3.5 turning red in the evening glow

3.5K 270 88
                                    

Kejar tayang :v

.

.

.

Dalam kehidupan kelamnya, tidak ada kata keluarga atau kasih sayang. Hanya harta dan kekuasaan. Apabila kedua hal itu sudah di tangan, maka bebas dari siklus perbudakan ini akan sangat mudah.

Dazai salah satu anak yang kurang beruntung, ditelantarkan keluarganya sendiri yang lenyap tak tersisa. Ia menghabiskan hidupnya dalam teralis, menunggu tuan-tuan terkemuka tertarik untuk mengadopsinya.

Setiap seorang pria melewati huniannya, Dazai selalu memberikan tatapan tajam. Bukan berusaha untuk menakuti mereka, ia ingin bebas dari sana. Tatapan itu menandakan kesungguhan. Siapapun yang mengadopsinya, ia akan selalu setia.

Kesetiaan itu diterima oleh seorang pria dari sektor 4. Ketua mafia yang mencari bawahan ideal. Untuk pertama kalinya Dazai merasa dibutuhkan. Ia mengerjakan apapun yang diperintahkan. Bahkan membersihkan darah selepas eksekusi massal.

"Apa kau ingin belajar menggunakan pistol?" itu sebuah pertanyaan yang diajukan kepada anak berumur 5 tahun.

Maniknya berbinar dengan tawaran itu dan segera menyetujuinya. Otaknya yang cepat belajar, membuat Dazai kecil berhasil menguasai benda itu hanya dalam delapan bulan. Itu termasuk menyesuaikan beban gaya tembak terhadap tubuh kecilnya.

Pria yang mengadopsinya itu telah mengajarinya kehidupan. Dazai mungkin pernah mencicipi kekejaman dari balik jeruji, namun pemandangan yang diterimanya setelah adopsi terasa lebih nyata dan dekat.

Di dunia ini, kematian akan selalu membayangi. Semakin kau merasa dirimu penting, maka semakin tinggi kematian akan membayangi. Semua manusia hidup untuk menghindari kematian. Semakin lihai untuk menghindar, semakin banyak kekejaman yang melewati penglihatan. Semakin seseorang mengabaikan kekejaman itu, maka ia bisa menjadi orang yang paling kuat.

"Dazai," panggil pria itu.

Anak kecil yang berdiri di tengah lapangan itu menepi, dengan cepat menghampirinya. Pria itu menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya, menyuruh Dazai duduk di sana.

Laki-laki itu bisa mengingat rambut sinoper tipis dan sepasang azure yang menyambutnya hangat. Ini sebuah perasaan yang membuatnya nyaman. Setidaknya ada satu orang di dunia ini yang memperhatikannya. Ia tidak benar-benar sendiri.

"Menurutmu, apa yang paling penting dalam hidup ini?"

Dazai terdiam lama. Ia takut memberikan jawaban yang mengecewakan tuannya.

"... kekuasaan?" sahutnya ragu.

Pria di sebelahnya terkekeh, kemudian mengelus-elus surai brunette yang tumbuh menutupi dahi anak itu.

"Mengapa kau berpikir begitu?"

Dazai menelan ludahnya sebelum menjawab lagi, "Kalau berada di atas, maka semuanya akan memperhatikan. Semuanya akan menghormati dan melindungimu."

"Itu tidak seperti kedengarannya."

"Eh?"

Pria itu tersenyum hangat, "Itu bukan kekuasaan."

"Itu kasih sayang."

Dazai terbelalak bingung. Istilah itu terdengar sangat asing di telinganya. Ia merasa tidak pernah melakukan atau menerima hal itu semasa hidupnya.

"Aku juga membutuhkannya," sendu pria itu sambil mendongak ke langit.

"Istri dan anakku meninggalkanku karena pekerjaan kotor ini."

[√] the 5th season | soukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang