekarang tambah gak ngerjain tugas yang saya berikan." lanjut omel bu Sekar.

"Bu, tugas matematika udah aku kerjain bu."
"Iya udah ngerjain tapi nyontek. Sama aja Anjani." Geram guru tersebut seraya menjewer telinga Anjani.
"Aduh duh bu. Jangan main jewer-jewer telinga Anjani lah bu. Ini namanya KDLS tau bu" ucap Anjani sambil mengusap telinganya yang memerah.
"KDLS lagi. Emang apa kepanjangan dari singkatanmu yang konyol itu?"
"KDLS itu ya bu di kamus Bahasa Anjani ... itu artinya Kekerasan Dalam Lingkungan Sekolah."
"Ada-ada aja kamu, sekarang kamu ibu hukum hormat ke tiang bendera sampe nanti bel istirahat berbunyi."
"Astaga dragon."

Mau tak mau Anjani melakukannya agar nilai matematikanya tidak dibawah KKM. Setelah berdiri agak lama Anjani sadar seperti ada seseorang yang sedang melihat kearahnya dan ternyata benar itu Angin. Namun, Angin langsung mengalihkan pandangannya.
"Itu bukannya cowo yg nendang ember gw, oh jadi dia kakak kelas gw kok gw ngga pernah liat, bodo amatlah pokoknya gara gara dia hukuman gue jadi nambah kayak gini, awas aja." omel Anjani dalam hati.
Angin yg sadar diperhatikan Anjani lama-lama risih dia pun kembali ke kelas dan kebetulan gurunya sudah datang.

Waktu istirahat tiba, kini waktunya Anjani lepas dari hukuman dan pergi ke kantin. Dengan tergesa-gesa Anjani berlari ke kantin karena tak tahan dengan haus yang melanda. Dijemur di terik matahari walaupun pagi, itu sudah cukup panas baginya. Tanpa basa-basi, Anjani langsung mengambil 2 botol air mineral lalu diteguknya. Saat sedang asik membasahi tenggorokannya, tiba-tiba tidak sengaja ada yang menyenggolnya hingga membuat Anjani tersedak.

"Uhuk uhuk uhuk.. apa-apaan lu bangsat gatau apa lagi ada orang minum,"

Saat dilihat siapa yang menabraknya.

"Lu lagi lu lagi, biasanya bikin sial gw mulu dah."

Ternyata yang menyenggol Anjani adalah Angin. Dengan tatapan datar Angin menjawab "Sorry gw ga sengaja."
"Gampang banget lu ngomong sorry. Tanggung jawab lu gara-gara lu nyenggol gw, bikin minuman gw tumpah!,"
"Sumpah ya. Lu udah bikin gw sial hari ini. Pertama, lu udah bikin hukuman gw bertambah. Kedua, lu udah nabrak gw sampe-sampe minuman gw tumpah kena seragam gw. Semoga aja gak ada yang ketiga kalinya. Karena gw udah muak liat muka lu. Bikin sial mulu." Selesai sudah semua kekesalannya hari ini, ia lampiaskan pada Angin.

Semua mata tertuju pada pertengkaran antara Anjani dan Angin. Angin yang merasa risih dengan keadaan tersebut, segera memberikan uang kepada Anjani.
"Ambil sana yang lu butuh, nih gw bayar."
"Huh? Gw gak butuh duit lu."
Anjani langsung pergi meninggalkan Angin tanpa mengambil minumannya.
Anjani pergi ke kelas sambil mengomel ngga jelas gara-gara kejadian di kantin tadi.
"Apaan sih dateng-dateng muka lu kusut banget kaya kanebo kering."
Tanya teman sebangku Anjani, yaitu Askia.
"Tau ah gw bad mood."

---

Jangan lupa like dan coment ya 🤗
Love you all ❤️

18 Juni 2019, Selasa

AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang