IA Bagian 1 (Pagi)

37 6 0
                                    

Jalanan di depan Asrama Al-Mustanir terlihat ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Ditengah rintik hujan terlihat sesosok muslimah dengan tas ransel dipunggungnya, ia sedang berdiri di pinggir jalan depan Asrama Al-mustanir.

Sesekali ia menengok ke kanan dan ke kiri, sebentar kemudian ia merogoh saku jilbabnya dan mengeluarkan hp. Ia melihat layar hp sejenak, mengusap layar hpnya yang terkena percikan air hujan lalu memasukkannya kembali ke dalam saku. Raut wajahnya terlihat gelisah.

Ia pun kembali menengok ke kanan dan ke kiri. Setelah dilihatnya jalanan sudah lumayan legang ia pun menyeberang dengan berlari-lari kecil sambil meletakkan tangannya di atas kepala, seperti berlindung dari rintik hujan. Ooh rupanya ia takut menyeberang . . .

Masih dengan berlari-lari kecil di tengah hujan, ia terus melaju tanpa memerdulikan rintik hujan yang terus mengguyurnya, sesekali mengelap wajahnya dengan lengan jilbabnya. Tapi sepertinya tetap percuma karena lengan jilbabnya pun terlanjur basah.

Ia terus berlari-lari kecil hingga langkahnya terhenti sejenak ketika ia memasuki gedung fakultas Multimedia Universitas Al-Mustanir. Ia menghela nafas lumayan panjang. Sepertinya ia kelelahan karena terus berlari. Tapi setelah beberapa saat menghela nafas, ia kembali berlari-lari kecil sambil menaiki tangga fakultas. Hmm muslimah yang tangguh.

Ia naik ke laintai 4 lalu berbelok ke arah kanan melewati lorong yang lumayan panjang. Ia berhenti di depan sebuah ruangan yang bertuliskan Lab. Komputer 2 dengan nafas tersenggal-senggal. Sepertinya Ia kelelahan.

Ia hanya berdiri di depan ruang tersebut dan tak kunjung masuk. Kakinya sedikit menjinjit, matanya mengintip isi ruangan melalui sebuah kaca kecil di bagian atas pintu. Dilihatnya, seorang bapak-bapak paruh baya sedang berbicara di depan. Ya beliau adalah dosen mata kuliah DKV, mata kuliah pertama di hari itu yang harus Ia ikuti. Mata kuliah yang seharusnya di mulai jam 7 pagi, tapi ... oo'ow matanya melihat kea rah jam dinding di belakang sang dosen, dan waktu sudah menunjukkan pukul 08.10. Astaghfirullah, ternyata Ia telat 1 jam lebih. :O

Huftttt . . . .
Ia menghela nafas panjang. Mengambil ancang-ancang dan mempersiapkan diri serta menguatkan mental untuk menerima konsekuensi keterlambatannya pagi ini. Perlahan tangannya mengetuk pintu tok.. tok... tok... dengan sedikit gemetar tangannya meraih gagang pintu sambil memutarnya ke bawah hingga terdengan bunyi klik. lalu ia mendorongnya pelan.

Pintu sudah terbuka. Semua mata tertuju padanya sejenak, lalu kembali ke pandangan semula mereka masing-masing. Namun masih ada sepasang pandangan mata mengintimidasi yang sepertinya akan mengoyakkan mentalnya.

Ia menatap ke arah sang dosen sambil membungkukkan badan memberikan rasa hormat kepada sang dosen. Lalu ia berjalan ke arah sang dosen. Terjadi percakapan yang lumayan lama antara mereka berdua. Mungkin seperti ini percakapannya

Dosen : sudah jam berapa sekarang ?

Ia menengok ke kanan atas melihat jam dinding yang tergantung disana. Kemudian menunduk dan bergumam

Ia : jam Delapan lewat pak

Dosen : artinya ?

Ia : afwan pak saya terlambat :(

Dosen : kenapa terlambat ?

Ia : karena hujan pak (

Dosen : memang apa salahnya hujan ?

Ia : menunggu hujan reda pak :(

Dosen : tapi baju kamu tetap basah kan sekarang? Sama saja jadinya. Nggak ada yang namanya alasan telat karena hujan, Buktinya saya bisa datang tepat waktu.

Sang dosen memalingkan pandangannya arah ke para mahasiswa yang sudah duduk di kursi masing-masing. Lalu kembali menatap tajam ke arahnya yang sedang tertunduk.


Dosen : tuh buktinya temen-temen kamu juga bisa datang tepat waktu.

Ia melirik ke arah teman-temannya duduk. Hmmm seperti hari-hari biasanya, yang sudah datang hanya beberapa saja. Namun ia tidak bisa menjadikan hal tersebut sebagai dalih pembenaran kalau ia boleh datang terlambat. Karena ia tau pertanggungjawabannya akan dipikul masing-masing. Dan ia sadar betul akan hal itu.


Dosen : kamu tau kan kalau ciri orang munafik adalah jika berjanji ia ingkar. Perjanjian di mata kuliah saya adalah jam 7 tepat semua sudah di dalam kelas. Sedangkan kamu, datang jam 7 lewat? satu jam lebih pula lewatnya.

Ia : maaf pak (x_x)

Dosen : (menghela nafas) yasudah sana duduk. Absen kamu bapak hadirkan di jam pelajaran ketiga saja.

Ia : terima kasih pak ( menunduk, berjalan ke arah kursinya)

Ia berjalan ke arah kursninya. Menahan rasa malu akibat perbuatannya pagi ini. Ia marah pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa menjadi ummat terbaik jika hal kecil saja sudah dilanggarnya.

Selama perkuliahan berlangsung ia tidak bisa fokus terhadap materi yang disampaikan dosen. Pikirannya masih berada pada kejadian tadi. Amarahnya pada dirinya sendiri belum mereda. Hatinya bergejolak, berusaha keras untuk memaafkan kesalahannya sambil membulatkan tekad agar kejadian tadi pagi tidak terulang lagi. Bukan hanya karena takut dimarahi dosen bukan. Tapi juga karena ia tak kuasa membayangkan perihnya gejolak api neraka yang nanti akan membersihkan dosanya.

Dosen : yak, untuk tugas UAS kita nanti silahkan kalian buat desain untuk memasarkan produk yang telah kalian buat minggu lalu. Nanti dikumpul seminggu sebelum UAS. Jadi mulai hari ini, kalian hanya punya waktu 2 minggu. Gunakan waktu ini dengan baik. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Tak terasa ternyata jam makul DKV sudah selesai. Ia mencatat tugas dari dosennya tadi. Setelah selesai, ia memandangi buku catatannya sambil membolak-balikkan halamannya. Isinya penuh dengan catatan tugas beserta waktu pengumpulannya. Sepertinya ia harus bekerja keras untuk semua itu.

Ia menutup buku catatannya. Teman-temannya berhamburan keluar kelas. Memang saat jam istirahat pertama adalah saat-saat perut sudah mulai minta diisi, apalagi bagi yang belum sempat sarapan sebelum berangkat kekampus. Tapi ternyata ia tidak beranjak dari kursi tempatnya duduk. Saat di ajak temannya kekantin ia menolaknya. saat ditawari minta titip apa, ia hanya menggeleng. Ooh sepertinya ia sedang puasa.

~•~

Waktu menunjukkan pukul 12.00, saatnya pulang.

Ia keluar dari kelas berjalan menuruni tangga fakultas multimedia. Dari depan fakultas, ia belok kea rah kanan. Ditengah jalan, tiba-tiba hpnya bergetar. Ia merogoh saku jilbabnya. Ia melihat lyar hpnya. Matanya sedikit menyerngit, tangan kirinya ia letakkan di hp bagian atas. Ahirnya matanya kembali normal. Dibacanya chat yang barusan masuk, tertulis nama Mbak Dea di papan chattingan tersebut


# Mbak dea : Assalamualaikum dek. Dek, Mbak minta tlg ya siang ini adek isi si rena dan tmn"ny. Krn ada hal urgent yang hrs mbak krjkn di asrama. Mbak janjian sm mereka jam 1 di masjid Daarul Mustanir. Tadi mbak sdh bilang sm mereka kalo mbak berhalangan hadir dan di gantiin sama adek. Jazakillah khair ya dek, Ma'annajah :) #

Ooh dari Mbak Dea rupanya. Teman asramanya di kamar Fatimah yang terletak di samping kamarnya. Hari ini ia dimintai tolong oleh mbak Dea menggantikan beliau untuk "Ngisi" Rena CS.

#
Ia : Walaikumussalam mbak. Okee mbak, wajazakillah khair. Yassarallah ya :) tp jgn lupa janjinya mbak yg kmren y hehe

Mbak Dea : Oke siip deh. Ntar malem ya dek :)

Ia : oke mbak :)
#

IA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang