Ini...
Aku membuka pintu perpustakaan secara perlahan, supaya siapapun yang tengah berkonsentrasi di dalam tidak terganggu dengan suara decitan pintu kayu tua ini.
Beberapa waktu belakangan memang tempat ini yang sering aku kunjungi. Karena yah kalian pasti tau alasannya.
Belajar dengan giat menjadi tuntutan ku untuk saat ini, memang tidak ada yang memaksaku untuk melakukannya. Tapi aku sadar, ini bukan waktunya untuk bermain-main.
Fase kedewasaan telah menungguku, terngiang jelas jika aku harus menuntaskan semua komitmen yang telah aku teguhkan. Jangan mengecewakan ibu salah satunya. Aku akan berusaha.
Setelah berhasil memasuki perpustakaan tanpa menimbulkan suara, aku menghampiri salah satu rak. Jariku dengan anggun menelusuri jejeran buku yang tersusun rapi,
“kimia,, kimia..” Aku menggumamkan judul nya, supaya aku tidak terpikat pada pesona buku lain.
“Kimia,, ishh manasih bukunya?.” Lebih serius lagi aku membaca judul yang terlihat dari jejeran demi jejeran buku yang tersentuh oleh telunjuk ku.
Sampai-sampai...
Duk!
Aku menabrak punggung seseorang!
“Aduh,,” aku menunduk dan mengusap kening ku, semoga saja tidak terjadi apa-apa di sana.
Orang yang aku tabrak tadi membalikan badannya, terlihat dari sepasang sepatu depan yang berhadapan dengan sepatuku. Bahkan ujung nya saling bertabrakan, langsung saja ku dongkakan kepala untuk segera meminta maaf, takut-takut orang itu marah dan membuat gaduh di perpustakaan ini,
“Maa...” tenggorokanku tercekat.
Aku menahan napas,Oh!
Dia terlalu dekat!
Bahkan aku bisa merasakan napas nya berhembus mengenai wajahku,
Aku terpaku beberapa saat.Tunggu! Aku merasakan sesuatu.
“Kau tak apa?.” Tangannya masih bergerak di atas alisku mengusap nya lembut.
wajahku memanas.
Kyaa! Apa yang dia lakukan?,
Aku mundur perlahan,
“Maaf.” Dan pergi berlari meninggalkannya.
***
Kenapa bisa sekebetulan itu? Beberapa hari ini aku memang masih belum bisa menerima kenyataan, dan aku selalu menghindarinya. Tapi kenapa sekarang begini, bahkan itu terlalu dekat. Dia memang teman kelasku ternyata, tapi ingatan-ingatan di kepalaku tidak pernah membenarkannya.
Yang aku ketahui selama seminggu ini, dia tidak tersentuh. Maksudku, dia orang yang terlalu datar tanpa ekspresi dan tidak banyak bicara.
Apakah senyumnya manis? Please jangan tanyakan padaku. Kan kata orang, kalau melihat ada yang memiliki muka triplek itu pasti senyum nya manis? Hello, sudah aku tekankan dia orang yang tidak memiliki ekspresi.
Dan itu yang membuatku terkejut, ekspresi nya, ekspresi khawatir yang dia tunjukan benar-benar membuat semua hipotesa ku goyah.
“Woy!”
Aku terhenyak dari lamunanku, “Ada apa?”
Yae duduk begitu saja di atas meja.
“Sedang melamunkan apa na? Jangan terlalu banyak berfikir ah, nanti kau cepat terlihat tua.”
“Ngga ada ilmu yang menjelaskan teori mu itu yae.”
“Ada”
“Siapa memang?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Mixture Hairs
Tajemnica / Thriller-Takdir seperti apa yang akan kita peroleh memang masih menjadi rahasia. Perjuangan, Kesakitan, Dan kebahagian, Akan menjadi pergumulan dalam akselerasi cerita sebuah kehidupan. - Gadis itu mengernyit heran, "apa ini?." Pikirnya Secarik kertas kusam...